Gereja Jemaat Kristus di Indonesia

Analityc

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 04 Juli 2020

BERTUNAS SEPERTI POHON KURMA DAN KOKOH SEPERTI POHON ARAS LIBANON

Bertunas Seperti Pohon Kurma Dan Kokoh Seperti Pohon Aras Libanon
Mazmur 92:13
Ev. Anton Borneo, A.Md.Th

Pendahuluan:
1. Dalam Alkitab kita menemukan banyak perumpamaan terutama yang diberikan Tuhan Yesus untuk menyampaikan pengajarannya.
2. Di dalam PL, penulis kitab seringkali mengambil unsur-unsur alam seperti  hewan, tumbuhan atau juga berbagai jenis pohon. Salah satunya di ayat ini.
3. Pemazmur  mengatakan “orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon”.  Orang benar berbeda dg orang fasik (menolak Allah). Orang benar adalah orang percaya Allah.
4. Menarik jika meliihat Pemazmur membandingkan orang benar dengan tunas yang muncul di pohon korma, dan subur seperti pohon aras di Libanon. Kita harus memahami karakteristik dari pohon korma dan pohon aras untuk menangkap esensinya secara jelas.

Diskusi:
I. Bertunas Seperti  Pohon Korma
A. Bagaimana pohon korma bisa tumbuh di gurun pasir yang tandus. Ketika biji korma ditanam, akarnya akan terus menembus tanah untuk mencari air, bahkan hingga puluhan meter. Setelah mendapatkan air, barulah korma ini mulai tumbuh. Biasanya di mana pohon korma berada, berarti tidak jauh dari lokasinya akan terdapat sumber air yang memampukan pohon ini untuk tumbuh.
B. Bagi para musafir atau pengembara di padang pasir yang tandus dan kering, melihat pohon korma tentu sangat menggembirakan. Mengapa? Karena apabila mereka bertemu pohon korma, maka itu artinya mereka akan segera bertemu oase (Mata air). Bertemu air  di tengah kekeringan dan panas terik? Sangat menggembirakan.
C. Tidak jarang mereka menghadapi fenomena fatamorgana, sebuah tipuan mata yang seringkali dialami oleh pengembara di tengah terik gurun pasir yang menyengat. Namun ketika bertemu pohon korma, mereka bersukacita karena yakin tidak jauh dari situ akan ada sumber air.
D. Ilustrasi: Ditengah kekeringan pohon korma tetap sanggup tumbuh lewat akarnya yang kuat dan tahu kemana mencari sumber air. Firman Tuhan mengatakan “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghailkan buah” (Yeremia 17:7-8)
E. Aplikasi: 
a. Ibarat pohon korma yang memiliki akar yang kuat. Fondasi di atas batu. Dasar iman yang kuat. Bukanlah seperti benih yang tumbuh di tanah berbatu2, yang akarnya tidak dalam.
b. Keberadaan pohon korma memberi kesegaran bagi Musafir. Tidak terpengaruh situasi. Menjadi terang dan garam dunia.




II. Kokoh Seperti Pohon Aras di Libanon
A. Pohon Aras (cedrus libani, Lat.), menurut wikipedia ialah sejenis cedar berasal dari kawasan Mediterania, pohon yang tingginya bisa mencapai 40 meter ini kayunya sangat keras dan tahan lama. Tidak mudah lapuk. Tidak heran jika kayu ini dipakai untuk pembangunan Bait Allah dan istana Salomo.
B. Di dalam Alkitab, Hiram raja Tirus mengirim kayu aras kepada Daud dan Salomo.
C. Aplikasi: 
a. Seperti pohon aras yang kokoh, kuat dan tidak mudah lapuk oleh persoalan hidup dan tantangan hidup.  (Masalah keluarga, ekonomi, pekerjaan, rumah tangga, kuliah, dll). Jangan mudah diombang-ambing angin pengajaran palsu (Efesus 4:14)
b. Kayu aras bermanfaat untuk membangun Bait Allah dan rumah bagi Daud dan Salomo. Hidup tidak cukup hanya melakukan hal yang baik-baik, namun bermanfaat bagi sesama. Ilustrasi: Kehidupan yang bermanfaat bagi sesama. Selalu terapkan kebaikan, kebaikan akan kita dapatkan. Video kebaikan 30 tahun lalu.

Kesimpulan:
Kita harus berakar kuat seperti pohon korma dan kokoh seperti pohon aras di Libanon. Tuhan memberkati!

Sikap Negatif Menghadapi Konflik dalam Hubungan Suami Isteri

Sikap Negatif dalam Menghadapi Konflik dalam Hubungan Suami Isteri

Sikap Negatif Menghadapi Konflik dalam Hubungan Suami Isteri

Oleh Timbul MT Sirait

Kalimat yang sering diucapkan saat pengukuan pernikanan” Saya, (PRIA), Menerima engkau (WANITA) untuk menjadi istriku yang syah, Saya akan memelihara engkau mulai hari ini sampai selama-lamanya,Baik dalam keadaan suka dan duka, Keadaan kaya dan miskin, Dalam keadaan sakit dan sehat, Saya akan mengasihi dan mengindahkan engkau,Sampai maut menceraikan kita,Ini adalah janji saya kepadamu”. Bagi yang melanggar ikrar ini perlu merenungkan kembali, apakah ini saya ucapkan sebagai syarat pernikahan saja atau memang dari dalam hati?

Konflik berarti percekcokan, perselisihan, pertentangan. Bisa disebut sesuatu  yang menciptakan ketidakharmonisan dalam hubungan antar manusia. Konflik itu sendiri adalah bagian dari perkawinan (rumah tangga). Konflik akan terjadi dalam setiap rumah tangga tidak terkecuali rumah tangga Kristen. Sebab itu penting untuk di ingat setiap keluarga yaitu bahwa terjadinya konflik itu adalah sebuah realitas yang harus diatasi dan bukan untuk disembunyikan atau diabaikan. Dalam keluarga konflik  adalah tugas yang harus dihadapi suami, istri serta anak-anak dengan akal sehat. Walau harus diakui bahwa tidak semua pihak mampu menghadapi konflik rumah tangga dengan cara yang positif.

Ada beberapa sikap yang negatif yang dilakukan beberapa orang dalam menghadapi konflik dalam keluarga yang tidak perlu untuk dicontoh oleh suami isteri  Kristen.

Yang pertama, berusaha menghindari konflik tersebut dengan saling berdiam diri.  

Kedua belah pihak berdiam diri dan tidak ada komunikasi tentang konflik yang sedang terjadi. Komunikasi yang merupakan tiang penopang keutuhan keluarga juga merupakan bagian terpenting dalam menyelesaikan masalah. Kebiasaan buruk yaitu dengan saling berdiam diri seperti ini sedikit demi sedikit akan menciptakan suatu karekter yang lemah yaitu menjadi pendendam. Orang yang selalu berdiam diri dalam setiap menghadapi masalah akan akan sulit untuk keluar dari masalah dengan kata lain masalah itu akan menumpuk dalam pemikiran sampai suatu saat nanti bila sudah tidak kuat lagi maka akan meledak dan bisa mencipatakan keretakan yang besar dalam rumah tangga.  Paulus berkata dalam Efesus 4:26 “ Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa, jangan kamu simpan kemarahanmu sehingga matahari masuk”. Kita harus sadar bahwa kita akan selalu berhadapan dengan masalah setiap hari. Sekecil apapun dia hal itu akan menjadi masalah besar  bila kita tidak berusaha untuk mengatasinya. Keberadaan kita sebagai seorang pribadi yang berbeda dengan pribadi yang lain adalah prospek bagi permasalahan. Namun segala perbedaan itu  justru akan menjadi bukti dari kekuatan kita sebagai seorang pribadi jika komunikasi kita tetap berjalan khususnya dalam menghadapi konflik.

Kedua, kelemahan banyak orang juga adalah memanipulasi diri sendiri dan juga pasangannya dengan berkata bahwa “semua ini adalah kesalahan saya”.

Kita harus jujur pada diri sendiri saat kita berhadapan dengan konflik.Dengan melakukan hal seperti ini bukan berarti masalah akan teratasi tetapi justru akan menimbun bara kemarahan di dalam hati yang nantinya akan menyiksa kita lahir batin.Kita harus berani dalam menyatakan kesalahan pasangan kita karena keutuhan adalah kekuatan kita bersama. Dengan mengungkapkan siapa yang bersalah bukan berarti menyalahkan atau membenci. Itu harus di ingat.  Jika segala sesuatunya kita lakukan dengan dasar kasih dan kelemah-lembutan maka hal itu akan mengembalikan kembali keharmonisan kita seutuhnya.

Ketigabegitu masalah datang yang diserang bukanlah masalah tersebut tetapi orang yang bermasalah dengan kita.

Walau sulit tetapi kita harus menyerang masalah dan bukan menyerang orang yang memiliki masalah dengan kita. Sikap yang destruktif dalam menghadapi konflik adalah bila kita selalu berusaha untuk menyerang orang yang bermasalah dengan kita karena kita ingin memuaskan emosional kita. Cara ini sangat kekanak-kanakan. Setiap orang bisa berada dalam emotional uncontrol (emosi yang tidak terkontrol) bila sedang berhadapan dengan masalah sebab itu sikap egois harus dihindari. Jangan biasakan menyalahkan latar belakang pasangan jikalau suatu saat dia menciptakan konflik dalam rumah tangga.  Jangan juga menghubungkan permasalahan yang kita hadapi dengan keluarga pasangan kita.  “Kamu sama saja dengan ibumu, keras kepala” dll.

Sadarilah bahwa saudara bisa saja salah.  Paulus berkata barang siapa yang memegahkan dirinya itu biarlah ia bermegah didalam Tuhan, 1 Korintus 10:17.

Kelemahan banyak orang adalah tidak mau disalahkan atas terjadinya sebuah konflik. Hal ini terjadi karena tendensi ego manusia yang selalu ingin membenarkan diri.  Namun bila kita bertahan dalam sikap seperti ini kita akan menjadi objek masalah yang tidak akan pernah terpecahkan,

Masalah itu adalah bagian dari liku-liku kita dalam berkeluarga di atas bumi ini. Hal itulah yang perlu kita sadari.  Hal itu akan datang cepat atau lambat, kecil atau besar tetapi ada satu kunci yang perlu kita pegang dan ingat yaitu kita harus menyelesaikannya dengan kepala dingin dan mencari jawaban dari Alkitab sebagai solusinya.

Kisah kasih pasangan yang sudah menjalani pernikahan selama 20 tahun.

 Komunikasi yang macet.......

(Episode masa berpacaran)  

Tampan        :        Cantik,  Aku sangat mencintaimu, tidak bisa aku bayangkan betapa menyedihkannya hidupku kalau sampai kita tidak jadi menikah.

(Episode tahun-tahun pertama pernikahan)

Tampan        :        Cantik, Aku mencintaimu,tetapi pekerjaan, anak-anak sungguh membuatku pusing.

(Episode usia pernikahan yang semakin tua)

Tampan        :        .....................................................................

 (akhirnya Cantik pun bicara.....)

Cantik        :        Tampan, mengapa kamu tidak romantis lagi, apakah kamu sudah tidak mencintai aku lagi?                

Tampan        :        Tidak Cantik, bukan begitu, kalau aku sudah tidak mencintaimu lagi  pasti akan ku katakan 


http://akademialkitabsumaterabagianselatan.blogspot.com/p/jurnal-sabda-hidup.html?m=1

HIDUP BAGI ALLAH

Hidup Bagi Allah

Hidup Bagi Allah

Oleh Jon Ropelemba

        Dalam menjalani hidupnya, setiap manusia hanya mempunyai dua pilihan, yaitu hidup untuk Allah atau hidup untuk iblis (Roma 6:16).  Sebelum seseorang memutuskan untuk hidup bagi Allah sudah tentu kehidupan yang jalaninya adalah suatu kehidupan yang bertentangan dengan kehendak Allah.  Paulus menggambarkan bahwa kehidupan orang yang seperti itu menunjukkan dia tidak mengenal Allah, pikirannya sia-sia, pengertiannya gelap, tidak bersekutu dengan Allah, hatinya degil, perasaannya tumpul, hidup dalam hawa nafsunya (Efesus 4:17-19).  Ketika seseorang memutuskan untuk hidup bagi Allah, itu berarti bahwa dia telah memutuskan untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah.

        Rasul Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di Roma (Roma 6), menjelaskan dengan sangat jelas tentang kehendak Allah bagi orang-orang yang telah memutuskan untuk menaati Kristus.  Dalam ayat 11, firman Allah berkata: “Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.”  Ayat ini memerintahkan supaya setiap orang yang telah mati bagi dosa (orang yang telah memutuskan untuk percaya kepada Kristus, bertobat atas dosa-dosanya, mengaku dengan mulutnya bahwa Kristus adalah Juruselamat dan telah dibaptis untuk pengampunan dosanya) sudah seharusnya hidup bagi Allah dalam segala aspek kehidupannya.

        Orang yang hidup bagi Allah adalah orang yang sudah hidup baru (Roma 6:4; Efesus 4:21-24; 2 Korintus 5:17).  Istilah hidup baru dalam Roma 6:4 berasa dari bahasa Yunani “KAINOTET ZOES.”  Kata “KAINOTET” berasal dari kata “KAINOTES” yang artinya “menunjukkan keadaan yang baru.”  Paulus menyebutnya sebagai ciptaan yang baru dalam 2 Korintus 5:17.  Bertitik tolak dari penjelasan ini, maka orang yang hidup bagi Allah adalah orang yang hidupnya tidak dikuasai dosa (Roma 6:13), tidak berdusta lagi (Efesus 4:25), tidak mencuri lagi (Efesus 4:28), tidak suka berkata kotor (Efesus 4:29).  Hidup bagi Allah artinya lebih mengasihi Allah daripada hal-hal duniawi (1 Yohanes 2:15-17) dan berjalan dalam terang (1 Yohanes 1:5-7).

        Orang yang sungguh-sungguh mengasihi Allah pasti akan berjalan dalam terang (taat pada kehendak Allah) (Yohanes 15:15; 1 Yohanes 5:3).

        Hidup bagi Allah adalah ciri atau pola hidup seseorang yang telah menjadi orang Kristen.  Paulus berbicara tentang pola hidupnya, “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku” (Galatia 2:20).  Sebagai orang Kristen kita juga seharusnya hidup sama seperti Paulus.  Orang Kristen adalah hamba Kristus karena kita telah dibeli dengan harga tunai oleh Kristus dengan darah-Nya (1 Korintus 6:20; 7:23).  Seorang hamba harus taat kepada tuannya.  Demikian juga dengan kita, sebagai hamba Kristus, kita harus taat kepada Kristus, kita tidak boleh lagi hidup sesuai dengan kehendak kita sendiri.  Kita hidup untuk memperkenankan Kristus (Galatia 1:10).  Hidup bagi Allah adalah hidup untuk menghasilkan buah-buah roh (Galatia 5:22-23).

        Jika kita adalah orang Kristen, berarti kita mempunyai tanggung jawab untuk hidup bagi Allah.  Dan bila kita gagal, itu berarti ada sesuatu yang salah pada diri kita.  Dalam catatan Perjanjian Baru, kita dapat menemukan contoh-contoh tentang orang Kristen yang gagal hidup bagi Allah, misalnya: Ananias dan Safira (Kisah Rasul 5:1-11), Himeneus dan Aleksander (1 Timotius 19-20), Demas (2 Timotius 4:10), Diotrefes (3 Yohanes 9-10), dan lain-lain.  Bila kita memperhatikan kegagalan orang-orang ini, masalah mereka adalah karena masih mengizinkan hal-hal duniawi menguasai hidup mereka.  Tidak berbeda dengan kita saat ini, jika kita gagal hidup bagi Allah, itu karena kita masih mengizinkan hal-hal duniawi menguasai hidup (hati) kita.  Agar kegagalan ini tidak terjadi, Paulus menyarankan supaya kita memikirkan perkara-perkara yang di atas (surgawi) dan mematikan segala sesuatu yang duniawi (Kolose 3:1-10), jangan memperhambahkan diri lagi kepada dosa (Roma 6:6, 12, 13) dan hidup lebih mengasihi Allah daripada hal-hal duniawi (1 Yohanes 2:15-17).

        Saudara-saudaraku, hidup bagi Allah adalah pilihan dan itu bukanlah sesuatu yang sulit untuk dilakukan. Yang dibutuhkan untuk menjalaninya adalah suatu komitmen yang kuat.  Karena komitmen yang kuatlah sehingga Paulus tetap bertahan untuk hidup bagi Allah (Kristus) meskipun aniaya dan penderitaan silih berganti datang menerpanya (2 Korintus 11:23-27; 2 Korintus 4:16-18).  Dalam akhir hidupnya, dia berkata, “Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat.  Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.  Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya” (2 Timotius 4:6-8).


http://akademialkitabsumaterabagianselatan.blogspot.com/p/jurnal-sabda-hidup.html?m=1

BERDOA

Berdoa

Berdoa

1Timotius 2:1-2 dan 1 Tesalonika 5:17

Berdoa adalah cara kita berbicara kepada Allah.  Di dalam hukum Musa, para imam, melalui imam besar mempersembahkan korban untuk umat Allah.  Sekarang, setiap orang Kristen, pengikut Kristus adalah seorang imam yang dapat menghampiri tahta Allah melalui Kristus, Imam Besar kita (Ibrani 9:11-12).  Kristus adalah pengantara sehingga kita dapat berbicara kepada Allah tanpa melalui seorang imam besar manapun (1 Timotius 2:5).  Sekarang semua makhluk dari segala bangsa di bawah bumi, bukan hanya orang Yahudi yang dapat menjadi anak-anak Allah (Matius 28:19, 20; Markus 16:15-16).

Berdoa itu merupakan hak istimewa dari setiap Anak Allah (1 Yohanes 3:1).  Allah akan memenuhi semua kebutuhan kita kalau kita minta (Yakobus 4:3; Markus 11:24) sesuai dengan kehendakNya (1 Yohanes 5:14).  Doa-doa kita merupakan aroma korban persembahan kita kepada Allah (Wahyu 5:8).

Para murid berdoa ketika mereka diperlakukan tidak adil dan dipenjarakan karena pengajaran mereka (Kisah Rasul 4; 6:25).  Saudara-saudara yang lain juga berdoa untuk mereka (Kisah Rasul 12:5).  Stefanus berdoa padahal jiwanya sedang terancam.  Ia berdoa untuk orang yang membunuhnya (Kisah Rasul 7:60).  Yesus mendoakan orang-orang yang menyalibkanNya dan memohon agar Allah mengampuni mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.

Janganlah kita berdoa hanya untuk dilihat orang (Matius 6:5).  Doa-doa yang hening kadang-kadang lebih berarti dari doa-doa yang diucapkan dengan suara keras.  Kita harus memintanya dengan iman (Yakobus 1:6).  Kita harus berdoa kepada Allah untuk meminta pengampunan sebagaimana kita mengampuni yang lain (Matius 6:12, 15).  Kita harus berdoa dengan hikmat (Yakobus 1:5).

Kadang-kadang kita tidak tahu bagaimana menuangkan isi hati kita sebagaimana seharusnya, tetapi Roh Kudus mengatakan kepada Allah apa yang ingin kita katakan (Roma 8:26, 27).  Sebuah doa tidak harus panjang agar bermakna, tetapi agar bermanfaat bagi yang berdoa maka doa itu harus dari dalam hati.  Allah selalu mendengar doa-doa kita; Ia selalu siaga dan senang membantu kita (1 Petrus 3:12).  Kita harus berdoa berkali-kali dalam sehari (Daniel 6:10).  Semakin sering kita berdoa, semakin mudah bagi kita untuk berdoa.  Allah itu adalah sahabat kita, bicaralah kepadaNya sebagaimana kita  berbicara kepada teman.  Serahkanlah semua permasalahanmu kepadaNya; Dia akan membantu kita dalam situasi apapun.  

Saat ini, sebutkan paling tidak satu yang akan Saudara doakan:

Isilah bagian yang kosong di bawah ini:

  1. Kita harus menaikkan permohonan ________________ dan  ucapan syukur untuk semua ______________________ (1 Timotius 2:1).
  2. Suatu cara yang baik untuk memulai doa adalah: __________________________ kami yang ada _______________________ (Matius 6:9).
  3. Kita berdoa untuk _____________________ dan ______________________ (Yakobus 5:13, 14).
  4. Ingatlah akan ______________________ kamu (Ibrani 13:7, 17).  Termasuk para penatua dan para pemimpin (Kisah Rasul 20:17; 20:28; 1 Timotius 2:2; 1 Tesalonika 5:12-13).
  5. Berdoalah untuk guru-guru dan para penginjil supaya ______________________ beroleh kemajuan dan _________________________ (2 Tesalonika 3:1; Ibrani 13:18-19; Roma 15:30).
  6. Berdoalah untuk ____________________ dan semua _________________ (1 Timotius 2:2; Roma 13:1-7).
  7. Berdoalah ______________________ di dalam ________________ dan __________________ di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala _______________ (Efesus 6:18) dan agar kita dapat hidup _______________________ dan tenteram (1 Timotius 2:2).
  8. Berdoalah “...jangan seperti yang  _________________ melainkan seperti yang ____________________ (Matius 26:39; Lukas 22:42).
  9. Berdoalah selalu dalam nama ________________________ (Kolose 3:17; Efesus 5:20; Yohanes 6:23-24; 1 Timotius 2:5).
  10. Berdoalah dengan tidak ______________________________ (1 Tesalonika 5:17; Efesus 6:18).

Benar – Salah (Tulislah B jika Benar dan S jika Salah)

  1. _____        Di dalam Perjanjian Baru, Kristus adalah Imam Besar kita (Ibrani 7:11; 3:1; 9:11, 12).
  2. _____        Semua orang Kristen adalah imam-imam.
  3. _____        Seseorang dapat berdoa kepada Allah tanpa mengenal Kristus (Kolose 4:17).
  4. _____        Di bawah hukum Kristus hanya orang Ibrani yang dapat menjadi anak-anak Allah (Matius 28:19-20; Markus 16:15, 16).
  5. _____        Roh Kudus memberitahukan kepada Allah apa yang diinginkan dalam hati (Roma 8:26, 27).
  6. _____        Kita hanya berdoa untuk teman-teman kita (Matius 5:44).
  7. _____        Kita harus taat  kepada para penatua karena mereka pemimpin kita (Ibrani 13:7, 17).
  8. _____        Kita akan menerima segala sesuatu yang kita doakan (1 Yohanes 5:14).
  9. _____        Allah akan menjawab doa kita apabila kita berdoa, kemudian kita hanya duduk dan menunggu.
  10. _____        Doa yang pendek tidak pernah dijawab (gaya Kristus berdoa di bukit Getsemani) (Matius 5:26).

Berdoa dengan tujuan tertentu

Seringlah berdoa, kapan saja Saudara ingin berdoa, berdoalah di manapun Saudara berada.  

Berdoalah dengan tulus hati, dari lubuk hati yang dalam.  

Berterimakasihlah atas berkat-berkat.  

Berdoalah dengan tekun.  Berdoa untuk pengampunan.  

Berdoalah untuk orang lain, untuk diri sendiri, agar keadaan kita semakin baik.  

Berdoalah agar kehendak Allah terjadi.  

Berdoalah untuk meminta kekuatan, semangat untuk bekerja sesuai dengan doa-doa Saudara.

Orang menganggap doa sebagai sesuatu yang dituntut dan bukan sesuatu yang dinikmati, berarti orang itu belum mempelajari berkat-berkat doa itu.

GODAAN

Godaan

Godaan

(Kejadian 4:7)

Oleh Bonar Sagala

Godaan adalah salah satu kata negatif yang akan dihadapi oleh setiap orang.  Tidak peduli orang itu kaya atau miskin, kuat atau lemah, laki-laki atau perempuan, pemimpin atau pengikut, orang tua atau orang muda, pokoknya semua manusia yang ada di bawah kolong langit akan menghadapi godaan, karena itu  kita dapat mengambil kesimpulan bahwa godaan adalah bagian dari kehidupan setiap insan.

        Sebagai orang yang beriman, kita dapat memanfaatkan godaan itu sebagai ujian terhadap iman kita sebagaimana yang telah dilakukan oleh orang-orang beriman di dalam Alkitab seperti Abraham, Ayub, Yusuf, Daniel, Sadrakh, Abednego, Daud, para nabi,  Yesus dan banyak lagi contoh-contoh lain dalam Ibrani pasal 11.  Agar kita dapat mengikuti jejak para pahlawan iman kita ini, kita harus terlebih dahulu mengetahui hal-hal berikut ini.

Apakah godaan itu?

        Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi kedua halaman 321, godaan adalah segala sesuatu yang dapat menggoda ketabahan hati kita atau segala sesuatu yang mengganggu kita.

Dari definisi ini kita mengetahui bahwa godaan itu adalah sesuatu yang mengalihkan perhatian kita dari pandangan hidup kita yang tertuju kepada Kristus, lalu berpaling ke hal-hal duniawi (kesenangan duniawi).  Kita sebagai orang Kristen yang telah mengabdikan diri menjadi pelayan dan pengikut Kristus harus berusaha untuk menaklukkan godaan-godaan yang datang menghadang langkah kita dalam koridor yang ditentukan oleh Kristus menuju surga seperti yang tertulis dalam Kejadian 4:7 “.......dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya".

        Godaan dalam kehidupan bukanlah merupakan hukuman tetapi  ujian terhadap iman kita.  Apakah kita kuat atau tidak, janganlah kita menyerah terhadap godaan itu tetapi marilah kita menghadapinya dengan mengandalkan Kristus sebagai sumber kekuatan iman kita sebagaimana yang dituliskan oleh Paulus dalam Filipi 4:13, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”.

Kristus akan memberi kekuatan dan jalan keluar bagi kita di kala kita menghadapi godaan, sama halnya dengan orang-orang Korintus dalam 1 Korintus 10:13, “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya” .

        Sebagai orang Kristen, kita harus menghadapi penggoda itu dengan sikap yang positif, karena kalau kita menghadapinya dengan iman dan Firman Tuhan niscaya kita akan semakin kuat, “Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji” (2 Korintus 13:5).  Godaan bukanlah berasal dari Allah tetapi dari Iblis (Setan), (1 Korintus 7:5 b).  Allah yang akan menolong kita untuk mengatasi godaan tersebut, dengan syarat kita harus bersama dengan Allah melalui Kristus,  “Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?”  (Roma 8:31).

Bagaimanakah penampilan si penggoda itu?

        Penampilan penggoda dapat digambarkan seperti buah kedondong, di luar manis tetapi di dalam penuh dengan ranjau.  Tetapi anehnya ada banyak orang Kristen yang tidak menyadari hal ini.  Sering orang Kristen menggambarkan penggoda itu sangat menakutkan, ini tidak sesuai dengan kenyataan sebab kalau penggoda itu menakutkan, maka orang tidak mau mengikutinya, tetapi kenyataannya sekarang banyak orang yang terjebak dalam jerat si penggoda karena penampilannya yang begitu menarik, indah, menggiurkan, menjanjikan hal-hal yang lebih indah, nikmat, syahdu, dan lain-lain.  Ada banyak contoh yang dapat kita lihat dalam Alkitab bagaimana penampilan penggoda itu dalam Kejadian 3:1-6 (pembaca diharap untuk membaca ayat ini sebelum melanjutkannya).  Si penggoda datang kepada Hawa dengan janji-janji yang sangat menggiurkan, dengan tutur kata yang sopan dan nada yang halus, tetapi kita semua tahu kesudahan mereka di ayat-ayat berikutnya, ayat 7-24.  Karena itu sebagai orang Kristen tidak boleh asal percaya kepada semua ucapan orang yang lembut.  Itulah sebabnya rasul Paulus menasihatkan kita agar hati-hati dalam mendengar pujian atau sanjungan dalam Filipi 4:8: “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu”.   

        Penampilan penggoda kadang-kadang berupa cowok ganteng dan gadis cantik yang membuat pemuda dan pemudi Kristen terpesona dan terikat langsung atas kegantengan dan kecantikan si penggoda, dan tanpa berpikir panjang, pemuda dan pemudi Kristen mengikatkan diri pada mereka dan akhirnya meninggalkan Kristus dan berjalan melalui lorong gelap menuju neraka, yaitu tempat penghakiman selama-lamanya.

         Karena itu cara untuk menghadapi si penggoda, kita sebagai orang Kristen harus tetap mengenakan Firman Tuhan sebagai perisai, “Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.  Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;  karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.  Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.  Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;  dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus” (Efesus 6:10-18).

        Godaan adalah ujian bagi orang Kristen, karena itu untuk menghadapi ujian kita harus mempersiapkan diri kita dengan baik agar jangan menjadi bulan-bulanan oleh si penggoda.  Petrus menasihatkan kita dalam 1 Petrus 5:8 , “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya”.

        Godaan bukanlah hukuman melainkan sarana untuk memperagakan bagaimana solidnya iman kita sebagai orang Kristen.  Karena itu, marilah kita hadapi godaan itu dengan tangan terbuka dan hati yang teguh serta iman yang prima.

TRINITAS

Trinitas

Trinitas

Oleh Alex Daniel

Satu Allah Dalam Tiga Pribadi

Dari awal sampai akhir dalam Kitab Suci, Allah menyatakan diriNya sebagai satu-satunya Allah yang benar, selain Dia tidak ada yang lain (Ulangan 6:5; Yesaya 43:10; Yakobus 2:19).  Yesus adalah seorang monotheis yang ketat, sebagaimana semua orang Yahudi yang setia sejak dari Abraham.  Tetapi Yesus mengakui suatu kesatuan yang unik dengan Sang Bapa (Yohanes 14:8-11; 17:3-5, 20-23) – Sebuah pengakuan yang dapat dianggap penghujatan jika pengakuan itu tidak benar (Matius 26:63-65).  Sebelum meninggalkan bumi, Yesus juga berjanji akan datang kembali dalam Roh, melaluiNya orang-orang percaya dapat menikmati persekutuan yang erat dengan Yesus dan Bapa (Yohanes 14:16-23).

Sepanjang Perjanjian Lama, orang-orang Yahudi mengenal Allah yang Esa, yang kadang-kadang menyatakan diri kepada mereka sebagai Bapa.  Ketika Yesus datang, para pengikutNya melihat kasih karunia dan kemuliaan Allah ada di dalam Yesus juga, dan mereka mengakui bahwa dalam cara yang dapat dijelaskan, Allah telah datang di antara manusia dalam diri Yesus orang Nazaret ini.  Setelah Pentakosta, orang-orang percaya mengalami kehadiran Allah tetapi dalam cara yang lain, ajaib, melalui Roh, Allah tinggal di dalam setiap orang Kristen laki-laki dan perempuan dan juga di dalam komunitas jemaat secara keseluruhan.

Bagaimanakah seseorang dapat berbicara tentang Allah yang demikian?  Baik di dalam Perjanjian Baru maupun sepanjang sejarah gereja, orang berbicara tentang Allah sebagai Bapa, Putra dan Roh Kudus (Matius 28:19; 2 Korintus 13:14; Efesus 4:4-6; Wahyu 1:4-5).  Ini semata-mata adalah kebenaran dari pengalaman gereja terlepas dari apakah seseorang itu menggunakan kata “Trinitas” atau tidak.  Sederajat dan Ilahi?  Pasti!  Satu dengan Yang Lain?  Lagi-lagi Ya!  Betapa menyenangkan!  Seperti apakah Allah itu?  Lihat kepada Yesus, maka Anda akan tahu.  Dan siapakah Roh Kudus itu?  Dia adalah Roh yang dikirim oleh Yesus yang bangkit, yang mengungkapkan Allah Sang Bapa (Roma 8:9; Filipi 1:19; 1 Petrus 1:11; Yohanes 15:21.  Dengan itu kita bisa beristirahat dengan puas, karena kebenaran telah diungkapkan ke hati kita bahkan sementara pikiran kita mengaku dan merenungkan misteri itu semua.

Trinitas Sebuah Misteri

Saya belum pernah bertemu dengan orang yang dapat menjelaskan hakikat (nature) Allah, apakah dia trinitarian atau non trinitarian.  Kita berbicara tentang Allah yang berdiam di dalam terang yang tak terhampiri (1 Timotius 6:16), yang jalan dan pikiranNya jauh lebih tinggi daripada kita (Yesaya 55:9), yang belum pernah dilihat oleh manusia biasa (Yohanes 1:18).  Tidak seperti para filsuf kuno maupun modern, kita tidak perlu mencoba untuk memahami Allah melalui pengamatan manusia dan logika, sebab Yesus Putra tunggal Allah telah menyatakannya (Yohanes 1:18).  Siapapun yang mencari dengan sungguh-sungguh akan menemukan Allah dan berseru kepadaNya – bukan melalui kecakapan intelektual tetapi melalui kerendahan hati dan pertobatan (Yesaya 55:6-7; 69:1-2).  

Apa yang penting menurut saya adalah bahwa kita siap untuk mengakui semua penegasan Kitab Suci tentang Allah dan tentang Yesus dari Nazaret yang diakui sebagai Putra Allah yang unik dan para rasul yang bersaksi bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati (Roma 1:4).  Ini termasuk kesaksian Alkitab bahwa Yesus adalah inkarnasi (penjelmaan) dari Firman Ilahi (Yohanes 1:1-3, 14), bahwa Dia aktif dalam penciptaan (Yohanes 1:3; Kolose 1:16; Ibrani 1:2), bahwa Allah adalah BapaNya dalam cara yang unik, dan bahwa Allah mengutusNya ke dalam dunia (Yohanes 3:16-17),  bahwa Yesus memiliki kuasa untuk mengampuni dosa (Markus 2:5-10), bahwa segenap kepenuhan ke-Allahan berdiam secara jasmaniah di dalam Dia (Kolose 2:9), dan bahwa Dia kembali ke kemuliaan surgawi yang dalam arti tertentu, Dia berbagi dengan Bapa sebelum dunia dijadikan (Yohanes 17:5).

Trinitas dan Keselamatan

Seseorang bertanya apakah penting untuk mengucapkan bahwa Allah adalah tritunggal, satu Allah dalam tiga pribadi agar selamat?  Jelas tidak, karena Kitab Suci Perjanjian Baru tidak pernah menggunakan kata “trinitas” atau ekspresi “tiga pribadi”.  Namun Kitab Suci memang banyak mengatakan mengenai sifat dan identitas Yesus Kristus yang adalah Firman Ilahi yang menjadi manusia (daging).  Kitab suci juga berbicara tentang Roh Kudus dalam pengertian Pribadi. Apapun yang dengan jelas ditegaskan oleh Kitab Suci tentang apa yang disebut secara tradisional oleh orang Kristen tentang doktrin “tritunggal”, kita juga harus bersedia untuk menegaskannya.  Tetapi Allah tidak mengharuskan kita untuk merangkul atau menggunakan bahasa yang tidak diilhami dalam usaha untuk menjelaskan hakikat keIlahian, betapapun bahasa itu masuk akal kelihatannya atau seberapa lama telah digunakan oleh mayoritas dari mereka yang menyebut diri Kristen.

Jangan salah – saya adalah seorang yang percaya kepada trinitas, sebagaimana saya memahami istilah itu dan mencoba mengajak orang lain untuk memercayainya juga.  Saya menyanyi, memuji, menyembah dan berdoa kepada “Allah dalam tiga pribadi” – walaupun saya dengan cepat mengaku bahwa saya sangat sedikit mengerti apa arti kata itu sesungguhnya.  Tetapi saya tidak siap untuk mengangkat pedang rohani melawan laki-laki yang saleh dan perempuan yang beriman yang juga tidak sepenuhnya memahami hal ini, dan yang mungkin kurang siap daripada saya untuk menggunakan bahasa non Alkitabiah dalam menggambarkan bagian yang mereka pahami.

Hakikat yang tepat dari Allah terletak di luar lingkup wahyu Ilahi dan diluar kemampuan kita untuk sepenuhnya memahaminya.  Ketika kita mendiskusikan topik yang demikian dalam dan rumit, baiklah kita lakukan sebaik-baiknya dengan nada yang terukur dan dengan kerendahan hati yang jelas.  Keselamatan tidak datang dengan menjelaskan Allah, tetapi dengan percaya dan taat kepada-Nya. Dia tidak memanggil kita untuk menganalisis diri-Nya dalam sifatNya yang transenden, tetapi untuk percaya, mengasihi, dan menaati-Nya sebagaimana Dia telah menyatakan diri-Nya dalam Yesus Kristus.

PANDANGAN ALKITAB TENTANG DOSA

Pandangan Alkitab Tentang Dosa

Dosa adalah sesuatu hal yang tidak lagi dianggap penting untuk diperhatikan oleh kebanyakan orang, sepertinya dosa adalah hal biasa dan wajar-wajar saja dilakukan. Orang lebih cendrung memfokuskan pikirannya kepada bagaimana memperoleh kehidupan, uang dan materi lainnya sehingga lupa kepada prinsip halal atau haram. Kalau bagi kebanyakan orang dosa adalah hal biasa, tidak perlu dibesar-besarkan tetapi, bagi Allah dosa adalah sesuatu yang sangat serius, dosa akan membawa manusia kepada kebinasaan kekal. 
Apakah sesungguhnya dosa itu? Untuk menjawab ini orang perlu kembali kepada Alkitab untu mendapat artinya. Dalam bahasa Yunani kata dosa adalah “hamartia” artinya missing the mark, yakni tidak mengenai sasaran. Dan maksud sesungguhnya dari kata ini ialah “tidak dikenal Allah” Matius 7:23.
Dosa seperti penyakit yang sangat berbahaya dan sangat mematikan. Kita mengetahui ada beberapa penyakit yang sangat berbahaya dan mematikan diantaranya: AIDS, Kanker, HIV, dll. Kecenderungan manusia adalah untuk segera mengobati semua jenis penyakit, berbagai langkah diupayakan untuk mengobatinya mulai dari dokter, dukun dan pengobatan-pengobatan alternatif. Tetapi dosa yang juga mematikan tersebut, tidak diupayakan untuk mencari cara untuk menyembuhkannya. Dosa lebih berbahaya dari pada penyakit jasmani, sebab dosa adalah penyakit rohani yang dapat mematikan jiwa rohani seseorang kekal di dalam api neraka. Hanya Alkitab yang menjelaskan banyak hal tentang dosa dan akibat yang akan dialami. Ada 4 hal yang akan saya bahas lebih jauh tentang dosa dan akibatnya bagi manusia. Semua ini berdasarkan apa yang Alkitab katakan. Agar kita menaruh perhatian penuh.

Pertama, Apakah dosa itu?
1 Yohanes 3:4 “Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialahpelanggaran hukum Allah.” 1 Yoh 5:17 “Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut.”
Kita selalu membuat kesalahan dan itu adalah dosa, kesalahan besar, kesalahan kecil itu sama saja, tetap dosa dan konsekuensinya adalah kebinasaan kekal, ada pun dosa yang tidak membawa mati ialah seseorang yang menyadari kesalahan dari dosanya dan bertobat dari jalannya yang salah lalu kembali kepada Allah. 
Yakobus 4:17 “Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.”
Firman Allah adalah landasan dalam berbuat baik, sebab itu adalah petunjuk bagi semua orang dalam berbuat baik yang menyenangkan Allah.
Allah memberi syarat bagi semua manusia untuk lepas dari dosa yaitu percaya terhadap cara Allah dalam menyelamatkan, selamat dari dosa bukan didasari oleh usaha-usaha manusia meskipun itu dengan cara penyiksaan diri agar menjadi suci.

Kedua, Apakah dan bagaimanakah sifat-sifat dosa itu?
Di dalam Yesaya 55:7 dan Matius 5:28 menjelaskan bahwa manusia dapat berbuat dosa dengan pemikirannya, dan dalam Galatia 5:19-21 Paulus membuat daftar dosa-dosa yang dibuat manusia. Kita dapat berbuat dosa dengan perbuatan dan tindakan kita. Sifat yang tidak bersahabat pun dapat membuat kita jatuh ke dalam dosa, Matius 5:44-48.
Di dalam Yakobus 1:14-16 dikatakan bahwa dosa adalah bujukan, Ibrani 3:13; Kejadian 3:6. Banyak orang menyukai kesenangan yang diberikan oleh dunia tetapi tidak semua kesenangan-kesenangan itu berguna bagi manusia itu sendiri. Kebanyakan kesenangan-kesenangan itu hanya bersifat semu atau kesenangan sementara saja setelah itu manusia menerima akibatnya yaitu kesengsaraan. Kita sering menyaksikan bagaimana orang mencari kesenangan dengan minuman keras, obat-obat terlarang , dll. Mereka memang mendapatkannya tetapi itu hanya sesaat saja dan setelah itu mereka harus menanggung akibat yang ditimbulkannya.

Ketiga, Akibat yang dihasilkan oleh dosa
Manusia akan terpisah dan dijauhkan dari hadirat Allah, Yesaya 59:1-2. Allah akan meninggalkan orang yang mengabaikanNya, 2 Tawarikh 15:2. Dengan demikian manusia akan hidup seperti seorang musafir di dalam dunia ini dan tidak mempunyai tujuan kemana ia akan pergi setelah kehidupan dunianya berakhir, kepada Allah?  Tentu saja tidak sebab ia sudah dijauhkan dari hadirat Allah.
Dosa memisahkan  manusia dalam : Hidup (Amsal 28:9), Kematian (Ibrani 9:27) dan Hukuman (Maz 1:5). 
Dosa memperbudak manusia dalam pikiran, Roma 1:21-24, Belenggu hawa nafsu, dan keinginan-keinginan yang bertentangan dengan Firman Allah.
Hal ini akan melemahkan kehidupan manusia, 1 Korintus 3:1-3, dan upahnya adalah kebinasaan yang kekal, Roma 6:23; 2 Tesalonika 1:7-9.

Keempat, Apakah obat untuk menyembuhkan dosa?
Jika setiap orang  menyadari bahwa dosa adalah suatu penyakit yang mematikan, maka dia perlu mempunyai iman kepada Yesus Kristus (Yoh 3:16). Bertobat dari dosa-dosanya (Kisah 2:38), mengaku Kristus sebagai Anak Allah (Kisah 2:37) dan dibaptis ke dalam Kristus untuk jalan keampunan dosa (Kisah 2:38; Markus 16:16) serta tetap setia dalam kehidupannya sebagai orang Kristen (Wahyu 22:14; 1:21). Amin

Mari kita berdoa, Tuhan Allah Bapa Kami di Surga Terima kasih Tuhan atas firman yang sudah kami dengarkan bersama, Mohon kiranya firman Tuhan boleh menjadi pedoman bagi hidup kami agar kami selalu dapat melakukan kehendakMu dalam kehidupan kami setiap harinya. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.

Doa bagi kehidupan orang Kristen

Doa bagi kehidupan orang Kristen