Matius 5:9
Oleh: Anton Borneo
Pendahuluan:
Di dalam Injil
Matius 5:1-7:29, yang biasanya disebut khotbah Yesus di Bukit, berisi
pernyataan dari prinsip kebenaran Allah. Ayat ini (Matius 5:9) adalah salah
satu dari isi khotbah Yesus dibukit. Dan juga salah satu ucapan bahagia/berkat yang menekankan
pentingnya bagi anak-anak Allah sebagai pembawa damai bagi dunia. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, damai berarti tidak ada perang, keadaan tidak
bermusuhan, rukun.[3] Untuk
mewujudkan damai/keadaan tidak bermusuhan ini manusia harus berdamai dengan
Allah, sesama manusia,
bahkan juga musuh kita sebagai wujud kita disebut anak-anak Allah. Kita dapat
belajar tentang pembawa damai . Apa yang
dapat kita pelajari mengenai
Pembawa damai?
Ada dua hal yang dapat kita pelajari berhubungan dengan pembawa damai
Diskusi:
I. Berbahagialah orang yang membawa damai, Blessed
are the peacemakers,
Berbahagialah, blessed (New Kings James Version, selanjutnya disingkat
NKJV), lebih
tepatnya diartikan diberkati. Ayat ini
merupakan bagian dari ucapan bahagia ketika Yesus berkhotbah di bukit. Pembawa damai, peacemakers (NKJV), mengacu kepada orang
yang mengusahakan damai sehingga tercipta situasi yang kondusif.[4] Kata Yunani ειρηνοποιος – EIRÊNOPOIOS, "pembawa
damai/peacemaker", berasal dari kata ειρηνη - EIRÊNÊ , " damai
", yang sepadan dengan kata Ibrani שלום - "SYALOM" dan muatannya mencakup
" segala kenyataan yang membuat orang dapat menikmati kebaikan."[5] Kata ini
tidak sekedar berarti “tidak bertengkar”, tetapi juga harus ada hubungan yang
benar/baik. Salah satu
sifat/karakter yang sangat penting di dalam Alkitab adalah "pembawa
damai" (peacemaker). Karakter/sifat ini secara langsung menunjuk kepada
Yesus Kristus. Dia disebut sebagai "Raja Damai" yang memerintah
dengan damai sejahtera (Yes. 9:5-6). Kata-kata “orang yang membawa damai” seharusnya lebih
tepat diterjemahkan “orang-orang yang mengusahakan damai.” Membawa damai adalah
sikap aktif, kreatif, dan berinisiatif untuk mencari solusi atau jalan
pemecahan demi perdamaian, meski jalan penuh tantangan. Di tengah dunia yang penuh dengan dendam dan permusuhan
ini, orang percaya seharusnya mengusahakan damai.
Menjadi pembawa damai (mengusahakan damai) bisa
dimulai dari dalam lingkup yang kecil dulu, yaitu di dalam keluarga.
Selanjutnya kita bisa menjadi pembawa
damai di lingkungan tempat tinggal, gereja, tempat kerja, dan dalam masyarakat
luas (Roma 12:18;
Ibrani 12:14) . Aplikasi: kita dapat
menjadi pembawa damai dengan cara menjaga sikap kita, mengupayakan penyelesain
dan mengampuni, serta memberikan nasihat yang membangun bagi sesama kita.
II. Disebut anak-anak Allah, For they shall be
called sons of God.
Ungkapan "mereka
akan disebut anak-anak Allah" dalam bahasa Yunani ditulis dalam bentuk future passive yang merujuk pada Allah.[6] Artinya Allah akan mengakui
mereka sebagai anak-anak-Nya
sendiri yang bersifat relasional.
Kita disebut sebagai anak-anak Allah (bentuk jamak, bukan tunggal. Anak Allah (tunggal) lebih
ditujukan kepada Yesus Kristus).
Dalam artian kita serupa dengan Allah yang memiliki sifat yang sama sebagai
pendamai. Ada beberapa ayat yang menunjukkan hubungan ‘Allah’ dengan ‘damai’:
-
Allah
disebut Allah damai sejahtera (1 Tes 5:23; Ibrani 13:20).
-
Allah
disebut sebagai sumber damai sejahtera (Roma 15:33; 2 Korintus 13:11).
-
Mengusahakan
damai adalah pekerjaan Allah (Efesus 2:14-16; Kolose 1:20).
Dengan demikian sifat Allah
harus melekat di dalam diri orang Kristen yang merupakan anak-anak Allah. Kita
harus menunjukkan bahwa kita adalah anak-anak Allah dengan menjadi pembawa damai
bagi orang-orang di sekitar kita. Sifat anak mewakili sifat, demikian juga
anak-anak Allah mewakili sifat Allah di bumi ini.
Kesimpulan:
Kita telah mengetahui bahwa
setiap orang percaya harus menjadi pembawa damai bagi dunia, sebagai
mana kita memiliki serupa dengan Allah
dalam mengusahakan damai. Sudahkah kita menjadi pembawa damai? Dengan menjadi
pembawa damai, tiap orang mengenal kita sebagai anak-anak Allah. Amin
Daftar
pustaka:
Alkitab terjemahan baru. Jakarta:
Lembaga Alkitab Indonesia, 2013
alkitab.sabda.org
0 komentar:
Posting Komentar