Perumpamaan Sepuluh Gadis
Shalom, Salam Sejahtera bagi kita semua. Berjumpa kembali
bersama saya Anton, pada malam ini kita akan mendengar renungan Firman Tuhan
mengenai perumpamaan tentang Sepuluh Gadis dan teksnya diambil dari kitab Matius
25:1-13. Mari kita baca bersama...
Matius 25:1-13 (TB) "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga
seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai
laki-laki.
Lima di antaranya bodoh dan lima
bijaksana.
Gadis-gadis yang bodoh itu membawa
pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu
membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.
Tetapi karena mempelai itu lama tidak
datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.
Waktu tengah malam terdengarlah suara
orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
Gadis-gadis itu pun bangun semuanya
lalu membereskan pelita mereka.
Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada
gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab
pelita kami hampir padam.
Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana
itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi
kepada penjual minyak dan beli di situ.
Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi
untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk
bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.
Kemudian datang juga gadis-gadis yang
lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!
Tetapi ia menjawab: Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.
Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu
tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."
http://www.bibleforandroid.com/v/c9471c8f6ac4
Renungan:
Yesus menceritakan sebuah kisah tentang 10 gadis pengiring mempelai/pengantin
yg menurut kebiasaan pernikahan setempat pada waktu itu, menyiapkan diri
menyambut kedatangan mempelai laki2. Perumpamaan ini merupakan cerita yg
menarik, yg dimaksudkan untuk memberikan pengajaran tentang kesiapan.
Kalimat pendahuluan, "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga
seumpama sepuluh gadis, yg mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai
laki2," perlu diperhatikan. Pertemuan sebenarnya antara pengantin laki2
dan gadis2 pengiring terjadi kemudian pada waktu cerita ini berkembang (Mat
25:10). Lima dari 10 gadis2 itu bodoh, dan lima lagi bijaksana. Gadis2 yg bodoh
telah membawa pelita mereka, tetapi tidak membawa persediaan minyak. Pelita
jenis apakah ini yg perlu sering diisi minyak lagi supaya tetap menyala? Pelita
kecil berisi minyak yg digunakan di rumah tidak cocok untuk prosesi di luar
rumah karena angin akan memadamkannya. Pelita-pelita untuk prosesi pernikahan
adalah semacam obor. Obor terdiri dari sebuah galah yg panjang dg sumbu yg
dibasahi minyak dibagian atasnya. Obor akan menyala dg terang ketika
dinyalakan, menerangi prosesi pesta menuju rumah pengantin laki2. Tetapi karena
apinya menyala dg terang, isi minyak cepat habis. Dalam waktu 15 menit,
tambahan minyak zaitun harus dituangkan pada sumbu untuk menjaga supaya obor
tetap menyala.
Lima gadis bodoh telah tiba di rumah pengantin wanita tanpa
persiapan apa2, mereka lalai membawa minyak tambahan. Mereka tidak menyadari
kelalaian mereka sangat fatal.
Di sisi lain, Mempelai laki2 tertunda kedatangannya. Penundaan
mungkin disebabkan oleh tawar menawar tentang mas kawin yg belum selesai.
Tradisi kuno ini seringkali disebut di Alkitab. Pembahasan tentang mas kawin
dapat menghabiskan waktu dan menimbulkan tawar menawar yg berlarut-larut.
Ketika terjadi kesepakatan, barulah prosesi pernikahan dapat
diteruskan/dimulai.
Sementara itu gadis2 pengiring pengantin menunggu, mereka mengantuk,
dan tertidur. Baik gadis2 yg bodoh maupun yg bijaksana tertidur, hingga waktu
berlalu dg cepat. Tetapi tiba2 pada tengah malam terdengar seruan,
"Mempelai datang! Songsonglah dia!" pengantin laki2 dan
pelayan-pelayannya dg sukacita hampir sampai di rumah pengantin wanita. Para
pengiring yg berada di dalam segera terbangun, bangkit, membenahi penampilan
mereka, dan membereskan pelita2 mereka. Kesepuluh gadis memiliki obor yg
menyala dg terang, tetapi lima diantara mereka menyadari bahwa tanpa persediaan
minyak, obor mereka akan segera padam bahkan sebelum prosesi dimulai. Mereka
mencoba memberitahukan masalah mereka kepada gadis2 yg lain. Mereka berkata'
"Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam."
Namun gadis2 bijaksana dg sopan menolak membagi minyak, karena tidak akan cukup
untuk 10 pelita. Mereka dinasihati untuk pergi ke penjual minyak untuk membeli
minyak tambahan. Kelima gadis yg menghabiskan waktu mereka untuk menunggu dan
tidur, sekarang harus cepat2 pergi ke penjual minyak dan membeli minyak
tambahan. Sementara mereka pergi' pengantin laki2 datang dan prosesi dimulai.
Semua pergi ke rumah pengantin laki-laki dan ikut di dalam pesta. Mereka
menutup pintu masuk ke ruang pesta di rumah mempelai, dan setiap orang yg bukan
merupakan bagian dari prosesi tidak diizinkan masuk. Ini merupakan prosedur yg
biasa di antara orang kaya dalam kebudayaan waktu itu.
Perumpamaan ini berakhir dg adegan lima gadis yg menjumpai pintu
telah tertutup, merea berteriak, "Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!"
Teriakan mereka yg terus menerus itu akhirnya mendorong pengantin laki-laki
untuk pergi ke pintu dan memberitahu gadis-gadis itu bahwa dia tidak ingin
berurusan dg mereka. Mereka sudah terlambat dan tidak dapat mengikuti perjamuan
kawin.
Pelajarannya:
Kesimpulan yg diberikan oleh Yesus untuk perumpamaan ini sederhana
dan tepat: "Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari
maupun akan saatnya." Dengan jelas Dia menunjuk kepada Diri-Nya sendiri dan
di dalam perumpamaan ini Dia mengajarkan tentang kedatangan-Nya kembali.
Pesan utama dari perumpamaan ini ditujukan kepada pengikut-pengikut
Yesus. Gadis-gadis yg bijaksana ialah mereka yg terus menerus mencoba melakukan
kehendak Allah. Tetapi gadis-gadis yg bodoh adalah mereka yg tidak
memperhatikan kepada kedatangan Tuhan yg tiba-tiba.
Kesimpulan:
Saudara pendengar yang dikasihi Tuhan, kita telah sampai kepada
kesimpulan dari pelajaran pada malam ini.Tuhan telah memberi kesempatan kepada
kita untuk memilih dg bebas. Pilihan itulah yg akan menentukan kelak di mana
kita berada dalam kekekalan. Karena itu sementara pintu anugrah Tuhan masih
terbuka, baiklah kita masuk ke dalamnya. Kelak pintu itu akan tertutup, dan
pada waktu itu, meskipun kita meratap dan meraung, meminta agar pintu dibukakan,
tidak ada seorang pun yg akan membka pintu itu bagi kita, malahan Tuhan
berkata: "Sesungguhnya aku tiak mengenal kamu" Sebab itu, hendaklah dari sekarang kita
bersiap-siap, berjaga-jaga dan senantiasa sadar. Pergunakanlah kesempatan yg
Tuhan telah berikan bagi kita. Semoga firman Tuhan pada malam ini memberi manfaat
dan dorongan bagi kita semua.
Mari kita berdoa, Tuhan, Allah bapa kami di dalam sorga, terima
kasih atas firman Tuhan yg sudah kami dengarkan bersama. Kami sudah belajar
dari perumpamaan mengenai sepuluh gadis yg menekankan pentingnya kesiapan dan
tetap berjaga-jaga agar kapan pun kami siap menyambut akan kedatangan Tuhan. Biarlah
firmanMu itu senantiasa menjadi pedoman dalam kehidupan kami setiap harinya. Di
dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa dan mengucapkan syukur kepada-Mu. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar