Jumat, 22 Oktober 2021
Home »
» BAGAIMANA MELIHAT PERJANJIAN LAMA
BAGAIMANA MELIHAT PERJANJIAN LAMA
Allah
selalu membuat
kehendak-Nya
diketahui melalui firman-Nya. Pada dispensasi
sebelumnya, selama era Perjanjian Lama, Dia
berbicara melalui para nabi (Ibrani 1:1) tetapi di
zaman sekarang ini Dia berbicara secara
eksklusif melalui Anak-Nya, Yesus Kristus
(Ibrani 1:1-2). Bapa telah memberikan segala
kuasa kepada Anak (Matius 28:18; Efesus 1:22-
23). Maka dari itu, karena Yesus adalah satusatunya Juru Bicara Allah hari ini dan karena
Dia memiliki segala kuasa, semua pengajaran
harus berasal dari "Kristus" jika ingin memiliki
otoritas yang tepat (Lihat 2 Yohanes 9-11; 1
Timotius 6:3-5).
Dari sini kita harus menyimpulkan bahwa
hari ini kita tidak boleh dibimbing oleh hukum
Musa atau hukum lain mana pun yang
ditemukan dalam Perjanjian Lama. Hukum
Lama melayani tujuannya untuk membawa
bangsa Israel kepada Kristus (Galatia 3:24-27).
Karena Yesus telah menggenapinya (Matius
5:17), maka Dia telah meniadakannya (Kolose
2:14).
Karena Allah tidak pernah menerapkan dua
hukum yang berbeda pada orang yang sama
pada waktu yang sama, tetapi kita harus melihat
pada “hukum yang sempurna, yaitu hukum yang
memerdekakan”, hukum yang diberikan oleh
Yesus (Yakobus 1:25).
Tidak ada praktek atau doktrin dari Hukum
Lama yang digunakan saat ini untuk
membenarkan apa yang dilakukan seseorang
dalam agama. Melakukan hal itu menyebabkan
seseorang lepas dari Kristus dan hidup diluar
kasih karunia Allah (Galatia 5:4).
Mengapa Ada Perubahan Perjanjian?
Alkitab memberitahu kita bahwa Perjanjian
Lama telah dirubah karena:
• Kelemahannya (Ibrani 7:18-19; 8:7-9;
9:9).
• Perubahan imamat mengharuskan
perubahan hukum Taurat (Ibrani 7:12).
Perjanjian berubah ketika imamat
berubah. Itu berubah karena Yesus tidak
mungkin menjadi imam di bawah
Hukum Lama sebab Dia berasal dari
suku Yehuda sedangkan para imam
berasal dari suku Lewi (Ibrani 7:13-14).
• Perjanjian lama hanya untuk melayani
sampai “Benih” itu datang (Kejadian
22:15-18; Galatia 3:5-19). “Benih” yang
dinubuatkan adalah Yesus Kristus.
• Perjanjian Lama hanya dimaksudkan
untuk membawa orang-orang Yahudi
kepada Kristus (Galatia 3:24-27).
Hukum Lama Telah Dihapus
Seluruhnya
Beberapa orang mencoba mengatakan
Sepuluh Perintah tidak dibuang. Mereka
membuat perbedaan antara apa yang mereka
sebut sebagai hukum moral dan hukum upacara.
Tidak ada perbedaan atau pembagian seperti itu
di dalam Perjanjian Lama atau Baru. Sepuluh
Perintah dan Perjanjian adalah satu dan sama
(Lihat Ulangan 9:9-11; 10:4; Keluaran 34:28).
Perjanjian yang diberikan Allah kepada
Musa, yang tertulis atau terukir di atas loh batu
yang juga termasuk Sepuluh Perintah Allah,
telah:
• Menjadi tua (Ibrani 8:13).
• Dihapus (Kolose 2:14).
• Ditiadakan (2 Korintus 3:4-11).
• Dibatalkan (Efesus 2:13-16).
Kebodohan Jika Mengikat Diri Pada
Hukum Lama
Jika kita mencoba untuk membenarkan
praktek-praktek dalam agama hari ini dengan
Perjanjian Lama, maka kita mengikat diri kita
sendiri pada hal-hal yang:
• Adalah pelayanan yang memimpin
kepada kematian (2 Korintus 3:7).
• Berlawanan dengan orang-orang yang
mencoba untuk mempertahankannya
(Kolose 2:14).
• Salah (Ibrani 8:7).
• Tidak dapat menyempurnakan
penyembah (Ibrani 9:9).
• Tidak dapat menghasilkan kebenaran
(Galatia 2:21).
• Tidak dapat membenarkan siapa pun
(Galatia 2:16; 3:11).
• Adalah kutukan (Galatia 3:10).
• Melepaskan seseorang dari KristuBagaimana Melihat
Perjanjian Lama
Allah
selalu membuat
kehendak-Nya
diketahui melalui firman-Nya. Pada dispensasi
sebelumnya, selama era Perjanjian Lama, Dia
berbicara melalui para nabi (Ibrani 1:1) tetapi di
zaman sekarang ini Dia berbicara secara
eksklusif melalui Anak-Nya, Yesus Kristus
(Ibrani 1:1-2). Bapa telah memberikan segala
kuasa kepada Anak (Matius 28:18; Efesus 1:22-
23). Maka dari itu, karena Yesus adalah satusatunya Juru Bicara Allah hari ini dan karena
Dia memiliki segala kuasa, semua pengajaran
harus berasal dari "Kristus" jika ingin memiliki
otoritas yang tepat (Lihat 2 Yohanes 9-11; 1
Timotius 6:3-5).
Dari sini kita harus menyimpulkan bahwa
hari ini kita tidak boleh dibimbing oleh hukum
Musa atau hukum lain mana pun yang
ditemukan dalam Perjanjian Lama. Hukum
Lama melayani tujuannya untuk membawa
bangsa Israel kepada Kristus (Galatia 3:24-27).
Karena Yesus telah menggenapinya (Matius
5:17), maka Dia telah meniadakannya (Kolose
2:14).
Karena Allah tidak pernah menerapkan dua
hukum yang berbeda pada orang yang sama
pada waktu yang sama, tetapi kita harus melihat
pada “hukum yang sempurna, yaitu hukum yang
memerdekakan”, hukum yang diberikan oleh
Yesus (Yakobus 1:25).
Tidak ada praktek atau doktrin dari Hukum
Lama yang digunakan saat ini untuk
membenarkan apa yang dilakukan seseorang
dalam agama. Melakukan hal itu menyebabkan
seseorang lepas dari Kristus dan hidup diluar
kasih karunia Allah (Galatia 5:4).
Mengapa Ada Perubahan Perjanjian?
Alkitab memberitahu kita bahwa Perjanjian
Lama telah dirubah karena:
• Kelemahannya (Ibrani 7:18-19; 8:7-9;
9:9).
• Perubahan imamat mengharuskan
perubahan hukum Taurat (Ibrani 7:12).
Perjanjian berubah ketika imamat
berubah. Itu berubah karena Yesus tidak
mungkin menjadi imam di bawah
Hukum Lama sebab Dia berasal dari
suku Yehuda sedangkan para imam
berasal dari suku Lewi (Ibrani 7:13-14).
• Perjanjian lama hanya untuk melayani
sampai “Benih” itu datang (Kejadian
22:15-18; Galatia 3:5-19). “Benih” yang
dinubuatkan adalah Yesus Kristus.
• Perjanjian Lama hanya dimaksudkan
untuk membawa orang-orang Yahudi
kepada Kristus (Galatia 3:24-27).
Hukum Lama Telah Dihapus
Seluruhnya
Beberapa orang mencoba mengatakan
Sepuluh Perintah tidak dibuang. Mereka
membuat perbedaan antara apa yang mereka
sebut sebagai hukum moral dan hukum upacara.
Tidak ada perbedaan atau pembagian seperti itu
di dalam Perjanjian Lama atau Baru. Sepuluh
Perintah dan Perjanjian adalah satu dan sama
(Lihat Ulangan 9:9-11; 10:4; Keluaran 34:28).
Perjanjian yang diberikan Allah kepada
Musa, yang tertulis atau terukir di atas loh batu
yang juga termasuk Sepuluh Perintah Allah,
telah:
• Menjadi tua (Ibrani 8:13).
• Dihapus (Kolose 2:14).
• Ditiadakan (2 Korintus 3:4-11).
• Dibatalkan (Efesus 2:13-16).
Kebodohan Jika Mengikat Diri Pada
Hukum Lama
Jika kita mencoba untuk membenarkan
praktek-praktek dalam agama hari ini dengan
Perjanjian Lama, maka kita mengikat diri kita
sendiri pada hal-hal yang:
• Adalah pelayanan yang memimpin
kepada kematian (2 Korintus 3:7).
• Berlawanan dengan orang-orang yang
mencoba untuk mempertahankannya
(Kolose 2:14).
• Salah (Ibrani 8:7).
• Tidak dapat menyempurnakan
penyembah (Ibrani 9:9).
• Tidak dapat menghasilkan kebenaran
(Galatia 2:21).
• Tidak dapat membenarkan siapa pun
(Galatia 2:16; 3:11).
• Adalah kutukan (Galatia 3:10).
• Melepaskan seseorang dari Kristus (Galatia 5:4)
Otoritas Kita: Perjanjian Baru
Perjanjian Baru adalah otoritas kita hari ini
karena ia adalah firman Kristus (Yohanes
12:48; Ibrani 1:1-2). Karena Dia memiliki
segala kuasa (Matius 28:18; Efesus 1:22-23),
firman-Nya menyediakan semua hal yang
diperlukan untuk kehidupan dan kesalehan (2
Petrus 1:3) dan sepenuhnya melengkapi kita
untuk setiap perbuatan baik (2 Timotius 3:16 -
17). Karena itu, segala sesuatu harus dilakukan
dalam nama-Nya atau dengan kuasa-Nya
(Kolose 3:17).
© 1994, Gene Taylor. Hak Cipta Dilindungi Oleh
Undang-undang.
Kami juga melayani pendalaman alkitab tatap
muka. Hub via WhatsApp:
Email:
Bagaimana Melihat
Perjanjian
Lama
Gene Taylor
Shalom bapak, ibu dan saudara/i yang dikasihi oleh Tuhan. Apakah ada diantara bapak, ibu maupun saudara/i yang pernah mendengar tentang Shema Yisrael dan V'ahavta? Kalimat pernyataan keesaan YHWH ( Adonai/ Hashem ) dan perintah untuk mengasihiNya yang dapat kita temukan dalam Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 6 yang juga pernah dikutip oleh Yeshua/ ישוע/ Yesus di dalam Injil khususnya dalam Markus 12 : 29 - 31, sementara perintah untuk mengasihi sesama manusia dapat kita temukan dalam Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18. Mari kita pelajari cara membacanya satu-persatu seperti yang akan dijabarkan di bawah ini :
BalasHapusUlangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 6, " שְׁמַ֖ע יִשְׂרָאֵ֑ל יְהֹוָ֥ה אֱלֹהֵ֖ינוּ יְהֹוָ֥ה ׀ אֶחָֽד׃. וְאָ֣הַבְתָּ֔ אֵ֖ת יְהֹוָ֣ה אֱלֹהֶ֑יךָ בְּכׇל־לְבָבְךָ֥ וּבְכׇל־נַפְשְׁךָ֖ וּבְכׇל־מְאֹדֶֽךָ׃. "
Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " Shema Yisrael! YHWH [ Adonai ] Eloheinu, YHWH [ Adonai ] ekhad. V'ahavta e YHWH [ Adonai ] Eloheikha bekol levavkha uvkol nafshekha uvkol me'odekha
Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18, " וְאָֽהַבְתָּ֥ לְרֵעֲךָ֖ כָּמ֑וֹךָ. "
Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " V'ahavta l'reakha kamokha "
Untuk artinya dapat dilihat pada Alkitab LAI.
Diucapkan juga kalimat berkat seperti ini setelah diucapkannya Shema
" . בָּרוּךְ שֵׁם כְּבוֹד מַלְכוּתוֹ לְעוֹלָם וָעֶד. "
( Barukh Shem kevod malkuto, le'olam va'ed, artinya Diberkatilah Nama yang mulia, KerajaanNya untuk selamanya )
🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜✍🏼🕯️❤️🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🕍✝️🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🦁🦅🐂🐏🐑🐎🦌🐪🕊️🐍₪🇮🇱