Saling
mengasihi antara satu dengan yang lain
1 Yohanes 3:11-18
Pendahuluan
Kasih adalah
salah satu topik yang sangat menarik untuk dibahas. Kasih adalah penyebab
dimana Yesus Kristus rela mati untuk menebus dosa-dosa kita. Tanpa kasih,
kehidupan iniakan penuh dengan permusuhan, pertikaian, dendam dan sebagainya.
Secara khusus dalam beberapa ayat ini, Rasul Yohanes ingin agar pembaca untuk saling mengasihi. Di
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kasih artinya perasaan sayang (cinta, suka
kpd). Lalu mengasihi
artinya menaruh kasih kpd mencintai; menyayangi[1].
Kemudian di dalam bahasa Yunani, kata kasih ada 4 jenis[2]:
Eros - Kata ini tidak benar-benar ditemukan dalam Perjanjian
Baru, tetapi merupakan acuan dari banyak penggambaran tentang kasih. Eros
berarti gairah secara seksual (birahi), baik kenikmatan maupun pemuasannya. Storge
- Storge adalah ikatan alami antara ibu dan anak, ayah, anak-anak, dan kerabat.
William Barclay menyebutkan, "kita tidak bisa tidak mengasihi anak-anak
dan kerabat kita; darah lebih kental daripada air" (N.T. Words,
1974). Phileo
- Kasih phileo adalah kasih yang terpancar dalam perhatian. Memang indah untuk
bersama-sama dengan seseorang, sesuatu kehangatan yang datang dan pergi yang
lahir dari kebersamaan. Agape - Kasih agape adalah kasihnya Allah.
Kasih agape bekerja untuk memberikan kebaikan bagi orang lain tanpa
memperdulikan apa yang dirasakannya sendiri.
Keempat jenis kasih sangat penting
untuk dimiliki oleh setiap orang. Diantara keempat jenis kasih tersebut yang
paling besar ialah kasih agape, yakni kasih yang penuh pengorbanan sebagaimana
Allah merelakan putra-Nya untuk mati di kayu salib. Kali ini kita akan memahami
ulasan dari ayat per ayat guna membantu kita untuk mendalami arti kasih yang
sesungguhnya.
Eksegesis
dan Eksposisi
Ayat 11
Sebab inilah berita yang telah kamu dengar
dari mulanya, yaitu bahwa
kita harus saling mengasihi;
Di dalam ayat ini Rasul Yohanes
mengingatkan kembali akan berita yang telah pembaca dengar. Berita, kabar yakni
berkenaan dengan suatu doktrin dan juga mengenai moral. Yohanes, seorang yang
tua sekarang, melihat kilas balik kepada hari-hari mudanya dan mengingat apa
yang Yesus katakana malam sebelum Dia mati.[3]
Sejak bangsa Israel keluar dari tanah Mesir dan sampai di Gunung Sinai, Allah
member hokum mengenai kasih kepada-Nya yang tertulis dalam kedua loh batu yang
empat diantaranya hokum kasih kepada Allah dan enam diantaranya adalah hokum
kasih kepada manusia. Dengan saling mengasihi, tidak aka nada yang namanya
pertikaian, perselisihan, perbantahan, iri hati, pembunuahan dan lain
sebagianya. Yesus telah member standar, kita harus mengasihi satu sama lain
sebagaimana Yesus mengasihi kita.[4]
Ayat 12
bukan seperti
Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya.
Dan apakah sebabnya ia
membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.
Rasul Yohanes member contoh
mengenai ketiadaan saling mengasihi akan mengakibatkan permusuhan yang berakhir
dengan pembunuhan. Kita pernah mendengar kisah mengenai Kain dan Habel
anak-anak Adam dan Hawa. Nama Kain sangat dikenal oleh orang Israel, karena
Kain telah membunuh Habel. Proses terjadinya peristiwa berdarah yang terjadi
adalah bermula dari kasih yang hilah kemudian timbul iri hati dan berakhir
dengan peristiwa gelap mata. Allah menerima korban Habel dan menolak korban
Kain. Kain menjadi iri hati karena Allah menerima persembahan Habel dan menolak
miliknya.[5]
Kain dan Habel adalah bersaudara
namun berbeda dalam perilaku mereka. Kain tidak mengasihi Allah dan saudaranya,
sedangkan Habel mengasihi Allah dengan member persembahan yang terbaik dan Habel
tidak iri hati dengan saudaranya yang walaupun Kain tidak memberik yang terbaik
kepada Allah. Perbedaan keduanya adalah dalam hal mengasihi.
Ayat 13
Janganlah kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia
membenci kamu.
Dalam pelayanan-Nya, Yesus mengingatkan
kembali bahwa sebelum duni membenci anak-anak Tuhan, dunia sudah lebih dahulu
membenci-Nya (Yohanes 7:7; 15:18.) Dunia diidentikkan dengan hal-hal jahat.
Dunia penuh dengan kejahatan sejak dosa masuk ke dalam dunia (1 Yohanes
2:16-17).
Ayat 14
Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut
ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita.
Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.
Ayat ini berbicara tentang
kehidupan baru setelah mati bagi dosa (2 Korintus 5:17). Sebagai bagian dari
pola hidup baru, kita akan menunjukkan kasih yang sebenarnya terhadap sesame.
Bagi seseorang yang tidak menunjukkan
kasih terhadap sesaama ialah orang yang masih hidup di dalam dosa dan
menolah perintah Allah untuk saling mengasihi. Sebagai bagian dari kebiasaan
pola hidup baru, kita akan menunjukkan
kasih yang benar kepada saudara-saudara kita.[6]
Ayat 15
Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada
seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam
dirinya.
Kain adalah pembunuh pertama yang
disebut di dalam Alkitab. Tetapi dalam ayat ini disebut bahwa seseorang yang
membenci saudaranya adalah pembunuh. Bagaimana bisa Yohanes mengatakan
demikian. Kita dapat melihat Matius 5:21-22, Hal ini karena apa yang telah
ajarkan oleh Yesus. Marah tanpa sebab berarti menghakimi perbedaan marah dan
membunuh ialah membunuh mengambil tindakan yang lebih jauh. Kasih yang benar
menolak untuk membenci dan memilih untuk mengampuni (Efesus 4:26-17) Orang
Kristen seharusnya tidak member ruangan bagi kemarahan, kebencian dalam hatinya
(Efesus 4:31-32). Kita harus mengampuni sebagaimana Kristus telah mengampuni
kita.
Ayat 16
Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia
telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib
menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.
Kasih yang sebenarnya menuntut
pengorbanan (Yohanes 3:16). Bagaimana kita mengetahui seorang Kristen mengasihi
saudaranya atau saudara mengasihi satu sama lain? Kita tahu ketika kita
bersedia member hidup kita kepada satu sama lain. Adalah tidak mungkin jika
kita katakana kita mengasihi tetapi tanpa pengorbanan.
Ayat 17
Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat
saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap
saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam
dirinya?
Nampaknya Yohanes sedang berkata,
“Jangan mengatakan bahwa kamu akan member hidupmu, jika kamu tidak mau member
dompetmu.”[7]Yohanes
mengatakan jika seorang memiliki sesuatu untuk dibagikan tetapi tidak
melakukannya, maka Allah tidak diam di dalam orang itu. Semua yang kita beri
tidak harus materi. Pujian dan dorongan sangat bermanfaat bagi sesame kita.
Apapun dapat kita lakukan untuk membantu saudara seiman kita.
Ayat 18
Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan
dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam
kebenaran.
Adalah salah jika kita mengasihi
dan berhenti sampai di sini. Orang melihat kasih kita yang sesungguhnya dari
perbuatan baik kita. Yakobus mengingatkan kita juga agar mengasihi dengan
perbuatan (Yakobus 2:16). Perlu kita ingat bahwa kasih itu harus berdasarkan
kebenaran, bukan kasih yang menurut pandangan kita baik, Sebagaimana penulis
Amsal mengatakan, “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju
maut.” (Amsal 14:12).
Kesimpulan
Rasul Yohanes mengajak kita untuk mengaihi bukan
dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dalam kebenaran.
Kasih dapat kita tunjukan bagi sesame kita dengan member apa yang dapat kita
berikan.
Daftar Pustaka
Lembaga Alkitab Indonesia. Alkitab Terjemahan Baru. Jakarta:LAI, 2007
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa.Kamus Besar Bahasa Indonesia[CD ROOM]. Jakarata:Balai Pustaka, 2002
KJV Go Bible 2.2.6
http://www.krowtracts.com/tractTranslations/indonesian.html
Expositoryechoes.org/1john3-11-18.htm
0 komentar:
Posting Komentar