Gereja Jemaat Kristus di Indonesia

Analityc

Selasa, 12 Juli 2016

Perumpamaan Tentang Anak Yang Hilang


Judul: Perumpamaan Tentang Anak Yang Hilang
Teks: Lukas 15:11-32

Prolog:
Shalom selamat malam saudara pendengar dimana pun Anda berada, bersama saya Ev. Anton; selama 30 menit ke depan kita akan mendengarkan renungan firman Tuhan mengenai perumpamaan tentang Anak Yang Hilang (Lukas 15:11-32). Mari kita mendengarkan isi dari perumpamaan tersebut, yang saya baca di dalam Alkitab terjemahan baru...
11Yesusberkatalagi:"Adaseorangmempunyaiduaanaklaki-laki.
12Katayangbungsukepadaayahnya:Bapa,berikanlahkepadakubagianhartamilikkitayangmenjadihakku.Laluayahnyamembagi-bagikanhartakekayaanitudiantaramereka.
13Beberapaharikemudiananakbungsuitumenjualseluruhbagiannyaitulalupergikenegeriyangjauh.Disanaiamemboroskanhartamiliknyaitudenganhidupberfoya-foya.
14Setelahdihabiskannyasemuanya,timbullahbencanakelaparandidalamnegeriitudaniapunmulaimelarat.
15Laluiapergidanbekerjapadaseorangmajikandinegeriitu.Orangitumenyuruhnyakeladanguntukmenjagababinya.
16Laluiainginmengisiperutnyadenganampasyangmenjadimakananbabiitu,tetapitidakseorangpunyangmemberikannyakepadanya.
17Laluiamenyadarikeadaannya,katanya:Betapabanyaknyaorangupahanbapakuyangberlimpah-limpahmakanannya,tetapiakudisinimatikelaparan.
18Akuakanbangkitdanpergikepadabapakudanberkatakepadanya:Bapa,akutelahberdosaterhadapsorgadanterhadapbapa,
19akutidaklayaklagidisebutkananakbapa;jadikanlahakusebagaisalahseorangupahanbapa.
20Makabangkitlahiadanpergikepadabapanya.Ketikaiamasihjauh,ayahnyatelahmelihatnya,lalutergeraklahhatinyaolehbelaskasihan.Ayahnyaituberlarimendapatkandialalumerangkuldanmenciumdia.
21Kataanakitukepadanya:Bapa,akutelahberdosaterhadapsorgadanterhadapbapa,akutidaklayaklagidisebutkananakbapa.
22Tetapiayahituberkatakepadahamba-hambanya:Lekaslahbawakemarijubahyangterbaik,pakaikanlahitukepadanyadankenakanlahcincinpadajarinyadansepatupadakakinya.
23Danambillahanaklembutambunitu,sembelihlahdiadanmarilahkitamakandanbersukacita.
24Sebabanakkuinitelahmatidanmenjadihidupkembali,iatelahhilangdandidapatkembali.Makamulailahmerekabersukaria.
25Tetapianaknyayangsulungberadadiladangdanketikaiapulangdandekatkerumah,iamendengarbunyiserulingdannyanyiantari-tarian.
26Laluiamemanggilsalahseoranghambadanbertanyakepadanyaapaartisemuanyaitu.
27Jawabhambaitu:Adikmutelahkembalidanayahmutelahmenyembelihanaklembutambun,karenaiamendapatnyakembalidengansehat.
28Makamarahlahanaksulungitudaniatidakmaumasuk.Laluayahnyakeluardanberbicaradengandia.
29Tetapiiamenjawabayahnya,katanya:Telahbertahun-tahunakumelayanibapadanbelumpernahakumelanggarperintahbapa,tetapikepadakubelumpernahbapamemberikanseekoranakkambinguntukbersukacitadengansahabat-sahabatku.
30Tetapibarusajadatanganakbapayangtelahmemboroskanhartakekayaanbapabersama-samadenganpelacur-pelacur,makabapamenyembelihanaklembutambunituuntukdia.
31Kataayahnyakepadanya:Anakku,engkauselalubersama-samadenganaku,dansegalakepunyaankuadalahkepunyaanmu.
32Kitapatutbersukacitadanbergembirakarenaadikmutelahmatidanmenjadihidupkembali,iatelahhilangdandidapatkembali."

Renungan:
Yesusmemulaiperumpamaandengankisahseorangayahyangmemilikiduaanaklaki-laki(anaksulungdanbungsu).
A. ANAK BUNGSU MEMINTA HARTA WARISAN YANG MENJADI HAKNYA (15:11-13)
Pelajaran:
Anak bungsu ini menggambarkan orang berdosa.
1)   Dosa anak bungsu.
a)   Minta bagian harta / warisan selagi ayahnya masih hidup (ay 12).
Hukum Yahudi mengharuskan orang tua mewariskan kekayaannya kepada anak-anaknya. Anak sulung selalu mendapat dua bagian / dua kali lipat dari anak-anak yang lain. Jadi, dalam kasus ini, karena bapa itu mempunyai dua anak, maka anak sulung mendapat 2/3 bagian, sedang anak bungsu mendapat 1/3 bagian. Jadi, ia memang seharusnya mempunyai bagian warisan, tetapi hal yang tidak baik dari anak bungsu itu adalah bahwa ia memintanya selagi ayahnya masih hidup.
b)   Setelah ayahnya menuruti permintaannya, anak bungsu itu menjual segala miliknya / warisannya, lalu pergi meninggalkan ayahnya ke negeri yang jauh, dan berfoya-foya (menghambur2kan hartanya) . Inti dari keinginannya adalah bahwa ia tidak mau hidup dikuasai / diatur ayahnya. Ia ingin bebas, sehingga bisa berfoya-foya dan mencari kesenangan sesuka hatinya.
Penerapan:
Apakah kita juga tidak ingin dikuasai / diatur oleh Allah?

B. AKIBAT PEMBOROSAN (15:14-16)
Akibat dosa anak bungsu (ay 14-16).
a)     Ia menghabiskan harta miliknya.
b)     Pada waktu ada bencana kelaparan, ia menjadi melarat / miskin. Tidak bisa membeli makanan.
c)      Ia terpaksa menjadi penjaga babi.
Perlu diingat bahwa babi adalah binatang haram bagi orang Yahudi, sehingga ini jelas adalah pekerjaan yang hina.
d)     Pada waktu ia lapar dan ingin mengisi perutnya dengan makanan babi, tidak seorangpun mau memberikannya kepadanya.
Dosa memang mula-mula menawarkan / menjanjikan dan bahkan memberikan kesenangan, tetapi pada akhirnya pasti membawa penderitaan dan kehinaan.

Penderitaan dan kehinaan akibat dosa itu bisa terjadi dalam dunia ini, misalnya:
Orang mencuri lalu masuk penjara.
        orang yang mempunyai PIL / WIL lalu keluarganya berantakan.
        orang yang mengkonsumsi obat terlarang, lalu kecanduan, sehingga menghabiskan uangnya,  dsb.

Pertobatan anak bungsu (ay 17-21).
a)   Ia merenung (ay 17), dan lalu sadar akan dosanya (ay 18-19).
Untuk bisa bertobat dari dosa, kita perlu menggunakan pikiran. Keduniawian dan dosa sering membuat kita ‘lupa diri’.
b)  Kemudian ia mengambil keputusan (ay 18-19).
Tidak ada gunanya kita sadar dosa, kalau kita tidak mau mengambil keputusan untuk meninggalkan dosa itu dan kembali kepada Tuhan!
c)  Selanjutnya ia melakukan keputusannya, dan kembali kepada bapanya (ay 20).
Ia melakukan keputusannya. Ada tindakan yang harus dilakukan. Kitab Suci jelas mengatakan bahwa kalau kita adalah orang berdosa yang mau kembali kepada Tuhan, kita harus datang kepada Yesus, yang adalah satu-satunya Penebus, Pengantara, dan jalan kepada Bapa (Yoh 14:6 1Tim 2:5).
d)   Pada akhirnya ia mengakui dosanya (ay 21).
Ia tidak mencari kambing hitam, seperti Adam yang menyalahkan Hawa, dan Hawa yang menyalahkan ular (Kej 3:12-13). Sebaliknya ia mengakui bahwa dirinya telah berdosa.
Maz 51:19 - “Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah”.

C. BAPANYA MASIH MENERIMANYA KEMBALI (15:21-24)
Penekanan utama dari perumpamaan ini adalah untuk menunjukkan sikap Allah kepada orang berdosa yang bertobat. Karena itu mari kita sekarang menyoroti sikap bapa ini.
1)   Bapa ini menunggu-nunggu.
Dari mana kita bisa melihat hal itu? Dari ay 20 yang mengatakan: “Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya. ... Ayahnya itu berlari mendapatkan dia”.
Tidak jarang orang tua marah karena kelakuan anaknya yang tidak dapat diatur, bahkan membenci anaknya, tetapi bapa dalam perumpamaan ini tidaklah demikian. Bahkan mungkin sekali sejak kepergian anak bungsunya itu, bapa ini sering melihat ke arah jalanan, sambil mengharap kembalinya anak bungsunya ini. Karena itu pada waktu anak bungsu itu masih jauh, bapa itu telah melihatnya, dan lalu lari mendapatkannya.
Ingatlah bahwa Bapa yang mencintai kita itu menunggu-nunggu kedatangan / pertobatan kita! Ia ingin kita datang / kembali kepada Dia. Maukah kita mengecewakan Dia, atau maukah kita datang / kembali kepada Dia?
2)   Bapa ini tergerak oleh belas kasihan (ay 20a).
Ia melihat keadaan anaknya, yang mungkin sekali kurus, kotor, berpakaian compang camping, dan hatinya tergerak oleh belas kasihan. Kita bersyukur karena Allah itu mempunyai belas kasihan kepada manusia berdosa. Ini menyebabkan Ia memberikan kasih karunia, yaitu hal baik yang sama sekali tidak layak kita dapatkan, kepada kita yang adalah manusia berdosa. Maz 103:8-9 - “TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak selama-lamanya Ia mendendam. Tidak dilakukanNya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalasNya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita.

3)   Bapa itu lari mendapatkan anaknya, merangkul dan mencium dia (ay 20b).
a)   Lari. Ia tidak berjalan perlahan-lahan atau menunggu anaknya yang datang kepadanya, tetapi ia lari kepada anaknya. Ini menunjukkan kerinduan yang luar biasa kepada anaknya.
b)     Merangkul dan mencium anaknya.
        padahal anaknya mungkin sekali berbau babi.
        kata Yunani yang diterjemahkan ‘mencium’mencium dengan keras / sunguh-sungguh).  Jadi bapa itu tidak mencium asal-asalan, tetapi mencium dengan sungguh-sungguh, dengan hati yang penuh kasih.
Dari semua ini jelas terlihat bahwa bapa itu:
a.   Tidak jual mahal dalam menerima anaknya kembali.
b.   Tidak memberikan persyaratan-persyaratan lebih dahulu sebelum menerima kembali anaknya.
c.   Melainkan ia menerima kembali anaknya dengan tangan terbuka, padahal anaknya ragu-ragu apakah bapanya mau menerimanya kembali atau tidak (ia minta diterima sebagai hamba, karena merasa tidak layak menjadi anak - ay 19,21).

Penerapan:
Kalau kita ragu-ragu apakah Allah mau menerima kita atau tidak, maka sadarilah bahwa semua keraguan itu datang dari Si Jahat (Iblis)! Allah pasti mau menerima semua orang yang bertobat / datang kepadaNya melalui Kristus!

Yoh 6:37 - “Semua yang diberikan Bapa kepadaKu akan datang kepadaKu, dan barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan Kubuang”.

4)   Bapa itu tidak lagi mengingat-ingat dosa anak bungsu itu.
Dalam ay 21 anak bungsu itu mengakui dosa, tetapi jawaban bapa dalam ay 22 sama sekali tidak menyinggung-nyinggung dosa anak bungsu itu. Di sinilah terletak keindahan kasih Allah! Kalau kita manusia mengampuni seseorang, kita masih mengingat kesalahan orang itu. Tetapi kalau Bapa mengampuni kesalahan kita, Ia tidak mengingat-ingatnya lagi!
Yes 43:25 - “Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu”.

5)   Bapa itu menerima anak bungsu itu sebagai anak.
Ini terlihat dari:
a)   Dalam ay 18b-19 anak itu merencanakan untuk berkata: “Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa, tetapi dalam ay 21 ia baru mengucapkan “Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. Sebelum ia mengucapkan kata-kata“jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa”, bapanya sudah memotong kata-katanya! Bapanya tidak mau mendengarkan kata-kata yang berhubungan dengan ketidaklayakan anak itu menjadi anak! Mengapa? Jelas karena ia mau menerimanya sebagai anak!
Bdk. Yoh 1:12 - “Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya”.
b)   Bapa itu memerintahkan supaya anak itu diberi jubah, cincin dan sepatu (ay 22).
1.      Bapa itu menyuruh memberi jubah yang adalah tanda kehormatan (Ester 6:8-9).
2.      Bapa itu menyuruh memberi cincin, yang merupakan pemberian otoritas (Ester 3:10 8:2).
3.      Bapa itu menyuruh memberi sepatu. Perlu diketahui bahwa seorang hamba selalu telanjang kaki!
Semua pemberian ini menunjukkan secara jelas bahwa Bapa itu menerima anak itu sebagai anak!
6)   Bapa itu mengadakan pesta (ay 23-24 bdk. Luk 15:7,10).
Kalau kita adalah orang berdosa yang belum pernah datang kepada Kristus, datanglah sekarang juga kepada Bapa melalui Yesus Kristus yang adalah satu-satunya Penebus, Juruselamat dan Pengantara antara Allah dan manusia! Dia pasti menerima kita!
Kalau kita adalah orang kristen yang sudah menjauh dari Tuhan, bertobatlah dan kembalilah kepadaNya. Ia pasti mau menerima kita!

D. ANAK SULUNG TIDAK SENANG ADIKNYA KEMBALI (Ay 26-30)
Cerita / perumpamaan ini belum selesai. Ada anak sulung yang belum dibahas. Apa yang terjadi dengan anak sulung pada waktu ia tahu bahwa bapanya mengadakan pesta untuk menyambut adiknya yang kembali?
1)   Ia menjadi marah dan tidak mau ikut pesta (ay 28).
Anak sulung ini merupakan gambaran orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang bersungut-sungut melihat para pemungut cukai dan orang berdosa datang kepada Yesus dan mendengarkan Dia (ay 1-2). Ingat bahwa untuk menangani orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat inilah Yesus lalu memberikan 3 perumpamaan berturut-turut dalam Luk 15:3-32 ini.
Penerapan:
Apakah kita adalah orang kristen seperti itu? Kalau ada seorang pelacur bertobat dan datang kepada Tuhan, apakah kita senang atau jengkel? 

2)   Ia iri hati (ay 29-30).
Anak sulung berkata: untuk anak bungsu bapanya menyembelih anak lembu tambun, sedangkan untuknya bapanya tidak pernah menyembelih seekor anak kambing sekalipun. Adalah biasa orang merasa dirinya tidak diberkati pada waktu iri hati melihat orang lain diberkati!
3)   Ia meninggikan dirinya sendiri dan menjelek-jelekkan adiknya (ay 29-30). Tindakan seperti ini memang ciri khas orang Farisi (bdk. Luk 18:11-12).
a)   Ia meninggikan dirinya sendiri (ay 29).
        Ia mengaku bertahun-tahun melayani bapanya (ay 29a).
Jadi anak sulung ini tidak melayani dengan kasih / sukacita, karena ia melayani sebagai budak / hamba!
        Ia mengaku tidak pernah melanggar perintah bapanya (ay 29b).
Orang yang bersifat orang yang merasa diri sendiri benar selalu berpikir demikian (Luk 18:11-12 Luk 18:21).
b)   Ia menjelek-jelekkan adiknya (ay 30).
        ia berkata bahwa adiknya ‘memboroskan harta kekayaan bapa’, padahal adiknya memboroskan kekayaannya sendiri.
        ‘bersama-sama dengan pelacur-pelacur’.
Sekalipun ini mungkin saja benar, tetapi juga belum tentu benar. Dari mana ia tahu bahwa adiknya melakukan itu?
4)   Ia tidak mengakui adiknya sebagai saudara / adik (ay 30).
Dalam ay 30 ia menyebut adiknya bukan dengan sebutan ‘saudaraku’ atau ‘adikku’ tetapi ‘anak bapa’!

D. Bapanya memberi pengertian kepada anak sulungnya (15:31-32)
Pertobatan membawa manusia kepada keselamatan, karena Allah menerima setiap manusia yang sungguh-sungguh bertobat dan datang kepada-Nya. Allah senantiasa menunggu anaknya untuk bertobat dan kembali kerumahnya. Seharusnya kita bersukacita ketika ada saudara kita bertobat dan kembali kepada Bapa. Sikap tidak bersukacita menunjukkan bahwa kita tidak bisa menerima saudara kita sendiri dan menolak kasih Allah. Anak sulung itu senantiasa memiliki relasi erat dengan bapa. Ia tetaplah pewaris utama. Seseorang yang relasinya dekat dengan Bapa, tak selayaknya menyimpan rasa iri, dengki, dan tak memiliki hati yang penuh kasih. Ia seharusnya meniru perilaku Bapanya yang maha pengampun dan ikut bersukacita atas kebahagiaan bapanya.

Epilog:
Bapak ibu yg dikasihi Tuhan pada malam ini kita sudah mendengarkan perumpamaantentang Anak yg Hilang. Semoga pelajaran melalui perumpamaan ini dapat mendorong kita utk lebih dekat kepada Tuhan. Amin
. Tuhan memberkati.


0 komentar:

Posting Komentar