Gereja Jemaat Kristus di Indonesia

Analityc

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 30 Juni 2016

Sikap Hidup Seorang Pemimpin Kristen

Sikap Hidup Seorang Pemimpin Kristen

Pemimpin itu adalah seseorang yang mempunyai pengikut-pengikut dalam situasi tertentu. Masing-masing kita berkapasitas sebagai pemimpin atau yang dipimpin. Ada beberapa faktor yang terlibat sehingga seseorang itu mempunyai pengikut, namun saya akan membicarakan satu faktor saja dan faktor yang dimaksud adalah “Sikap Hidup Seorang Pemimpin.” Yang dimaksud dengan sikap hidup adalah prilaku hidup, gerak-gerik hidup atau tindakan-tindakan dalam kehidupan yang berdasarkan pada pendirian, pendapat dan keyakinan. Seorang pemimpin yang mempertahankan sikap hidup positif akan menunjang keberhasilan kepemimpinannya. Ada beberapa jenis sikap hidup seorang pemimpin yang perlu didemonstrasikan, antara lain:
Takut akan Allah.
Takut akan Allah merupakan sikap hidup rangking pertama dalam kehidupan seorang pemimpin. Takut akan Allah berarti pemimpin tersebut akan selalu berusaha untuk menjadikan Firman Allah sebagai cermin di dalam hidupnya sehingga dia akan berusaha jujur di dalam segala hal, tidak memandang rupa di dalam mendengarkan pendapat atau di dalam menerima pendapat serta tidak memandang rupa di dalam menyatakan kesalahan atau memberi pujian.
Sidang Jemaat terdiri dari beberapa anggota dan masing-masing anggota berbeda di dalam suku dan kebudayaan, pendidikan, status sosial dan banyak hal lain. Sehubungan dengan perbedaan-perbedaan ini tentu akan muncul beberapa hal yang berbeda pula misalnya: Pendapat, inteligensi, performa dan lain-lain. Jikalau pemimpin itu memimpin berdasarkan salah satu kategori di atas, maka akan timbullah masalah yang kompleks, sebaliknya jikalau pemimpin itu takut akan Allah dan Firman Allah sebagai landasan dalam kepemimpinannya, masalah mungkin muncul juga tetapi akan lebih mudah untuk mengatasinya.
Coba kita tinjau problem yang terjadi di Yerusalem, (Kisah 6:1). Dalam teks ini dinyatakan adanya problem di jemaat Yerusalem dan pemicu problem di sana adalah sikap hidup pemimpin untuk melayani berdasarkan “Suku/Keluarga” dan sikap hidup semacam itu mencerminkan bahwa pemimpin tersebut tidak takut kepada Allah karena Allah berfirman bahwa Dia tidak pandang rupa (Roma 2:11; dan umatNya pun tidak boleh memandang rupa, Yakobus 2:1-4). Yitro mengantisipasi timbulnya masalah ini, itulah sebabnya ketika dia memberikan nasihat kepada Musa agar Musa memilih orang-orang untuk menolong dia di dalam kepemimpinannya dia berkata “...pilihlah di antara mereka yang takut akan Tuhan...” Keluaran 18:21.
Senang melihat keberhasilan orang lain.



Rabu, 29 Juni 2016

Pandangan Alkitab Tentang Pertobatan

Pandangan Alkitab Tentang Pertobatan


Ini adalah topik Alkitab yang sangat penting dan banyak disebut-sebut, sepertiga dari 27 kitab Perjanjian Baru menyebutnya. Mempelajari pertobatan tidaklah sukar tetapi aplikasi dari apa yang dipelajari adalah sangat sulit. Terdapat banyak contoh di Alkitab dimana orang diajari tentang pertobatan, diberitakan tentang pertobatan, bahkan Tuhan Yesus sendiri menghimbau agar-orang bertobat dari jalannya yang salah. Tetapi himbauan ini hanya didengar saja tanpa reaksi untuk melakukannya, Matius 3:2; Markus 1:15; 6:12; Lukas 13:3; 15:7; Kisah Rasul 2:38.
Orang-orang Kristen dan bukan Kristen akan menghadapinya. Tidak ada pepatah yang mengatakan sekali selamat maka akan selamanya selamat atau lazim disebut sekali Kristen akan selamanya Kristen. Setiap orang Kristen harus berdiri teguh dan jangan goyah oleh tipu daya ajaran-ajaran sesat, 1 Korintus 15:58, setia sampai mati dalam mempertahankan imannnya, Wahyu 2:10. Tidak sedikit orang Kristen yang jatuh dalam pencobaan, oleh karena itu perlu baginya untuk bertobat dari dosa-dosanya.
Orang-orang berdosa selalu hidup dalam perbuatan dosanya pasti akan binasa karena upah dari semua dosa yang telah dilakukan adalah kebinasaan kekal di dalam neraka, 2 Tesalonika 1:8; Yakobus 1:14-15. Pertobatan adalah suatu perintah yang sering disalah mengerti dan juga sering disebut perintah yang dilupakan. Pertobatan adalah suatu perintah yang paling sukar untuk ditaati oleh kebanyakan orang. Melalui pertobatan, Allah memanggil semua umat manusia, apakah itu anggota gereja maupun orang-orang duniawi agar terhindar dari hukuman  yang k ekal. Ada beberapa hal yang perlu untuk kita ketahui tentang pertobatan, agar setiap orang benar-benar mengetahui apakah pertobatan itu.
Pertama, Apakah pertobatan itu?
Ada dua istilah kata pertobatan dalam bahasa Yunani, pertama Metamelomai. Enam kali dalam Perjanjian Baru dengan kata kerja (bentuk kata sifat digunakan dua kali) dan ini digunakan dalam Matus 27:3. Ayat ini ditujukan pada Yudas Iskariot. Juga di 2 Korintus 7:8,10. Kata ini berarti penyesalan yang dalam, ini akan membawa seseorang kepada pertobatan yang benar, tetapi dalam kasus Yudas, ia menyesali dosa-dosanya tetapi ia tidak kembali kepada Allah untuk merubah arah hidupnya, ia menjadi tersesat, Kisah Rasul 1:25.
Kata yang kedua Metanoeo digunakan 34 kali dalam kata kerja dan 24 kali dalam bentuk kata benda. Kata ini digunakan dalam Perjanjian Baru untuk mencatat kesungguhan pertobatan, yang menunjukkan bahwa orang berdosa harus membuat “perubahan rohani.” Di dalam kata ini adanya “Perubahan Pikiran,” menghasilkan “perubahan kelakuan” ini melibatkan berpaling dari dosa dan kembali kepada Allah.  “Perubahan pikiran” dari mereka yang mulai membenci kesalahan-kesalahan dari perbuatan mereka dan menentukan untuk berusaha hidup lebih baik dengan perbuatan yang benar.  Ada dua pandangan dalam pertobatan yaitu positif dan negatif.
Yang negatif antara lain: Pertama ialah bukan ketakutan (Kisah 24:25) – Felix gemetar tetapi tidak ada dasar untuk percaya dan bertobat. Kemudian yang kedua ialah Bukan dengan berdoa (Matius 7:21; Lukas 13:3); ketiga Bukan dengan pendirian (Kisah 2:37), keempat, Bukan dukacita karena berdosa (2 Korintus 7:10) – Dukacita Ilahi membawa kepada pertobatan, tetapi itu saja belum cukup, dan kelima ialah Bukan reformasi kehidupan (Lukas 3:7,8). Reformasi hidup dihasilkan oleh pertobatan. Yang positif: pertama ialah Perubahan pikiran yang akan menghasilkan dukacita Ilahi dan hasilnya pertobatan dalam tindakan kehidupan, Matius 21:28-29. Kedua ialah Menyesali. Orang berdosa harus menyesali perbuatannya telah berdosa melanggar hukum Allah kemudian merubah kelakuannya dan kelihatan dalam kehidupannya, Matius 3:8; Kisah Rasul 19:19.
Kedua, Pertobatan adalah penting karena Yesus memberi dua pilihan antara bertobat atau binasa (Lukas 13:3).
Neraka adalah tempat yang sangat mengerikan, tidak ada pertobatan yang akan diberikan di tempat ini. Oleh sebab itu Allah memerintahkan agar semua orang dimana pun berada agar bertobat, Kisah 17:30-34. Inilah cara Allah dalam menyelamatkan umat manusia dari kebinasaan kekal.
Ketiga, Bagaimana dan mengapa bertobat?
Allah menginginkan semua manusia terhindar dari kebinasaan, karenanya Ia memberi jalan bagi manusia untuk selamat yaitu melalui FirmanNya yang diberitakan. Semua orang harus respon atas panggilan FirmanNya dengan melakukan tuntutan FirmanNya (Kisah 11:18; Roma 2:4-7) Dukacita Ilahi membawa kepada pertobatan (2 Korintus 7:10) dan ini datang melalui takut akan Allah yang memberikan pengetahuan bahwa kehidupannya selama ini adalah salah, Amsal 1:7; 2 Korintus 5:10.
Keempat, Apakah hasil dari pertobatan?

Orang jahat akan meninggalkan perbuatannya yang jahat. Ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan besar dalam hidupnya. Dia akan mencintai Allah, melakukan apa yang diperintahkan oleh FirmanNya dan membenci perbuatan-perbuatan dosa yang pernah dilakukannya. Hal ini akan mendatangkan kebaikan juga kepada orang lain, karena ia akan mencintai sesama saudara seiman dan mendorong orang berdosa agar meninggalkan dosa dengan mengajar Firman Allah. Tentu saja ia harus bertambah dalam iman dan perbuatan serta setia sampai akhir hidupnya, inilah kemenangan setiap orang Kristen.

Selasa, 28 Juni 2016

Pandangan Alkitab Tentang Dosa

Pandangan Alkitab Tentang Dosa


Dosa adalah sesuatu hal yang tidak lagi dianggap penting untuk diperhatikan oleh kebanyakan orang, sepertinya dosa adalah hal biasa dan wajar-wajar saja dilakukan. Orang lebih cendrung memfokuskan pikirannya kepada bagaimana memperoleh kehidupan, uang dan materi lainnya sehingga lupa kepada prinsip halal atau haram.
Kalau bagi kebanyakan orang dosa adalah hal biasa, tidak perlu dibesar-besarkan tetapi, bagi Allah dosa adalah sesuatu yang sangat serius, dosa akan membawa manusia kepada kebinasaan kekal.
Apakah sesungguhnya dosa itu? Untuk menjawab ini orang perlu kembali kepada Alkitab untu mendapat artinya. Dalam bahasa Yunani kata dosa adalah “hamartia” artinya missing the mark, yakni tidak mengenai sasaran. Dan maksud sesungguhnya dari kata ini ialah “tidak dikenal Allah” Matius 7:23.
Dosa seperti penyakit yang sangat berbahaya dan sangat mematikan. Kita mengetahui ada beberapa penyakit yang sangat berbahaya dan mematikan diantaranya: AIDS, Kanker, HIV, dll. Kecenderungan manusia adalah untuk segera mengobati semua jenis penyakit, berbagai langkah diupayakan untuk mengobatinya mulai dari dokter, dukun dan pengobatan-pengobatan alternatif. Tetapi dosa yang juga mematikan tersebut, tidak diupayakan untuk mencari cara untuk menyembuhkannya. Dosa lebih berbahaya dari pada penyakit jasmani, sebab dosa adalah penyakit rohani yang dapat mematikan jiwa rohani seseorang kekal di dalam api neraka. Hanya Alkitab yang menjelaskan banyak hal tentang dosa dan akibat yang akan dialami. Ada 4 hal yang akan saya bahas lebih jauh tentang dosa dan akibatnya bagi manusia. Semua ini berdasarkan apa yang Alkitab katakan. Agar kita menaruh perhatian penuh.

Pertama, Apakah dosa itu?
1 Yohanes 3:4 “Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialahpelanggaran hukum Allah.” 1 Yoh 5:17 “Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut.”
Kita selalu membuat kesalahan dan itu adalah dosa, kesalahan besar, kesalahan kecil itu sama saja, tetap dosa dan konsekuensinya adalah kebinasaan kekal, ada pun dosa yang tidak membawa mati ialah seseorang yang menyadari kesalahan dari dosanya dan bertobat dari jalannya yang salah lalu kembali kepada Allah.
Yakobus 4:17 “Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.”
Firman Allah adalah landasan dalam berbuat baik, sebab itu adalah petunjuk bagi semua orang dalam berbuat baik yang menyenangkan Allah.
Allah memberi syarat bagi semua manusia untuk lepas dari dosa yaitu percaya terhadap cara Allah dalam menyelamatkan, selamat dari dosa bukan didasari oleh usaha-usaha manusia meskipun itu dengan cara penyiksaan diri agar menjadi suci.

Kedua, Apakah dan bagaimanakah sifat-sifat dosa itu?
Di dalam Yesaya 55:7 dan Matius 5:28 menjelaskan bahwa manusia dapat berbuat dosa dengan pemikirannya, dan dalam Galatia 5:19-21 Paulus membuat daftar dosa-dosa yang dibuat manusia. Kita dapat berbuat dosa dengan perbuatan dan tindakan kita. Sifat yang tidak bersahabat pun dapat membuat kita jatuh ke dalam dosa, Matius 5:44-48.
Di dalam Yakobus 1:14-16 dikatakan bahwa dosa adalah bujukan, Ibrani 3:13; Kejadian 3:6. Banyak orang menyukai kesenangan yang diberikan oleh dunia tetapi tidak semua kesenangan-kesenangan itu berguna bagi manusia itu sendiri. Kebanyakan kesenangan-kesenangan itu hanya bersifat semu atau kesenangan sementara saja setelah itu manusia menerima akibatnya yaitu kesengsaraan. Kita sering menyaksikan bagaimana orang mencari kesenangan dengan minuman keras, obat-obat terlarang , dll. Mereka memang mendapatkannya tetapi itu hanya sesaat saja dan setelah itu mereka harus menanggung akibat yang ditimbulkannya.

Ketiga, Akibat yang dihasilkan oleh dosa
Manusia akan terpisah dan dijauhkan dari hadirat Allah, Yesaya 59:1-2. Allah akan meninggalkan orang yang mengabaikanNya, 2 Tawarikh 15:2. Dengan demikian manusia akan hidup seperti seorang musafir di dalam dunia ini dan tidak mempunyai tujuan kemana ia akan pergi setelah kehidupan dunianya berakhir, kepada Allah?  Tentu saja tidak sebab ia sudah dijauhkan dari hadirat Allah.
Dosa memisahkan  manusia dalam : Hidup (Amsal 28:9), Kematian (Ibrani 9:27) dan Hukuman (Maz 1:5).
Dosa memperbudak manusia dalam pikiran, Roma 1:21-24, Belenggu hawa nafsu, dan keinginan-keinginan yang bertentangan dengan Firman Allah.
Hal ini akan melemahkan kehidupan manusia, 1 Korintus 3:1-3, dan upahnya adalah kebinasaan yang kekal, Roma 6:23; 2 Tesalonika 1:7-9.

Keempat, Apakah obat untuk menyembuhkan dosa?
Jika setiap orang  menyadari bahwa dosa adalah suatu penyakit yang mematikan, maka dia perlu mempunyai iman kepada Yesus Kristus (Yoh 3:16). Bertobat dari dosa-dosanya (Kisah 2:38), mengaku Kristus sebagai Anak Allah (Kisah 2:37) dan dibaptis ke dalam Kristus untuk jalan keampunan dosa (Kisah 2:38; Markus 16:16) serta tetap setia dalam kehidupannya sebagai orang Kristen (Wahyu 22:14; 1:21). Amin