Gereja Jemaat Kristus di Indonesia

Analityc

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 16 Juli 2016

Mengenai Kasih


Judul : Hal Mengasihi
Teks :1 Korintus 13:1-13
Kita berdoa: Bapa di surga kami bersyukur pada kesempatan kali ini kami akan mendengarkan FirmanMu, Tuhan bantu kami untuk dapat mengerti firmanMu, sehingga boleh kami lakukan dalam kehidupan kami setiap harinya. Di dalam nama Yesus Kristus, kami telah berdoa. Amin.

Kasih adalah dasar dari segala perbuatan baik, baik terhadap Tuhan maupun terhadap sesama manusia. Salah satu ciri orang Kristen ialah mempraktikkan kasih.
Di dalam Perjanjian Baru Tuhan kita Yesus Kristus memerintahkan orang Kristen untuk saling mengasihi. Dengan kata lain kasih adalah merupakan bagian dari kehidupan orang Kristen. Untuk itulah setiap orang Kristen harus terlebih dahulu mengetahui apakah kasih itu dan harus faham dengan ciri-ciri kasih, dengan demikian kita tidak salah dalam mempraktikkan kasih yang diperintahkan oleh Tuhan.
                Di dalam 1 Korintus 13:4-8 Rasul Paulus menyatakan kepada kita dengan bahasa yang sangat sederhana dan sangat mudah untuk dimengerti tentang ciri-ciri kasih. Marilah kita simak satu persatu ciri-ciri kasih tersebut. Kasih itu sabar. Banyak orang menjelaskan panjang lebar tentang hal ini tetapi kita dapat melihat betapa sederhananya pengertian kata-kata tersebut.
                Saya kita kita tidak mengalami kesulitan untuk mengartikan kasih itu sabar, kasih itu murah hati, kasih itu tidak cemburu, kasih itu tidak memegahkann diri dan tidak sombong, kasih itu tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Kasih itu tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kasih itu tidak bersukacita karena ketidakadilan tetapi karena kebenaran. Kasih itu menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih itu tidak berkesudahan. Inilah semua ciri kasih yang dinyatakan Paulus agar orang Kristen mengerti dan  dapat mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
                Setelah kita memahami pengertian dan ciri-ciri kasih, maka yang  kita akan mempraktikkan kasih tersebut. Di dalam Matius 22:34-39, ketika orang farisi mendengar bahwa Yesus telah membuat orang Saduki bungkam, berkumpulah mereka dan bertanya kepada Yesus: “Hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?” dan Yesus menjawab mereka dengan mengatakan: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap akal budimu, itu hukum yang terutama dan yang pertama dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu ialah: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Di dalam Yohanes 14:15 Yesus berkata, “Jika kamu mengasihi Aku turutilah segala hukum-hukumKu.” Yesus Kristus adalah Tuhan. Bagaimanakah kita mengasihi atau mendemonstrasikan kasih kita kepada Tuhan? Dengan menuruti hukum-hukumNya. Dimanakah terdapa hukum-hukum Tuhan untuk kita? Di Perjanjian Baru. Di Alkitab kita mengetahui bahwa ada 3 periode/zaman yaitu: zaman bapa-bapa, zaman Musa, dan zaman Kekristenan.
                Jadi, menurut Paulus kita harus memahami perintah-perintah yang mana dalam Alkitab yang ditujukan kepada orang yang hidup di zaman nabi-nabi dan perintah mana yang ditujukan kepada orang-orang yang hidup di zaman kekristenan. Orang Kristen diperintahkan untuk mengasihi Tuhan dan juga sesama. Tuhan Yesus memberikan standar bagi kita dalam mengasihi sesama yakni, “sebagaimana kita mengasihi diri kita sendiri.” Standar ini juga sangat sederhana tetapi perlu kesadaran dan membutuhkan kejujuran apakah saya mengasihi sesama sama seperti saya mengasihi diri sendiri? Inilah yang perlu kita renungkan, ataukah saya membuat perbedaan antara mengasih diri sendiri dan mengasihi sesama? Kalau kita belum bisa mengasihi sesama sebagaimana kita mengasihi diri sendiri berarti kita masih mementingkan diri sendiri.
                Mengasihi sesama manusia harus memiliki tujuan yang benar, jangan kita mengasihi sesama dan mengharapkan imbalan dari orang tersebut, bukan itu tujuan mengasihi sesama. Kalau kita mengasihi sesama dan mengharapkan imabalan, itu merupakan kasih yang bukan kehendak Tuhan. Jadi, di dalam 1 Korintus 8:1 tujuan mengasihi sesama adalah untuk saling membangun, sedangkan di dalam 1 Tesalonika 3:12 tujuan mengasihi adalah untuk menuntun orang kepada hidup yang berkelimpahan. Di dalam Galatia 5:13 tujuan mengasihi sesama adalah untuk saling melayani satu sama lain. Berdasarkan ketiga ayat-ayat tadi, maka kita mengetahui tujuan mengasihi sesama adalah untuk memuliakan Tuhan bukan untuk mencari pujian atau sanjungan dari orang lain, biarlah kita melakukan pekerjaan mengasihi tetapi membawa kemuliaan akan nama Tuhan.
Sebagai kesimpulan dari pelajaran kita adalah betapa pentingnya mempraktikkan kasih tanpa kasih kita tidak akan pernah bertumbuh, tanpa kasih iman kita akan sia-sia, tanpa kasih jemaat Tuhan tidak akan tumbuh, tanpa kasih kita tidak akan pernah menjadi contoh yang baik bagi orang lain, tanpa kasih pengorbanan Kristus akan menjadi sia-sia dalam kehidupa kita. Kasih akan menggerakkan kita untuk mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama.

Mari kita berdoa, Tuhan Allah Bapa Kami di Surga Terima kasih Tuhan atas firman yang sudah kami dengarkan bersama, Mohon kiranya firman Tuhan boleh menjadi pedoman bagi hidup kami agar kami selalu dapat melakukan kehendakMu dalam kehidupan kami setiap harinya. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.


Rabu, 13 Juli 2016

Penyembahan yang benar

Penyembahan Yang Benar


Manusia adalah ciptaan Allah yang memiliki sifat untuk menyembah. Ia lain dari makhluk ciptaan Allah lainnya. Manusia memiliki perasaan yang sama dengan penciptaNya yaitu mengasihi dan dikasihi. Oleh sebab itu berbakti adalah sebagian dari arti kehidupan manusia. Adalah tidak mungkin bagi manusia untuk hidup dan tidak menyembah. Seperti halnya manusia perlu makan dan minum setiap hari, demikian juga di dalam hal penyembahan.
Manusia bisa menyembah objek yang benar atau juga objek yang salah, meski pun demikian manusia tetap akan menyembah. Berbakti yang benar tergantung kepada pilihan manusia itu sendiri berdasarkan pengetahuan yang ia miliki sesuai dengan kehendak Tuhan.
Ada beberapa macam sikap penyembahan yang disebutkan dalam Alkitab dan kita harus melakukan dengan cara yang benar.
Macam-macam sikap berbakti dalam Alkitab antara lain:
Berbakti dalam kebodohan, Kisah 17:22-23. Apakah yang dimaksud dengan berbakti yang seperti ini? Mereka berbakti kepada Allah yang mereka tidak kenal. Meskipun ibadah ini dilakukan dengan sungguh-sungguh akan tetapi tidak ada objek yang dituju, maka itu akan menjadi sia-sia saja, tidak ada yang mendengarkan dan menjawab ibadah itu. Meskipun demikian ada sebagian orang yang melakukan ibadah yang seperti ini.
Berbakti yang menuruti keinginan sendiri, Kolose 2:23; Roma 16:17.
Apakah maksudnya? Allah telah mengatur bagaimana cara untuk beribadah kepadaNya tetapi manusia tidak tunduk kepada peraturan-peraturan Allah. Manusia berusaha untuk mengganti peraturan itu dengan caranya sendiri supaya kelihatan lebih khidmat, lebih menarik, lebih ramai, dan lain-lain. Meskipun ini dilakukan dengan sungguh-sungguh, bagi Allah penyembahan yang demikian tetap tidak berkenan kepadaNya.
Kebaktian yang menyukakan manusia, Matius 15:9
Tuhan Yesus menegur orang-orang Israel dalam hal peribadatan dimana mereka lebih mementingkan penampilan lahiriah, apa yang dilihat oleh manusia, untuk menyenangkan manusia, tidak sepenuhnya melakukan perintah Tuhan, asalkan tidak ditolak oleh manusia. Kebaktian ini sama seperti dilakukan oleh orang-orang Farisi yaitu peribadatan yang dilandasi kemunafikan.
Menuruti tradisi, Yohanes 4:20.
Peribadatan ini tidak dilandasi atas iman kepada perintah-perintah Tuhan dalam peribadatan tetapi lebih kepada mengikuti agama orang-orang tua kita yaitu kalau orang tua kita menyembah Tuhan, maka anak harus menyembah Tuhan, kalau orang tua menyembah berhala, maka anak pun akan menyembah berhala. Dalam contoh ayat di atas tentang perempuan Samaria, yang menyembah di atas gunung oleh karena nenek moyangnya menyembah di atas gunung. Penyembahan ini tidak berkenan kepada Allah sebab menyembah Allah harus dari keyakinan dan iman masing-masing individu yang sesuai dengan perintah Tuhan.
Dalam Roh dan Kebenaran, Yohanes 4:23-24.
Inilah peribadatan yang dikehendaki Allah yaitu orangn yang menyembah harus dalam Roh, maksudnya bersungguh-sungguh, tidak ada kepura-puraan atau kemunafikan, dalam kebenaran, Yohanes 17:17. Kebenaran adalah Firman Allah, maka peribadatan yang berkenan kepada Allah yaitu bersungguh-sungguh dengan hati yang tulus ingin berbakti serta disertai kebenaran FirmanNya bagaimana berbakti yang benar, maka peribadatan itu akan diterima oleh Allah.
Bagaimanakah keadaan yang benar dan penyembahan yang diterima menurut Yohanes 4:23-24 itu? Ada 3 hal yang sangat perlu untuk dipertimbangkan:
Pertama:
Di dalam berbakti yang benar, objek yang harus kita tuju adalah Allah, sebab hanya Allah saja yang patut disembah. Ia mendengar segala permohonan kita dan Allah juga bersedia untu menjawab segala permohonan kita.
Kedua:
Di dalam motif yang benar yaitu di dalam Roh. Dalam berbakti bukan saja kita membawa tubuh kita untuk hadir dalam berbakti tetapi yang lebih utama ialah bagaimana roh kita (kesungguhan hati) di dalam kebaktian. Banyak orang yang hadir dalam berbakti, duduk bernyanyi, mendengarkan firman Tuhan tetapi hati dan pikirannya tidak tertuju pada saat berbakti melainkan pikirannya berada di tempat lain. Inilah yang disebut berbakti tidak di dalam Roh dan banyak orang Kristen yang melakukan kebaktian seperti ini.
Ketiga:
Di dalam cara yang benar yaitu di dalam kebenaran. Apakah kebenaran? Firman Allah adalah kebenaran (Yoh 17:17). Maka jika kita ingin berbakti dengan cara yang benar sesuai dengan keinginan Allah, tentu saja tidak ada cara lain, selain menurut petunjuk Firman Allah karena di dalamnya memberi petunjuk cara-cara berbakti sesuai dengan keinginan Allah.


Selasa, 12 Juli 2016

Saling mengasihi antara satu dengan yang lain

Saling mengasihi antara satu dengan yang lain
1 Yohanes 3:11-18

Pendahuluan
Kasih adalah salah satu topik yang sangat menarik untuk dibahas. Kasih adalah penyebab dimana Yesus Kristus rela mati untuk menebus dosa-dosa kita. Tanpa kasih, kehidupan iniakan penuh dengan permusuhan, pertikaian, dendam dan sebagainya. Secara khusus dalam beberapa ayat ini, Rasul Yohanes  ingin agar pembaca untuk saling mengasihi. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kasih artinya perasaan sayang (cinta, suka kpd). Lalu mengasihi artinya menaruh kasih kpd mencintai; menyayangi[1]. Kemudian di dalam bahasa Yunani, kata kasih ada 4 jenis[2]:
            Eros - Kata ini tidak benar-benar ditemukan dalam Perjanjian Baru, tetapi merupakan acuan dari banyak penggambaran tentang kasih. Eros berarti gairah secara seksual (birahi), baik kenikmatan maupun pemuasannya. Storge - Storge adalah ikatan alami antara ibu dan anak, ayah, anak-anak, dan kerabat. William Barclay menyebutkan, "kita tidak bisa tidak mengasihi anak-anak dan kerabat kita; darah lebih kental daripada air" (N.T. Words, 1974). Phileo - Kasih phileo adalah kasih yang terpancar dalam perhatian. Memang indah untuk bersama-sama dengan seseorang, sesuatu kehangatan yang datang dan pergi yang lahir dari kebersamaan. Agape - Kasih agape adalah kasihnya Allah. Kasih agape bekerja untuk memberikan kebaikan bagi orang lain tanpa memperdulikan apa yang dirasakannya sendiri.
Keempat jenis kasih sangat penting untuk dimiliki oleh setiap orang. Diantara keempat jenis kasih tersebut yang paling besar ialah kasih agape, yakni kasih yang penuh pengorbanan sebagaimana Allah merelakan putra-Nya untuk mati di kayu salib. Kali ini kita akan memahami ulasan dari ayat per ayat guna membantu kita untuk mendalami arti kasih yang sesungguhnya.

Eksegesis dan Eksposisi

Ayat 11
Sebab inilah berita yang telah kamu dengar   dari mulanya,  yaitu bahwa kita harus saling mengasihi;
Di dalam ayat ini Rasul Yohanes mengingatkan kembali akan berita yang telah pembaca dengar. Berita, kabar yakni berkenaan dengan suatu doktrin dan juga mengenai moral. Yohanes, seorang yang tua sekarang, melihat kilas balik kepada hari-hari mudanya dan mengingat apa yang Yesus katakana malam sebelum Dia mati.[3] Sejak bangsa Israel keluar dari tanah Mesir dan sampai di Gunung Sinai, Allah member hokum mengenai kasih kepada-Nya yang tertulis dalam kedua loh batu yang empat diantaranya hokum kasih kepada Allah dan enam diantaranya adalah hokum kasih kepada manusia. Dengan saling mengasihi, tidak aka nada yang namanya pertikaian, perselisihan, perbantahan, iri hati, pembunuahan dan lain sebagianya. Yesus telah member standar, kita harus mengasihi satu sama lain sebagaimana Yesus mengasihi kita.[4]
Ayat 12
 bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat   dan yang membunuh adiknya.  Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.
Rasul Yohanes member contoh mengenai ketiadaan saling mengasihi akan mengakibatkan permusuhan yang berakhir dengan pembunuhan. Kita pernah mendengar kisah mengenai Kain dan Habel anak-anak Adam dan Hawa. Nama Kain sangat dikenal oleh orang Israel, karena Kain telah membunuh Habel. Proses terjadinya peristiwa berdarah yang terjadi adalah bermula dari kasih yang hilah kemudian timbul iri hati dan berakhir dengan peristiwa gelap mata. Allah menerima korban Habel dan menolak korban Kain. Kain menjadi iri hati karena Allah menerima persembahan Habel dan menolak miliknya.[5]
Kain dan Habel adalah bersaudara namun berbeda dalam perilaku mereka. Kain tidak mengasihi Allah dan saudaranya, sedangkan Habel mengasihi Allah dengan member persembahan yang terbaik dan Habel tidak iri hati dengan saudaranya yang walaupun Kain tidak memberik yang terbaik kepada Allah. Perbedaan keduanya adalah dalam hal mengasihi.

Ayat 13
Janganlah kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu.
Dalam pelayanan-Nya, Yesus mengingatkan kembali bahwa sebelum duni membenci anak-anak Tuhan, dunia sudah lebih dahulu membenci-Nya (Yohanes 7:7; 15:18.) Dunia diidentikkan dengan hal-hal jahat. Dunia penuh dengan kejahatan sejak dosa masuk ke dalam dunia (1 Yohanes 2:16-17).

Ayat 14
Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.
Ayat ini berbicara tentang kehidupan baru setelah mati bagi dosa (2 Korintus 5:17). Sebagai bagian dari pola hidup baru, kita akan menunjukkan kasih yang sebenarnya terhadap sesame. Bagi seseorang yang tidak menunjukkan  kasih terhadap sesaama ialah orang yang masih hidup di dalam dosa dan menolah perintah Allah untuk saling mengasihi. Sebagai bagian dari kebiasaan pola hidup baru, kita akan menunjukkan  kasih yang benar kepada saudara-saudara kita.[6]

Ayat 15
Setiap orang yang membenci saudaranya,  adalah seorang pembunuh  manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.
Kain adalah pembunuh pertama yang disebut di dalam Alkitab. Tetapi dalam ayat ini disebut bahwa seseorang yang membenci saudaranya adalah pembunuh. Bagaimana bisa Yohanes mengatakan demikian. Kita dapat melihat Matius 5:21-22, Hal ini karena apa yang telah ajarkan oleh Yesus. Marah tanpa sebab berarti menghakimi perbedaan marah dan membunuh ialah membunuh mengambil tindakan yang lebih jauh. Kasih yang benar menolak untuk membenci dan memilih untuk mengampuni (Efesus 4:26-17) Orang Kristen seharusnya tidak member ruangan bagi kemarahan, kebencian dalam hatinya (Efesus 4:31-32). Kita harus mengampuni sebagaimana Kristus telah mengampuni kita.

Ayat 16
Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.
Kasih yang sebenarnya menuntut pengorbanan (Yohanes 3:16). Bagaimana kita mengetahui seorang Kristen mengasihi saudaranya atau saudara mengasihi satu sama lain? Kita tahu ketika kita bersedia member hidup kita kepada satu sama lain. Adalah tidak mungkin jika kita katakana kita mengasihi tetapi tanpa pengorbanan.

Ayat 17
Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan  tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?
Nampaknya Yohanes sedang berkata, “Jangan mengatakan bahwa kamu akan member hidupmu, jika kamu tidak mau member dompetmu.”[7]Yohanes mengatakan jika seorang memiliki sesuatu untuk dibagikan tetapi tidak melakukannya, maka Allah tidak diam di dalam orang itu. Semua yang kita beri tidak harus materi. Pujian dan dorongan sangat bermanfaat bagi sesame kita. Apapun dapat kita lakukan untuk membantu saudara seiman kita.

Ayat 18
Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.
Adalah salah jika kita mengasihi dan berhenti sampai di sini. Orang melihat kasih kita yang sesungguhnya dari perbuatan baik kita. Yakobus mengingatkan kita juga agar mengasihi dengan perbuatan (Yakobus 2:16). Perlu kita ingat bahwa kasih itu harus berdasarkan kebenaran, bukan kasih yang menurut pandangan kita baik, Sebagaimana penulis Amsal mengatakan, “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.” (Amsal 14:12).


Kesimpulan
Rasul Yohanes mengajak kita untuk mengaihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dalam kebenaran. Kasih dapat kita tunjukan bagi sesame kita dengan member apa yang dapat kita berikan.



Daftar Pustaka

Lembaga Alkitab Indonesia. Alkitab Terjemahan Baru. Jakarta:LAI, 2007
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa.Kamus Besar Bahasa Indonesia[CD ROOM]. Jakarata:Balai Pustaka, 2002
KJV Go Bible 2.2.6
http://www.krowtracts.com/tractTranslations/indonesian.html
Expositoryechoes.org/1john3-11-18.htm



[1] Kamus Besar Bahasa Indonesia Elektronik
[2] http://www.krowtracts.com/tractTranslations/indonesian.html
[3] Expositoryechoes.org/1john3-11-18.htm
[4] Ibid
[5] Expositoryechoes.org/1john3-11-18.htm
[6] Expositoryechoes.org/1john3-11-18.htm
[7] Expositoryechoes.org/1john3-11-18.htm

Perumpamaan Tentang Anak Yang Hilang


Judul: Perumpamaan Tentang Anak Yang Hilang
Teks: Lukas 15:11-32

Prolog:
Shalom selamat malam saudara pendengar dimana pun Anda berada, bersama saya Ev. Anton; selama 30 menit ke depan kita akan mendengarkan renungan firman Tuhan mengenai perumpamaan tentang Anak Yang Hilang (Lukas 15:11-32). Mari kita mendengarkan isi dari perumpamaan tersebut, yang saya baca di dalam Alkitab terjemahan baru...
11Yesusberkatalagi:"Adaseorangmempunyaiduaanaklaki-laki.
12Katayangbungsukepadaayahnya:Bapa,berikanlahkepadakubagianhartamilikkitayangmenjadihakku.Laluayahnyamembagi-bagikanhartakekayaanitudiantaramereka.
13Beberapaharikemudiananakbungsuitumenjualseluruhbagiannyaitulalupergikenegeriyangjauh.Disanaiamemboroskanhartamiliknyaitudenganhidupberfoya-foya.
14Setelahdihabiskannyasemuanya,timbullahbencanakelaparandidalamnegeriitudaniapunmulaimelarat.
15Laluiapergidanbekerjapadaseorangmajikandinegeriitu.Orangitumenyuruhnyakeladanguntukmenjagababinya.
16Laluiainginmengisiperutnyadenganampasyangmenjadimakananbabiitu,tetapitidakseorangpunyangmemberikannyakepadanya.
17Laluiamenyadarikeadaannya,katanya:Betapabanyaknyaorangupahanbapakuyangberlimpah-limpahmakanannya,tetapiakudisinimatikelaparan.
18Akuakanbangkitdanpergikepadabapakudanberkatakepadanya:Bapa,akutelahberdosaterhadapsorgadanterhadapbapa,
19akutidaklayaklagidisebutkananakbapa;jadikanlahakusebagaisalahseorangupahanbapa.
20Makabangkitlahiadanpergikepadabapanya.Ketikaiamasihjauh,ayahnyatelahmelihatnya,lalutergeraklahhatinyaolehbelaskasihan.Ayahnyaituberlarimendapatkandialalumerangkuldanmenciumdia.
21Kataanakitukepadanya:Bapa,akutelahberdosaterhadapsorgadanterhadapbapa,akutidaklayaklagidisebutkananakbapa.
22Tetapiayahituberkatakepadahamba-hambanya:Lekaslahbawakemarijubahyangterbaik,pakaikanlahitukepadanyadankenakanlahcincinpadajarinyadansepatupadakakinya.
23Danambillahanaklembutambunitu,sembelihlahdiadanmarilahkitamakandanbersukacita.
24Sebabanakkuinitelahmatidanmenjadihidupkembali,iatelahhilangdandidapatkembali.Makamulailahmerekabersukaria.
25Tetapianaknyayangsulungberadadiladangdanketikaiapulangdandekatkerumah,iamendengarbunyiserulingdannyanyiantari-tarian.
26Laluiamemanggilsalahseoranghambadanbertanyakepadanyaapaartisemuanyaitu.
27Jawabhambaitu:Adikmutelahkembalidanayahmutelahmenyembelihanaklembutambun,karenaiamendapatnyakembalidengansehat.
28Makamarahlahanaksulungitudaniatidakmaumasuk.Laluayahnyakeluardanberbicaradengandia.
29Tetapiiamenjawabayahnya,katanya:Telahbertahun-tahunakumelayanibapadanbelumpernahakumelanggarperintahbapa,tetapikepadakubelumpernahbapamemberikanseekoranakkambinguntukbersukacitadengansahabat-sahabatku.
30Tetapibarusajadatanganakbapayangtelahmemboroskanhartakekayaanbapabersama-samadenganpelacur-pelacur,makabapamenyembelihanaklembutambunituuntukdia.
31Kataayahnyakepadanya:Anakku,engkauselalubersama-samadenganaku,dansegalakepunyaankuadalahkepunyaanmu.
32Kitapatutbersukacitadanbergembirakarenaadikmutelahmatidanmenjadihidupkembali,iatelahhilangdandidapatkembali."

Renungan:
Yesusmemulaiperumpamaandengankisahseorangayahyangmemilikiduaanaklaki-laki(anaksulungdanbungsu).
A. ANAK BUNGSU MEMINTA HARTA WARISAN YANG MENJADI HAKNYA (15:11-13)
Pelajaran:
Anak bungsu ini menggambarkan orang berdosa.
1)   Dosa anak bungsu.
a)   Minta bagian harta / warisan selagi ayahnya masih hidup (ay 12).
Hukum Yahudi mengharuskan orang tua mewariskan kekayaannya kepada anak-anaknya. Anak sulung selalu mendapat dua bagian / dua kali lipat dari anak-anak yang lain. Jadi, dalam kasus ini, karena bapa itu mempunyai dua anak, maka anak sulung mendapat 2/3 bagian, sedang anak bungsu mendapat 1/3 bagian. Jadi, ia memang seharusnya mempunyai bagian warisan, tetapi hal yang tidak baik dari anak bungsu itu adalah bahwa ia memintanya selagi ayahnya masih hidup.
b)   Setelah ayahnya menuruti permintaannya, anak bungsu itu menjual segala miliknya / warisannya, lalu pergi meninggalkan ayahnya ke negeri yang jauh, dan berfoya-foya (menghambur2kan hartanya) . Inti dari keinginannya adalah bahwa ia tidak mau hidup dikuasai / diatur ayahnya. Ia ingin bebas, sehingga bisa berfoya-foya dan mencari kesenangan sesuka hatinya.
Penerapan:
Apakah kita juga tidak ingin dikuasai / diatur oleh Allah?

B. AKIBAT PEMBOROSAN (15:14-16)
Akibat dosa anak bungsu (ay 14-16).
a)     Ia menghabiskan harta miliknya.
b)     Pada waktu ada bencana kelaparan, ia menjadi melarat / miskin. Tidak bisa membeli makanan.
c)      Ia terpaksa menjadi penjaga babi.
Perlu diingat bahwa babi adalah binatang haram bagi orang Yahudi, sehingga ini jelas adalah pekerjaan yang hina.
d)     Pada waktu ia lapar dan ingin mengisi perutnya dengan makanan babi, tidak seorangpun mau memberikannya kepadanya.
Dosa memang mula-mula menawarkan / menjanjikan dan bahkan memberikan kesenangan, tetapi pada akhirnya pasti membawa penderitaan dan kehinaan.

Penderitaan dan kehinaan akibat dosa itu bisa terjadi dalam dunia ini, misalnya:
Orang mencuri lalu masuk penjara.
        orang yang mempunyai PIL / WIL lalu keluarganya berantakan.
        orang yang mengkonsumsi obat terlarang, lalu kecanduan, sehingga menghabiskan uangnya,  dsb.

Pertobatan anak bungsu (ay 17-21).
a)   Ia merenung (ay 17), dan lalu sadar akan dosanya (ay 18-19).
Untuk bisa bertobat dari dosa, kita perlu menggunakan pikiran. Keduniawian dan dosa sering membuat kita ‘lupa diri’.
b)  Kemudian ia mengambil keputusan (ay 18-19).
Tidak ada gunanya kita sadar dosa, kalau kita tidak mau mengambil keputusan untuk meninggalkan dosa itu dan kembali kepada Tuhan!
c)  Selanjutnya ia melakukan keputusannya, dan kembali kepada bapanya (ay 20).
Ia melakukan keputusannya. Ada tindakan yang harus dilakukan. Kitab Suci jelas mengatakan bahwa kalau kita adalah orang berdosa yang mau kembali kepada Tuhan, kita harus datang kepada Yesus, yang adalah satu-satunya Penebus, Pengantara, dan jalan kepada Bapa (Yoh 14:6 1Tim 2:5).
d)   Pada akhirnya ia mengakui dosanya (ay 21).
Ia tidak mencari kambing hitam, seperti Adam yang menyalahkan Hawa, dan Hawa yang menyalahkan ular (Kej 3:12-13). Sebaliknya ia mengakui bahwa dirinya telah berdosa.
Maz 51:19 - “Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah”.

C. BAPANYA MASIH MENERIMANYA KEMBALI (15:21-24)
Penekanan utama dari perumpamaan ini adalah untuk menunjukkan sikap Allah kepada orang berdosa yang bertobat. Karena itu mari kita sekarang menyoroti sikap bapa ini.
1)   Bapa ini menunggu-nunggu.
Dari mana kita bisa melihat hal itu? Dari ay 20 yang mengatakan: “Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya. ... Ayahnya itu berlari mendapatkan dia”.
Tidak jarang orang tua marah karena kelakuan anaknya yang tidak dapat diatur, bahkan membenci anaknya, tetapi bapa dalam perumpamaan ini tidaklah demikian. Bahkan mungkin sekali sejak kepergian anak bungsunya itu, bapa ini sering melihat ke arah jalanan, sambil mengharap kembalinya anak bungsunya ini. Karena itu pada waktu anak bungsu itu masih jauh, bapa itu telah melihatnya, dan lalu lari mendapatkannya.
Ingatlah bahwa Bapa yang mencintai kita itu menunggu-nunggu kedatangan / pertobatan kita! Ia ingin kita datang / kembali kepada Dia. Maukah kita mengecewakan Dia, atau maukah kita datang / kembali kepada Dia?
2)   Bapa ini tergerak oleh belas kasihan (ay 20a).
Ia melihat keadaan anaknya, yang mungkin sekali kurus, kotor, berpakaian compang camping, dan hatinya tergerak oleh belas kasihan. Kita bersyukur karena Allah itu mempunyai belas kasihan kepada manusia berdosa. Ini menyebabkan Ia memberikan kasih karunia, yaitu hal baik yang sama sekali tidak layak kita dapatkan, kepada kita yang adalah manusia berdosa. Maz 103:8-9 - “TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak selama-lamanya Ia mendendam. Tidak dilakukanNya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalasNya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita.

3)   Bapa itu lari mendapatkan anaknya, merangkul dan mencium dia (ay 20b).
a)   Lari. Ia tidak berjalan perlahan-lahan atau menunggu anaknya yang datang kepadanya, tetapi ia lari kepada anaknya. Ini menunjukkan kerinduan yang luar biasa kepada anaknya.
b)     Merangkul dan mencium anaknya.
        padahal anaknya mungkin sekali berbau babi.
        kata Yunani yang diterjemahkan ‘mencium’mencium dengan keras / sunguh-sungguh).  Jadi bapa itu tidak mencium asal-asalan, tetapi mencium dengan sungguh-sungguh, dengan hati yang penuh kasih.
Dari semua ini jelas terlihat bahwa bapa itu:
a.   Tidak jual mahal dalam menerima anaknya kembali.
b.   Tidak memberikan persyaratan-persyaratan lebih dahulu sebelum menerima kembali anaknya.
c.   Melainkan ia menerima kembali anaknya dengan tangan terbuka, padahal anaknya ragu-ragu apakah bapanya mau menerimanya kembali atau tidak (ia minta diterima sebagai hamba, karena merasa tidak layak menjadi anak - ay 19,21).

Penerapan:
Kalau kita ragu-ragu apakah Allah mau menerima kita atau tidak, maka sadarilah bahwa semua keraguan itu datang dari Si Jahat (Iblis)! Allah pasti mau menerima semua orang yang bertobat / datang kepadaNya melalui Kristus!

Yoh 6:37 - “Semua yang diberikan Bapa kepadaKu akan datang kepadaKu, dan barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan Kubuang”.

4)   Bapa itu tidak lagi mengingat-ingat dosa anak bungsu itu.
Dalam ay 21 anak bungsu itu mengakui dosa, tetapi jawaban bapa dalam ay 22 sama sekali tidak menyinggung-nyinggung dosa anak bungsu itu. Di sinilah terletak keindahan kasih Allah! Kalau kita manusia mengampuni seseorang, kita masih mengingat kesalahan orang itu. Tetapi kalau Bapa mengampuni kesalahan kita, Ia tidak mengingat-ingatnya lagi!
Yes 43:25 - “Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu”.

5)   Bapa itu menerima anak bungsu itu sebagai anak.
Ini terlihat dari:
a)   Dalam ay 18b-19 anak itu merencanakan untuk berkata: “Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa, tetapi dalam ay 21 ia baru mengucapkan “Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. Sebelum ia mengucapkan kata-kata“jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa”, bapanya sudah memotong kata-katanya! Bapanya tidak mau mendengarkan kata-kata yang berhubungan dengan ketidaklayakan anak itu menjadi anak! Mengapa? Jelas karena ia mau menerimanya sebagai anak!
Bdk. Yoh 1:12 - “Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya”.
b)   Bapa itu memerintahkan supaya anak itu diberi jubah, cincin dan sepatu (ay 22).
1.      Bapa itu menyuruh memberi jubah yang adalah tanda kehormatan (Ester 6:8-9).
2.      Bapa itu menyuruh memberi cincin, yang merupakan pemberian otoritas (Ester 3:10 8:2).
3.      Bapa itu menyuruh memberi sepatu. Perlu diketahui bahwa seorang hamba selalu telanjang kaki!
Semua pemberian ini menunjukkan secara jelas bahwa Bapa itu menerima anak itu sebagai anak!
6)   Bapa itu mengadakan pesta (ay 23-24 bdk. Luk 15:7,10).
Kalau kita adalah orang berdosa yang belum pernah datang kepada Kristus, datanglah sekarang juga kepada Bapa melalui Yesus Kristus yang adalah satu-satunya Penebus, Juruselamat dan Pengantara antara Allah dan manusia! Dia pasti menerima kita!
Kalau kita adalah orang kristen yang sudah menjauh dari Tuhan, bertobatlah dan kembalilah kepadaNya. Ia pasti mau menerima kita!

D. ANAK SULUNG TIDAK SENANG ADIKNYA KEMBALI (Ay 26-30)
Cerita / perumpamaan ini belum selesai. Ada anak sulung yang belum dibahas. Apa yang terjadi dengan anak sulung pada waktu ia tahu bahwa bapanya mengadakan pesta untuk menyambut adiknya yang kembali?
1)   Ia menjadi marah dan tidak mau ikut pesta (ay 28).
Anak sulung ini merupakan gambaran orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang bersungut-sungut melihat para pemungut cukai dan orang berdosa datang kepada Yesus dan mendengarkan Dia (ay 1-2). Ingat bahwa untuk menangani orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat inilah Yesus lalu memberikan 3 perumpamaan berturut-turut dalam Luk 15:3-32 ini.
Penerapan:
Apakah kita adalah orang kristen seperti itu? Kalau ada seorang pelacur bertobat dan datang kepada Tuhan, apakah kita senang atau jengkel? 

2)   Ia iri hati (ay 29-30).
Anak sulung berkata: untuk anak bungsu bapanya menyembelih anak lembu tambun, sedangkan untuknya bapanya tidak pernah menyembelih seekor anak kambing sekalipun. Adalah biasa orang merasa dirinya tidak diberkati pada waktu iri hati melihat orang lain diberkati!
3)   Ia meninggikan dirinya sendiri dan menjelek-jelekkan adiknya (ay 29-30). Tindakan seperti ini memang ciri khas orang Farisi (bdk. Luk 18:11-12).
a)   Ia meninggikan dirinya sendiri (ay 29).
        Ia mengaku bertahun-tahun melayani bapanya (ay 29a).
Jadi anak sulung ini tidak melayani dengan kasih / sukacita, karena ia melayani sebagai budak / hamba!
        Ia mengaku tidak pernah melanggar perintah bapanya (ay 29b).
Orang yang bersifat orang yang merasa diri sendiri benar selalu berpikir demikian (Luk 18:11-12 Luk 18:21).
b)   Ia menjelek-jelekkan adiknya (ay 30).
        ia berkata bahwa adiknya ‘memboroskan harta kekayaan bapa’, padahal adiknya memboroskan kekayaannya sendiri.
        ‘bersama-sama dengan pelacur-pelacur’.
Sekalipun ini mungkin saja benar, tetapi juga belum tentu benar. Dari mana ia tahu bahwa adiknya melakukan itu?
4)   Ia tidak mengakui adiknya sebagai saudara / adik (ay 30).
Dalam ay 30 ia menyebut adiknya bukan dengan sebutan ‘saudaraku’ atau ‘adikku’ tetapi ‘anak bapa’!

D. Bapanya memberi pengertian kepada anak sulungnya (15:31-32)
Pertobatan membawa manusia kepada keselamatan, karena Allah menerima setiap manusia yang sungguh-sungguh bertobat dan datang kepada-Nya. Allah senantiasa menunggu anaknya untuk bertobat dan kembali kerumahnya. Seharusnya kita bersukacita ketika ada saudara kita bertobat dan kembali kepada Bapa. Sikap tidak bersukacita menunjukkan bahwa kita tidak bisa menerima saudara kita sendiri dan menolak kasih Allah. Anak sulung itu senantiasa memiliki relasi erat dengan bapa. Ia tetaplah pewaris utama. Seseorang yang relasinya dekat dengan Bapa, tak selayaknya menyimpan rasa iri, dengki, dan tak memiliki hati yang penuh kasih. Ia seharusnya meniru perilaku Bapanya yang maha pengampun dan ikut bersukacita atas kebahagiaan bapanya.

Epilog:
Bapak ibu yg dikasihi Tuhan pada malam ini kita sudah mendengarkan perumpamaantentang Anak yg Hilang. Semoga pelajaran melalui perumpamaan ini dapat mendorong kita utk lebih dekat kepada Tuhan. Amin
. Tuhan memberkati.