Pentingnya Kebiasaan
Belajar Bagi Penginjil
Belajar sebagai proses investasi
sumber daya manusia dan modal sosial merupakan proses yang tidak mengenal
akhir. Seseorang harus terus berlangsung dan bergerak dinamis, sejalan dengan
dinamika perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, gereja dan kemajuan zaman
yang serba instan.
Penginjil adalah seorang yang
memiliki tanggung jawab untuk memberitakan Injil kepada semua lapisan
masyarakat, baik masyarakat yang berpendidikan tinggi (kaum intelektual) maupun
yang berpendidikan rendah (awam), baik masyarakat pegawai maupun masyarakat
petani, 2 Timotius 4:2: “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak
baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan
segala kesabaran dan pengajaran.”
Sebagai penginjil di dalam jemaat
yang memberitakan firman di hadapan berbagai lapisan masyarakat harus memiliki
pengetahuan yang luas, dan untuk memperoleh pengetahuan yang luas tidak ada
cara lain selain banyak belajar dan banyak membaca. Itulah sebabnya setiap
penginjil diharuskan untuk memiliki perpustakaan sendiri karena penginjil
selain pemberita injil juga berfungsi sebagai narasumber bagi anggota jemaat.
Di dalam subyek penginjil dan
pekerjaannya kita telah mempelajari bahwa belajar adalah merupakan bagian dari
kehidupan seorang pengijil, sehingga jemaat menyediakan kantor untuk seorang
penginjil agar penginjil tersebut dapat konsentrasi untuk belajar. Kita tahu
ada banyak penginjil yang selalu mempergunakan waktu yang mereka miliki untuk
belajar, tetapi tidak sedikit juga penginjil di Indonesia tidak menggunakan
waktunya untuk belajar, sehingga penginjil tersebut kurang efektif dalam
pekerjaannya sebagai penginjil, bahkan masih ada beberapa penginjil di
Indonesia yang tidak memiliki alat-alat belajar seprti Kamus, konkordansi, buku
tafsir Alkitab. Nah, kalau seorang penginjil tidak memiliki alat-alat di atas,
bagaimana mungkin ia dapat mempersiapkan khotbah dan pelajarannya dengan baik
utnuk diajarkan kepada Jemaat? Hosea 4:6: “UmatKu binasa karena kurang
pengetahuan; karena engakulah yang menolak pengetahuan itu maka Aku menolak
engkau menjadi imamKu: dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku
juga akan melupakan anak-anakmu.”
Seorang penginjil harus
membiasakan diri untuk belajar, karena belajar adalah merupakan bagian dari
kehidupannya, Amsal 4:13 “Berpeganglah pada didikan, janganlah melepaskannya,
peliharalah dia, karena dialah hidupmu.”
Untuk membiasakan diri dalam
belajar dapat kita lakukan sebagai berikut: Mulailah membiasakan diri untuk
belajar pada waktu yang sama dan pada tempat yang sama setiap hari dan
lakukanlah itu selama 21 hari berturut-turut, maka kita akan dapat membiasakan
diri untuk belajar setiap hari. Cobalah dan saudar akan meraksakan sendiri
bertapa mujarabnya resep ini.
Salah satu kita yang harus
dilakukan oleh seorang penginjil agar handal ialah terus belajar. Jadi belajar
adalah kunci keberhasilah atau kesuksesan bagi semua orang tanpa terkecuali,
baik bagi seorang penginjil maupun bagi seorang pemimpin di mana pun.
Pengetahuan tidak akan datang seperti angin atau ombak begitu saja tetapi
melalui proses belajar. Keberhasilan tidak akan pernah tercapai tanpa didasari
kebiasaan belajar yang baik.
Agar jemaat Tuhan di Indonesia
ini dapat bertumbuh dengan baik, kita harus memiliki SDM yang terlatih untuk
mengembangkan diri dalam belajar. Semua penginji adalah motor (penggerak) bagi
jemaat untuk bertumbuh dan pertumbuhan itu dapat tercapai kalau para penginjil
memiliki pengetahuan yang didapat dengan belajar.
“Berpeganglah pada didikan,
janganlah melepaskannya, peliharalah dia, karna dialah hidupmu.” (Amsal 4:13)
Sumber: Sabda Hidup hal 6 Edisi
Juli 2002, penulis Bonar Sagala
0 komentar:
Posting Komentar