Gereja Jemaat Kristus di Indonesia

Analityc

Rabu, 13 Juli 2016

Penyembahan yang benar

Penyembahan Yang Benar


Manusia adalah ciptaan Allah yang memiliki sifat untuk menyembah. Ia lain dari makhluk ciptaan Allah lainnya. Manusia memiliki perasaan yang sama dengan penciptaNya yaitu mengasihi dan dikasihi. Oleh sebab itu berbakti adalah sebagian dari arti kehidupan manusia. Adalah tidak mungkin bagi manusia untuk hidup dan tidak menyembah. Seperti halnya manusia perlu makan dan minum setiap hari, demikian juga di dalam hal penyembahan.
Manusia bisa menyembah objek yang benar atau juga objek yang salah, meski pun demikian manusia tetap akan menyembah. Berbakti yang benar tergantung kepada pilihan manusia itu sendiri berdasarkan pengetahuan yang ia miliki sesuai dengan kehendak Tuhan.
Ada beberapa macam sikap penyembahan yang disebutkan dalam Alkitab dan kita harus melakukan dengan cara yang benar.
Macam-macam sikap berbakti dalam Alkitab antara lain:
Berbakti dalam kebodohan, Kisah 17:22-23. Apakah yang dimaksud dengan berbakti yang seperti ini? Mereka berbakti kepada Allah yang mereka tidak kenal. Meskipun ibadah ini dilakukan dengan sungguh-sungguh akan tetapi tidak ada objek yang dituju, maka itu akan menjadi sia-sia saja, tidak ada yang mendengarkan dan menjawab ibadah itu. Meskipun demikian ada sebagian orang yang melakukan ibadah yang seperti ini.
Berbakti yang menuruti keinginan sendiri, Kolose 2:23; Roma 16:17.
Apakah maksudnya? Allah telah mengatur bagaimana cara untuk beribadah kepadaNya tetapi manusia tidak tunduk kepada peraturan-peraturan Allah. Manusia berusaha untuk mengganti peraturan itu dengan caranya sendiri supaya kelihatan lebih khidmat, lebih menarik, lebih ramai, dan lain-lain. Meskipun ini dilakukan dengan sungguh-sungguh, bagi Allah penyembahan yang demikian tetap tidak berkenan kepadaNya.
Kebaktian yang menyukakan manusia, Matius 15:9
Tuhan Yesus menegur orang-orang Israel dalam hal peribadatan dimana mereka lebih mementingkan penampilan lahiriah, apa yang dilihat oleh manusia, untuk menyenangkan manusia, tidak sepenuhnya melakukan perintah Tuhan, asalkan tidak ditolak oleh manusia. Kebaktian ini sama seperti dilakukan oleh orang-orang Farisi yaitu peribadatan yang dilandasi kemunafikan.
Menuruti tradisi, Yohanes 4:20.
Peribadatan ini tidak dilandasi atas iman kepada perintah-perintah Tuhan dalam peribadatan tetapi lebih kepada mengikuti agama orang-orang tua kita yaitu kalau orang tua kita menyembah Tuhan, maka anak harus menyembah Tuhan, kalau orang tua menyembah berhala, maka anak pun akan menyembah berhala. Dalam contoh ayat di atas tentang perempuan Samaria, yang menyembah di atas gunung oleh karena nenek moyangnya menyembah di atas gunung. Penyembahan ini tidak berkenan kepada Allah sebab menyembah Allah harus dari keyakinan dan iman masing-masing individu yang sesuai dengan perintah Tuhan.
Dalam Roh dan Kebenaran, Yohanes 4:23-24.
Inilah peribadatan yang dikehendaki Allah yaitu orangn yang menyembah harus dalam Roh, maksudnya bersungguh-sungguh, tidak ada kepura-puraan atau kemunafikan, dalam kebenaran, Yohanes 17:17. Kebenaran adalah Firman Allah, maka peribadatan yang berkenan kepada Allah yaitu bersungguh-sungguh dengan hati yang tulus ingin berbakti serta disertai kebenaran FirmanNya bagaimana berbakti yang benar, maka peribadatan itu akan diterima oleh Allah.
Bagaimanakah keadaan yang benar dan penyembahan yang diterima menurut Yohanes 4:23-24 itu? Ada 3 hal yang sangat perlu untuk dipertimbangkan:
Pertama:
Di dalam berbakti yang benar, objek yang harus kita tuju adalah Allah, sebab hanya Allah saja yang patut disembah. Ia mendengar segala permohonan kita dan Allah juga bersedia untu menjawab segala permohonan kita.
Kedua:
Di dalam motif yang benar yaitu di dalam Roh. Dalam berbakti bukan saja kita membawa tubuh kita untuk hadir dalam berbakti tetapi yang lebih utama ialah bagaimana roh kita (kesungguhan hati) di dalam kebaktian. Banyak orang yang hadir dalam berbakti, duduk bernyanyi, mendengarkan firman Tuhan tetapi hati dan pikirannya tidak tertuju pada saat berbakti melainkan pikirannya berada di tempat lain. Inilah yang disebut berbakti tidak di dalam Roh dan banyak orang Kristen yang melakukan kebaktian seperti ini.
Ketiga:
Di dalam cara yang benar yaitu di dalam kebenaran. Apakah kebenaran? Firman Allah adalah kebenaran (Yoh 17:17). Maka jika kita ingin berbakti dengan cara yang benar sesuai dengan keinginan Allah, tentu saja tidak ada cara lain, selain menurut petunjuk Firman Allah karena di dalamnya memberi petunjuk cara-cara berbakti sesuai dengan keinginan Allah.


0 komentar:

Posting Komentar