Gereja Jemaat Kristus di Indonesia

Analityc

Rabu, 29 Juni 2016

Pandangan Alkitab Tentang Pertobatan

Pandangan Alkitab Tentang Pertobatan


Ini adalah topik Alkitab yang sangat penting dan banyak disebut-sebut, sepertiga dari 27 kitab Perjanjian Baru menyebutnya. Mempelajari pertobatan tidaklah sukar tetapi aplikasi dari apa yang dipelajari adalah sangat sulit. Terdapat banyak contoh di Alkitab dimana orang diajari tentang pertobatan, diberitakan tentang pertobatan, bahkan Tuhan Yesus sendiri menghimbau agar-orang bertobat dari jalannya yang salah. Tetapi himbauan ini hanya didengar saja tanpa reaksi untuk melakukannya, Matius 3:2; Markus 1:15; 6:12; Lukas 13:3; 15:7; Kisah Rasul 2:38.
Orang-orang Kristen dan bukan Kristen akan menghadapinya. Tidak ada pepatah yang mengatakan sekali selamat maka akan selamanya selamat atau lazim disebut sekali Kristen akan selamanya Kristen. Setiap orang Kristen harus berdiri teguh dan jangan goyah oleh tipu daya ajaran-ajaran sesat, 1 Korintus 15:58, setia sampai mati dalam mempertahankan imannnya, Wahyu 2:10. Tidak sedikit orang Kristen yang jatuh dalam pencobaan, oleh karena itu perlu baginya untuk bertobat dari dosa-dosanya.
Orang-orang berdosa selalu hidup dalam perbuatan dosanya pasti akan binasa karena upah dari semua dosa yang telah dilakukan adalah kebinasaan kekal di dalam neraka, 2 Tesalonika 1:8; Yakobus 1:14-15. Pertobatan adalah suatu perintah yang sering disalah mengerti dan juga sering disebut perintah yang dilupakan. Pertobatan adalah suatu perintah yang paling sukar untuk ditaati oleh kebanyakan orang. Melalui pertobatan, Allah memanggil semua umat manusia, apakah itu anggota gereja maupun orang-orang duniawi agar terhindar dari hukuman  yang k ekal. Ada beberapa hal yang perlu untuk kita ketahui tentang pertobatan, agar setiap orang benar-benar mengetahui apakah pertobatan itu.
Pertama, Apakah pertobatan itu?
Ada dua istilah kata pertobatan dalam bahasa Yunani, pertama Metamelomai. Enam kali dalam Perjanjian Baru dengan kata kerja (bentuk kata sifat digunakan dua kali) dan ini digunakan dalam Matus 27:3. Ayat ini ditujukan pada Yudas Iskariot. Juga di 2 Korintus 7:8,10. Kata ini berarti penyesalan yang dalam, ini akan membawa seseorang kepada pertobatan yang benar, tetapi dalam kasus Yudas, ia menyesali dosa-dosanya tetapi ia tidak kembali kepada Allah untuk merubah arah hidupnya, ia menjadi tersesat, Kisah Rasul 1:25.
Kata yang kedua Metanoeo digunakan 34 kali dalam kata kerja dan 24 kali dalam bentuk kata benda. Kata ini digunakan dalam Perjanjian Baru untuk mencatat kesungguhan pertobatan, yang menunjukkan bahwa orang berdosa harus membuat “perubahan rohani.” Di dalam kata ini adanya “Perubahan Pikiran,” menghasilkan “perubahan kelakuan” ini melibatkan berpaling dari dosa dan kembali kepada Allah.  “Perubahan pikiran” dari mereka yang mulai membenci kesalahan-kesalahan dari perbuatan mereka dan menentukan untuk berusaha hidup lebih baik dengan perbuatan yang benar.  Ada dua pandangan dalam pertobatan yaitu positif dan negatif.
Yang negatif antara lain: Pertama ialah bukan ketakutan (Kisah 24:25) – Felix gemetar tetapi tidak ada dasar untuk percaya dan bertobat. Kemudian yang kedua ialah Bukan dengan berdoa (Matius 7:21; Lukas 13:3); ketiga Bukan dengan pendirian (Kisah 2:37), keempat, Bukan dukacita karena berdosa (2 Korintus 7:10) – Dukacita Ilahi membawa kepada pertobatan, tetapi itu saja belum cukup, dan kelima ialah Bukan reformasi kehidupan (Lukas 3:7,8). Reformasi hidup dihasilkan oleh pertobatan. Yang positif: pertama ialah Perubahan pikiran yang akan menghasilkan dukacita Ilahi dan hasilnya pertobatan dalam tindakan kehidupan, Matius 21:28-29. Kedua ialah Menyesali. Orang berdosa harus menyesali perbuatannya telah berdosa melanggar hukum Allah kemudian merubah kelakuannya dan kelihatan dalam kehidupannya, Matius 3:8; Kisah Rasul 19:19.
Kedua, Pertobatan adalah penting karena Yesus memberi dua pilihan antara bertobat atau binasa (Lukas 13:3).
Neraka adalah tempat yang sangat mengerikan, tidak ada pertobatan yang akan diberikan di tempat ini. Oleh sebab itu Allah memerintahkan agar semua orang dimana pun berada agar bertobat, Kisah 17:30-34. Inilah cara Allah dalam menyelamatkan umat manusia dari kebinasaan kekal.
Ketiga, Bagaimana dan mengapa bertobat?
Allah menginginkan semua manusia terhindar dari kebinasaan, karenanya Ia memberi jalan bagi manusia untuk selamat yaitu melalui FirmanNya yang diberitakan. Semua orang harus respon atas panggilan FirmanNya dengan melakukan tuntutan FirmanNya (Kisah 11:18; Roma 2:4-7) Dukacita Ilahi membawa kepada pertobatan (2 Korintus 7:10) dan ini datang melalui takut akan Allah yang memberikan pengetahuan bahwa kehidupannya selama ini adalah salah, Amsal 1:7; 2 Korintus 5:10.
Keempat, Apakah hasil dari pertobatan?

Orang jahat akan meninggalkan perbuatannya yang jahat. Ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan besar dalam hidupnya. Dia akan mencintai Allah, melakukan apa yang diperintahkan oleh FirmanNya dan membenci perbuatan-perbuatan dosa yang pernah dilakukannya. Hal ini akan mendatangkan kebaikan juga kepada orang lain, karena ia akan mencintai sesama saudara seiman dan mendorong orang berdosa agar meninggalkan dosa dengan mengajar Firman Allah. Tentu saja ia harus bertambah dalam iman dan perbuatan serta setia sampai akhir hidupnya, inilah kemenangan setiap orang Kristen.

0 komentar:

Posting Komentar