Allah
selalu membuat
kehendak-Nya 
diketahui melalui firman-Nya. Pada dispensasi 
sebelumnya, selama era Perjanjian Lama, Dia 
berbicara melalui para nabi (Ibrani 1:1) tetapi di 
zaman sekarang ini Dia berbicara secara 
eksklusif melalui Anak-Nya, Yesus Kristus 
(Ibrani 1:1-2). Bapa telah memberikan segala
kuasa kepada Anak (Matius 28:18; Efesus 1:22-
23). Maka dari itu, karena Yesus adalah satusatunya Juru Bicara Allah hari ini dan karena 
Dia memiliki segala kuasa, semua pengajaran 
harus berasal dari "Kristus" jika ingin memiliki 
otoritas yang tepat (Lihat 2 Yohanes 9-11; 1 
Timotius 6:3-5).
Dari sini kita harus menyimpulkan bahwa 
hari ini kita tidak boleh dibimbing oleh hukum 
Musa atau hukum lain mana pun yang 
ditemukan dalam Perjanjian Lama. Hukum 
Lama melayani tujuannya untuk membawa 
bangsa Israel kepada Kristus (Galatia 3:24-27). 
Karena Yesus telah menggenapinya (Matius 
5:17), maka Dia telah meniadakannya (Kolose 
2:14).
Karena Allah tidak pernah menerapkan dua 
hukum yang berbeda pada orang yang sama 
pada waktu yang sama, tetapi kita harus melihat 
pada “hukum yang sempurna, yaitu hukum yang 
memerdekakan”, hukum yang diberikan oleh 
Yesus (Yakobus 1:25).
Tidak ada praktek atau doktrin dari Hukum 
Lama yang digunakan saat ini untuk 
membenarkan apa yang dilakukan seseorang 
dalam agama. Melakukan hal itu menyebabkan 
seseorang lepas dari Kristus dan hidup diluar 
kasih karunia Allah (Galatia 5:4).
Mengapa Ada Perubahan Perjanjian?
Alkitab memberitahu kita bahwa Perjanjian 
Lama telah dirubah karena:
• Kelemahannya (Ibrani 7:18-19; 8:7-9; 
9:9).
• Perubahan imamat mengharuskan
perubahan hukum Taurat (Ibrani 7:12). 
Perjanjian berubah ketika imamat 
berubah. Itu berubah karena Yesus tidak 
mungkin menjadi imam di bawah 
Hukum Lama sebab Dia berasal dari 
suku Yehuda sedangkan para imam 
berasal dari suku Lewi (Ibrani 7:13-14). 
• Perjanjian lama hanya untuk melayani 
sampai “Benih” itu datang (Kejadian 
22:15-18; Galatia 3:5-19). “Benih” yang 
dinubuatkan adalah Yesus Kristus.
• Perjanjian Lama hanya dimaksudkan 
untuk membawa orang-orang Yahudi 
kepada Kristus (Galatia 3:24-27).
Hukum Lama Telah Dihapus 
Seluruhnya
Beberapa orang mencoba mengatakan 
Sepuluh Perintah tidak dibuang. Mereka 
membuat perbedaan antara apa yang mereka 
sebut sebagai hukum moral dan hukum upacara. 
Tidak ada perbedaan atau pembagian seperti itu 
di dalam Perjanjian Lama atau Baru. Sepuluh 
Perintah dan Perjanjian adalah satu dan sama 
(Lihat Ulangan 9:9-11; 10:4; Keluaran 34:28).
Perjanjian yang diberikan Allah kepada 
Musa, yang tertulis atau terukir di atas loh batu 
yang juga termasuk Sepuluh Perintah Allah,
telah: 
• Menjadi tua (Ibrani 8:13).
• Dihapus (Kolose 2:14). 
• Ditiadakan (2 Korintus 3:4-11).
• Dibatalkan (Efesus 2:13-16).
Kebodohan Jika Mengikat Diri Pada 
Hukum Lama
Jika kita mencoba untuk membenarkan 
praktek-praktek dalam agama hari ini dengan 
Perjanjian Lama, maka kita mengikat diri kita 
sendiri pada hal-hal yang:
• Adalah pelayanan yang memimpin 
kepada kematian (2 Korintus 3:7).
• Berlawanan dengan orang-orang yang 
mencoba untuk mempertahankannya 
(Kolose 2:14).
• Salah (Ibrani 8:7).
• Tidak dapat menyempurnakan 
penyembah (Ibrani 9:9). 
• Tidak dapat menghasilkan kebenaran 
(Galatia 2:21).
• Tidak dapat membenarkan siapa pun 
(Galatia 2:16; 3:11). 
• Adalah kutukan (Galatia 3:10).
• Melepaskan seseorang dari KristuBagaimana Melihat 
Perjanjian Lama
Allah
selalu membuat
kehendak-Nya 
diketahui melalui firman-Nya. Pada dispensasi 
sebelumnya, selama era Perjanjian Lama, Dia 
berbicara melalui para nabi (Ibrani 1:1) tetapi di 
zaman sekarang ini Dia berbicara secara 
eksklusif melalui Anak-Nya, Yesus Kristus 
(Ibrani 1:1-2). Bapa telah memberikan segala
kuasa kepada Anak (Matius 28:18; Efesus 1:22-
23). Maka dari itu, karena Yesus adalah satusatunya Juru Bicara Allah hari ini dan karena 
Dia memiliki segala kuasa, semua pengajaran 
harus berasal dari "Kristus" jika ingin memiliki 
otoritas yang tepat (Lihat 2 Yohanes 9-11; 1 
Timotius 6:3-5).
Dari sini kita harus menyimpulkan bahwa 
hari ini kita tidak boleh dibimbing oleh hukum 
Musa atau hukum lain mana pun yang 
ditemukan dalam Perjanjian Lama. Hukum 
Lama melayani tujuannya untuk membawa 
bangsa Israel kepada Kristus (Galatia 3:24-27). 
Karena Yesus telah menggenapinya (Matius 
5:17), maka Dia telah meniadakannya (Kolose 
2:14).
Karena Allah tidak pernah menerapkan dua 
hukum yang berbeda pada orang yang sama 
pada waktu yang sama, tetapi kita harus melihat 
pada “hukum yang sempurna, yaitu hukum yang 
memerdekakan”, hukum yang diberikan oleh 
Yesus (Yakobus 1:25).
Tidak ada praktek atau doktrin dari Hukum 
Lama yang digunakan saat ini untuk 
membenarkan apa yang dilakukan seseorang 
dalam agama. Melakukan hal itu menyebabkan 
seseorang lepas dari Kristus dan hidup diluar 
kasih karunia Allah (Galatia 5:4).
Mengapa Ada Perubahan Perjanjian?
Alkitab memberitahu kita bahwa Perjanjian 
Lama telah dirubah karena:
• Kelemahannya (Ibrani 7:18-19; 8:7-9; 
9:9).
• Perubahan imamat mengharuskan
perubahan hukum Taurat (Ibrani 7:12). 
Perjanjian berubah ketika imamat 
berubah. Itu berubah karena Yesus tidak 
mungkin menjadi imam di bawah 
Hukum Lama sebab Dia berasal dari 
suku Yehuda sedangkan para imam 
berasal dari suku Lewi (Ibrani 7:13-14). 
• Perjanjian lama hanya untuk melayani 
sampai “Benih” itu datang (Kejadian 
22:15-18; Galatia 3:5-19). “Benih” yang 
dinubuatkan adalah Yesus Kristus.
• Perjanjian Lama hanya dimaksudkan 
untuk membawa orang-orang Yahudi 
kepada Kristus (Galatia 3:24-27).
Hukum Lama Telah Dihapus 
Seluruhnya
Beberapa orang mencoba mengatakan 
Sepuluh Perintah tidak dibuang. Mereka 
membuat perbedaan antara apa yang mereka 
sebut sebagai hukum moral dan hukum upacara. 
Tidak ada perbedaan atau pembagian seperti itu 
di dalam Perjanjian Lama atau Baru. Sepuluh 
Perintah dan Perjanjian adalah satu dan sama 
(Lihat Ulangan 9:9-11; 10:4; Keluaran 34:28).
Perjanjian yang diberikan Allah kepada 
Musa, yang tertulis atau terukir di atas loh batu 
yang juga termasuk Sepuluh Perintah Allah,
telah: 
• Menjadi tua (Ibrani 8:13).
• Dihapus (Kolose 2:14). 
• Ditiadakan (2 Korintus 3:4-11).
• Dibatalkan (Efesus 2:13-16).
Kebodohan Jika Mengikat Diri Pada 
Hukum Lama
Jika kita mencoba untuk membenarkan 
praktek-praktek dalam agama hari ini dengan 
Perjanjian Lama, maka kita mengikat diri kita 
sendiri pada hal-hal yang:
• Adalah pelayanan yang memimpin 
kepada kematian (2 Korintus 3:7).
• Berlawanan dengan orang-orang yang 
mencoba untuk mempertahankannya 
(Kolose 2:14).
• Salah (Ibrani 8:7).
• Tidak dapat menyempurnakan 
penyembah (Ibrani 9:9). 
• Tidak dapat menghasilkan kebenaran 
(Galatia 2:21).
• Tidak dapat membenarkan siapa pun 
(Galatia 2:16; 3:11). 
• Adalah kutukan (Galatia 3:10).
• Melepaskan seseorang dari Kristus (Galatia 5:4)
Otoritas Kita: Perjanjian Baru
Perjanjian Baru adalah otoritas kita hari ini 
karena ia adalah firman Kristus (Yohanes 
12:48; Ibrani 1:1-2). Karena Dia memiliki 
segala kuasa (Matius 28:18; Efesus 1:22-23), 
firman-Nya menyediakan semua hal yang 
diperlukan untuk kehidupan dan kesalehan (2 
Petrus 1:3) dan sepenuhnya melengkapi kita 
untuk setiap perbuatan baik (2 Timotius 3:16 -
17). Karena itu, segala sesuatu harus dilakukan 
dalam nama-Nya atau dengan kuasa-Nya 
(Kolose 3:17).
© 1994, Gene Taylor. Hak Cipta Dilindungi Oleh 
Undang-undang.
Kami juga melayani pendalaman alkitab tatap 
muka. Hub via WhatsApp:
Email:
Bagaimana Melihat
Perjanjian
Lama
Gene Taylor
This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Jumat, 22 Oktober 2021
REALITA NERAKA
Dalam Matius 25:31-46 Alkitab 
mengajarkan bahwa pada penghakiman terakhir 
orang benar akan masuk surga untuk menikmati 
hidup yang kekal, sementara orang jahat akan 
masuk ke dalam hukuman kekal. Pikiran 
tentang penderitaan abadi menjijikkan bagi 
banyak orang. Tidak diragukan lagi keengganan 
ini 
berada
di dasar sebagian besar 
ketidakpercayaan terhadap apa yang diajarkan 
Alkitab tentang neraka.
Terlepas dari penyangkalan banyak orang, 
neraka itu nyata. Dosa menuntutnya. Dosa 
adalah pelanggaran hukum Allah (1 Yohanes 
3:4). Jika tidak ada hukuman atas dosa, maka 
tidak mungkin ada hukum, karena hukum tanpa 
hukuman itu sia-sia dan tidak ada gunanya. Jika 
tidak ada hukum, tidak akan ada dosa. Itu akan 
membuat kematian Yesus tidak berguna karena 
jika tidak ada dosa tidak ada tanggung jawab 
untuk menyelamatkan siapa pun darinya.
Realita kehidupan setelah kematian juga 
menuntut realita neraka. Yesus mengajarkan, 
dalam Matius 22:23-33, bahwa ada kehidupan 
setelah kematian jasmani. Dalam kisah orang 
kaya dan Lazarus (Lukas 16:19-31), dua takdir 
yang berbeda disajikan: penghiburan bagi orang 
benar tetapi hukuman bagi orang jahat.
Neraka awalnya disiapkan untuk Setan dan 
malaikat-malaikatnya (Mat. 25:41). Yudas 6 
menyatakan bahwa malaikat yang jatuh 
ditempatkan dalam rantai menunggu
penghakiman. Namun, ketika laki-laki dan 
perempuan bergabung dengan iblis dalam 
pekerjaannya dan hidup dalam perbudakan 
kepadanya, mereka harus mengalami nasib 
yang sama seperti yang akan menimpanya.
Neraka Tidak Bertentangan Dengan 
Sifat Allah
Banyak orang merasa sulit untuk menerima 
realita neraka karena mereka tidak percaya 
bahwa Allah yang pengasih dan penyayang bisa 
membuat tempat seperti itu. Tapi neraka tidak 
bertentangan dengan sifat Allah. Jika tidak ada 
hukuman diberikan karena melanggar hukumNya, maka Allah tidak akan adil. Menjadi Allah
yang adil, Dia akan menghargai orang benar dan 
menghukum orang jahat. Neraka untuk 
menghukum orang jahat.
Seperti Apa Neraka
Neraka itu abadi. Hal ini dijelaskan seperti 
itu dalam Matius 25:46. Dalam Roma 16:26,
Allah dikatakan kekal. Roh Kudus, dalam Ibrani 
9:14, juga digambarkan sebagai Pribadi yang 
kekal. Kata yang sama dalam bahasa Yunani 
(bahasa asli Alkitab Perjanjian Baru) digunakan 
dalam ketiga ayat ini. Kata itu berarti kekal, 
abadi, tanpa akhir, tidak pernah berhenti. 
Neraka dan hukuman yang dijatuhkan di luar 
sana akan berlangsung selama-lamanya sama 
seperti kekekalan Allah. Itu akan bertahan 
selamanya, selama-lamanya.
Neraka adalah tempat kegelapan. Yudas 13 
berbicara tentang “dunia kekelaman” tempat
guru-guru palsu akan dikurung selamanya. 
Allah adalah terang (1 Yohanes 1:5) dan Bapa 
segala terang (Yak. 1:17). Neraka digambarkan 
sebagai kegelapan karena merupakan tempat 
terjauh dari Allah. Tidak akan ada Allah yang 
mendengarkan permohonan belas kasihan atau 
memberikan harapan pembebasan.
Neraka adalah tempat berapi. Matius 13:42 
membicarakannya sebagai dapur api. Matius 
25:41 menyebutnya sebagai api yang kekal. 
Markus 9:44-45 mengatakan api yang tidak 
pernah padam. Wahyu 21:8 menyebutnya 
sebagai lautan api. Tidak akan ada kelegaan dari 
apinya karena Wahyu 14:11 mengatakan asap 
api yang menyiksa naik ke atas sampai selamalamanya.
Tidak ada istirahat di sana. Wahyu 14:11 
mengatakan orang jahat tidak akan beristirahat 
dari siksaan mereka siang atau malam.
Karena tidak ada istirahat, tidak akan ada 
kelegaan. Orang kaya dalam Lukas 16, yang 
sedang menunggu penghakiman akhir di 
Tartarus, menginginkan setetes air untuk 
mendinginkan lidahnya yang tersiksa tetapi dia 
tidak mendapatkannya.
Siapa yang Akan Masuk Neraka
Sebagaimana telah disebutkan, Setan dan 
malaikat-malaikatnya akan berada di sana (Mat. 
25:41). Wahyu 21:8 mengatakan "orang-orang 
penakut, orang-orang yang tidak percaya, 
orang-orang keji, orang-orang pembunuh, 
orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, 
penyembah-penyembah berhala dan semua 
pendusta" akan berada di sana. Mereka yang 
tidak mengenal Allah dan mereka yang tidak menaati Injil akan menjalani hukuman
kebinasaan abadi (2 Tes. 1:7-9). Singkatnya, 
semua orang yang memilih untuk tetap dalam 
dosa akan ditemukan di neraka.
Mengapa Orang Akan Masuk Kesana
Allah menginginkan agar semua orang 
diselamatkan (1 Tim. 2:1-4). Allah Mahakuasa 
dan Injil, kuasa-Nya untuk menyelamatkan 
(Roma
1:16), dapat menyelamatkan 
sepenuhnya. Orang tidak akan berada di neraka 
karena Allah tidak akan menyelamatkan 
mereka. Dia mengutus Anak-Nya ke dalam 
dunia ini agar semua orang memperoleh
keselamatan (Yohanes 3:16) dan Dia telah 
mengundang semua orang yang mau datang 
kepada-Nya (Mat. 11:28-30; Wah 22:17).
Jika seseorang berakhir di neraka, dia hilang
oleh pilihan bebasnya sendiri. Tidak ada siapasiapa yang bisa dia salahkan kecuali dirinya 
sendiri. Banyak yang melihat bahwa tidak perlu 
tertarik pada hal-hal rohani dan acuh tak acuh 
terhadap permohonan Injil. Yang lain menolak 
untuk menaati Injil atau tunduk pada kehendak 
Allah. Beberapa orang menolak untuk percaya. 
Yang lain lebih mencintai dosa daripada
kebenaran. Beberapa menjadi tidak setia dalam 
pelayanan. Banyak yang menunda untuk taat 
sampai akhirnya terlambat.
Kesimpulan
Neraka itu nyata. Penderitaan dalam neraka
menunggu orang berdosa. Anda dapat 
menghindari siksaan yang ditemukan di sana 
dengan menunjukan ketaatan kepada Kristus 
sekarang. Dia akan menghapus kesalahan dosadosa Anda dan memberi Anda harapan akan 
kehidupan bahagia yang abadi di hadirat-Nya.
© 1994, Gene Taylor. Hak Cipta Dilindungi Oleh 
Undang-undang.
www.centervilleroad.com
Kami juga melayani pendalaman alkitab tatap 
muka. Hub via WhatsApp:
atau 
Email:
REALITA NERAKA
Gene Taylor
Rabu, 20 Oktober 2021
GEREJA YANG BENAR
Ada banyak denominasi yang berbeda (gereja-gereja
buatan manusia)! Semua memiliki pendiri yang 
berbeda. Semua dimulai pada waktu dan tempat 
yang berbeda. Masing-masing memakai nama yang 
berbeda dari yang lain. Masing-masing beribadah 
dengan caranya sendiri. Denominasi berbeda satu 
sama lain dalam organisasi. Mereka mengajarkan 
doktrin yang berbeda. Mereka mengajarkan 
berbagai cara untuk diselamatkan. Aneh bahwa 
mereka yang mengaku percaya Alkitab akan 
menerima kebingungan seperti itu. Jutaan orang 
tidak pernah mempertanyakannya. Yang lain 
memaafkannya dengan mengatakan: “Kita semua 
akan pergi ke Surga. Kami hanya melewati jalan yang 
berbeda.” Ada yang berkata: “Satu gereja sama 
baiknya dengan yang lain.” Yang lain lagi memberi 
tahu kita untuk “Bergabunglah dengan gereja pilihan 
Anda.” Apakah Allah punya pilihan? Apakah ada 
gereja yang dinyatakan dalam Alkitab? Jika Yesus 
mendirikan sebuah gereja, bukankah seharusnya 
kita berada di dalamnya dan bukannya gereja yang 
dimulai oleh seorang manusia? Apa yang Alkitab 
katakan?
Alkitab Mengutuk Perpecahan
Yesus berdoa agar semua orang yang percaya 
kepada-Nya menjadi satu (Yohanes 17:20-23). 
Paulus menegur jemaat di Korintus karena terpecah: 
“Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, 
demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu 
seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara 
kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu 
dan sehati sepikir” (1 Korintus 1:10). Orang Kristen 
diperintahkan untuk menandai orang-orang yang 
menyebabkan perpecahan dengan mengajarkan 
doktrin yang berbeda (Roma 16:16-17). Hanya Satu 
Gereja yang Yesus janjikan: “Di atas batu karang ini 
Aku akan mendirikan gereja-Ku” (Matius 16:18). Dia 
tidak berjanji untuk membangun banyak 
denominasi. Dia berjanji untuk membangun gerejaNya! Dia mati untuk gereja-Nya (Kisah Para Rasul 
20:28; Efesus 5:25). Tidak ada di manapun dalam 
Alkitab yang mengatakan bahwa Yesus membangun 
sebuah denominasi! Alkitab juga tidak mengajarkan 
Yesus mati untuk gereja mana pun yang didirikan 
oleh manusia! Dia mati hanya untuk satu gereja, 
gereja yang Dia beli dengan darah-Nya sendiri. 
Gereja adalah tubuh Kristus (Efesus 1:22-23). Ada 
satu tubuh (Efesus 4:4). Oleh karena itu, hanya ada 
satu gereja! Yesus adalah Juruselamat tubuh-Nya 
(Efesus 5:25). Jika kita ingin diselamatkan, kita harus 
berada di dalam tubuh-Nya. Kita tidak dapat 
diselamatkan di dalam gereja buatan manusia!
Gereja Ini Dimulai di 
Yerusalem Tahun 33 M
Yesus berjanji untuk membangun gereja-Nya 
(Matius 16:18). Para nabi menubuatkan gereja akan 
dibangun pada “hari-hari terakhir” di Yerusalem 
(Yesaya 2:2-3; Yoel 2:28-32). Yesus menyuruh para 
rasul-Nya untuk menunggu Roh Kudus di Yerusalem 
(Kisah Para Rasul 1:4-8). Roh turun ke atas mereka 
pada hari Pentakosta (Kisah Para Rasul 2:1-13). 
Petrus berkata ini adalah penggenapan nubuat Yoel 
(Kisah Para Rasul 2:16-21). Dia memberitakan Injil 
kepada orang banyak. Ketika mereka mendengar, 
percaya, bertobat dan dibaptis, mereka 
ditambahkan oleh Tuhan ke dalam gereja-Nya (Kisah 
Para Rasul 2:22-47). Semua hari ini yang menaati Injil 
yang sama dengan cara yang sama ditambahkan 
oleh Tuhan yang sama ke dalam gereja yang sama!
Yesus Adalah Kepalanya
“Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, 
yang pertama bangkit dari antara orang mati, 
sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu” 
(Kolose 1:18). Kita tidak membaca di dalam Alkitab 
tentang adanya manusia sebagai kepala gereja. 
Tidak ada pengkhotbah, pendeta, imam, paus, 
presiden, bapa bangsa, dewan, atau komite menjadi 
kepala atas gereja yang benar. Kristus adalah satusatunya kepala! Pusat gereja yang benar di Sorga di 
mana Yesus Kristus, Sang Kepala, berada (Kisah Para 
Rasul 2:33-36).
Gereja Ini Independen 
(Otonom)
Meskipun ada satu tubuh, orang-orang Kristen di 
setiap daerah berkumpul untuk beribadah. Paulus 
menulis kepada orang-orang Kristen di Roma: 
“Salam kepada kamu dari semua jemaat Kristus” 
(Roma 16:16). Dia tidak berbicara tentang 
denominasi yang berbeda, tetapi tentang 
perhimpunan Kristen di setiap daerah. Semua ini
bersama-sama membentuk tubuh Kristus. Paulus 
menyebut orang-orang kudus di Korintus sebagai 
“jemaat Allah yang ada di Korintus” (1 Korintus 1:2). 
Dia meminta para penatua gereja di Efesus untuk 
bertemu dengannya di Miletus (Kisah Para Rasul 
20:17). Dia berbicara tentang "jemaat-jemaat 
Galatia" yang berarti perkumpulan orang-orang 
Kristen di setiap kota Galatia (Galatia 1:2).
Tidak ada organisasi pusat lain dari gereja yang 
benar selain di sorga, tempat Kristus memerintah. 
Setiap jemaat memiliki pemerintahan sendiri dan 
independen dari yang lainnya. Masing-masing 
memiliki penatua-penatua sendiri yang juga disebut penilik (pengawas) dan pendeta (gembala). Gereja di 
Antiokhia mengirimkan sumbangan kepada para 
penatua gereja di Yerusalem (Kisah Para Rasul 11:29-
30). Paulus dan Barnabas “menetapkan penatuapenatua bagi jemaat itu “(Kisah 14:23). Paulus 
memanggil para penatua gereja di Efesus (Kisah Para
Rasul 20:17). Dia menulis kepada orang-orang kudus 
di Filipi “dengan para penilik jemaat dan para
diaken” (Filipi 1:1). Para Penatua hanya memimpin 
atas jemaat lokal di mana mereka pun adalah
anggota di jemaat itu (1 Petrus 5:1-2). 
Ada Pola Ibadahnya
Jemaat dalam Alkitab bertemu pada hari pertama 
dalam minggu itu (Kisah Para Rasul 20:7; 1 Korintus 
16:1-2). Mereka menyembah dalam “roh dan 
kebenaran” (Yohanes 4:24). Mereka makan 
perjamuan Tuhan (Matius 26:26-29; Kisah Para Rasul 
20:7; 1 Korintus 11:23-26). Mereka menyanyikan 
pujian bagi Tuhan tanpa bantuan alat musik buatan 
manusia (Efesus 5:19; Kolose 3:16; Ibrani 13:15). 
Mereka memanjatkan doa kepada Allah melalui 
Yesus Kristus (1 Timotius 2:1-8). Mereka mendengar 
pemberitaan Firman Tuhan (Kisah Para Rasul 2:42; 
20:7; Matius 28:20). Mereka memberi persembahan 
sesuai dengan berkat yang mereka peroleh dari Allah
(1 Korintus 16:1-2). 
Nama Gereja dan Anggotanya
Denominasi sering memakai nama pendirinya. 
Terkadang mereka memakai nama sebuah doktrin. 
Lainnya memakai nama tempat di mana mereka 
mulai. Gereja dalam Alkitab menghormati Allah 
melalui namanya. Itu disebut “jemaat Allah” (1 
Korintus 1:2) dan “jemaat Kristus” (Matius 16:18; 
Roma 16:16). Para anggota disebut “murid” karena 
mereka adalah murid-murid Yesus (Kisah Para Rasul 
6:1). Mereka disebut “orang-orang kudus” karena 
mereka dipisahkan dari dunia (1 Korintus 1:2; Filipi 
1:1). Mereka disebut “anak-anak Allah” karena
mereka telah dilahirkan kembali ke dalam keluargaNya (Yohanes 3:3-5; 1 Yohanes 3:1). Kadang-kadang 
mereka disebut “orang percaya” karena mereka 
percaya kepada Yesus Kristus untuk menyelamatkan 
mereka (Kisah Para Rasul 5:14; Yohanes 8:24). 
Mereka adalah “anggota” karena hubungan mereka 
satu sama lain di dalam tubuh (1 Korintus 12:27). 
Anggota gereja dalam Alkitab juga disebut “Kristen.” 
Nabi Yesaya menubuatkan bahwa Allah akan 
memberikan nama baru ini kepada umat-Nya 
(Yesaya 62:2; Kisah Para Rasul 11:26; 26:28; 1 Petrus 
4:16).
Masuk Gereja yang Benar
Seseorang masuk gereja yang benar dengan menaati 
Injil (Roma 6:16-18; 1 Petrus 1:22-23). Ketaatan ini 
mencakup mendengarkan Firman Tuhan (Roma 
10:17), percaya kepada Yesus Kristus sebagai Anak 
Allah (Markus 16:16), bertobat dari dosa-dosa (Kisah 
Para Rasul 2:38), mengakui Yesus Kristus adalah 
Anak Allah dan Tuhan (Kisah 8:37; Roma 10:9-10), 
dan dikuburkan dalam baptisan untuk 
pengampunan dosa (Roma 6:3-4; Galatia 3:26-27). 
Ketika seseorang mematuhi perintah-perintah ini, 
Tuhan menambahkan dia ke dalam gereja-Nya 
(Kisah Para Rasul 2:47; 1 Korintus 12:13). 
Denominasi tidak memiliki hak untuk eksis. Mereka 
akan dihancurkan oleh Tuhan pada saat kedatanganNya (Matius 15:13). Hanya gereja yang didirikan oleh 
Yesus Kristus yang akan diselamatkan (Efesus 5:23-
27). Jangan mempertaruhkan keselamatan Anda 
dalam gereja buatan manusia. Taati Injil dan Tuhan 
akan menambahkan Anda ke dalam gereja-Nya!
(Sumber: Truth For The World – truthfortheworld.org).
GEREJA YANG BENAR
JEMAAT KRISTUS







 
 
 
 
 
 





 
 
 
 
