Judul:
Perumpamaan Tentang Anak Yang Hilang
Teks: Lukas
15:11-32
Prolog:
Shalom selamat malam saudara pendengar dimana
pun Anda berada, bersama saya Ev. Anton; selama 30 menit ke depan kita akan
mendengarkan renungan firman Tuhan mengenai perumpamaan tentang Anak Yang
Hilang (Lukas 15:11-32). Mari kita mendengarkan isi dari perumpamaan tersebut,
yang saya baca di dalam Alkitab terjemahan baru...
11Yesusberkatalagi:"Adaseorangmempunyaiduaanaklaki-laki.
12Katayangbungsukepadaayahnya:Bapa,berikanlahkepadakubagianhartamilikkitayangmenjadihakku.Laluayahnyamembagi-bagikanhartakekayaanitudiantaramereka.
13Beberapaharikemudiananakbungsuitumenjualseluruhbagiannyaitulalupergikenegeriyangjauh.Disanaiamemboroskanhartamiliknyaitudenganhidupberfoya-foya.
14Setelahdihabiskannyasemuanya,timbullahbencanakelaparandidalamnegeriitudaniapunmulaimelarat.
15Laluiapergidanbekerjapadaseorangmajikandinegeriitu.Orangitumenyuruhnyakeladanguntukmenjagababinya.
16Laluiainginmengisiperutnyadenganampasyangmenjadimakananbabiitu,tetapitidakseorangpunyangmemberikannyakepadanya.
17Laluiamenyadarikeadaannya,katanya:Betapabanyaknyaorangupahanbapakuyangberlimpah-limpahmakanannya,tetapiakudisinimatikelaparan.
18Akuakanbangkitdanpergikepadabapakudanberkatakepadanya:Bapa,akutelahberdosaterhadapsorgadanterhadapbapa,
19akutidaklayaklagidisebutkananakbapa;jadikanlahakusebagaisalahseorangupahanbapa.
20Makabangkitlahiadanpergikepadabapanya.Ketikaiamasihjauh,ayahnyatelahmelihatnya,lalutergeraklahhatinyaolehbelaskasihan.Ayahnyaituberlarimendapatkandialalumerangkuldanmenciumdia.
21Kataanakitukepadanya:Bapa,akutelahberdosaterhadapsorgadanterhadapbapa,akutidaklayaklagidisebutkananakbapa.
22Tetapiayahituberkatakepadahamba-hambanya:Lekaslahbawakemarijubahyangterbaik,pakaikanlahitukepadanyadankenakanlahcincinpadajarinyadansepatupadakakinya.
23Danambillahanaklembutambunitu,sembelihlahdiadanmarilahkitamakandanbersukacita.
24Sebabanakkuinitelahmatidanmenjadihidupkembali,iatelahhilangdandidapatkembali.Makamulailahmerekabersukaria.
25Tetapianaknyayangsulungberadadiladangdanketikaiapulangdandekatkerumah,iamendengarbunyiserulingdannyanyiantari-tarian.
26Laluiamemanggilsalahseoranghambadanbertanyakepadanyaapaartisemuanyaitu.
27Jawabhambaitu:Adikmutelahkembalidanayahmutelahmenyembelihanaklembutambun,karenaiamendapatnyakembalidengansehat.
28Makamarahlahanaksulungitudaniatidakmaumasuk.Laluayahnyakeluardanberbicaradengandia.
29Tetapiiamenjawabayahnya,katanya:Telahbertahun-tahunakumelayanibapadanbelumpernahakumelanggarperintahbapa,tetapikepadakubelumpernahbapamemberikanseekoranakkambinguntukbersukacitadengansahabat-sahabatku.
30Tetapibarusajadatanganakbapayangtelahmemboroskanhartakekayaanbapabersama-samadenganpelacur-pelacur,makabapamenyembelihanaklembutambunituuntukdia.
31Kataayahnyakepadanya:Anakku,engkauselalubersama-samadenganaku,dansegalakepunyaankuadalahkepunyaanmu.
32Kitapatutbersukacitadanbergembirakarenaadikmutelahmatidanmenjadihidupkembali,iatelahhilangdandidapatkembali."
Renungan:
Yesusmemulaiperumpamaandengankisahseorangayahyangmemilikiduaanaklaki-laki(anaksulungdanbungsu).
A. ANAK BUNGSU MEMINTA
HARTA WARISAN YANG MENJADI HAKNYA (15:11-13)
Pelajaran:
Anak bungsu ini menggambarkan orang berdosa.
1) Dosa anak bungsu.
a) Minta bagian harta / warisan selagi ayahnya masih hidup (ay
12).
Hukum Yahudi mengharuskan orang tua mewariskan kekayaannya kepada
anak-anaknya. Anak sulung selalu mendapat dua bagian / dua kali lipat dari
anak-anak yang lain. Jadi, dalam kasus ini, karena bapa itu mempunyai dua anak,
maka anak sulung mendapat 2/3 bagian, sedang anak bungsu mendapat 1/3 bagian.
Jadi, ia memang seharusnya mempunyai bagian warisan, tetapi hal yang tidak baik
dari anak bungsu itu adalah bahwa ia memintanya selagi ayahnya masih hidup.
b) Setelah ayahnya menuruti permintaannya,
anak bungsu itu menjual segala miliknya / warisannya, lalu pergi meninggalkan
ayahnya ke negeri yang jauh, dan berfoya-foya (menghambur2kan hartanya) . Inti
dari keinginannya adalah bahwa ia tidak mau hidup dikuasai / diatur ayahnya. Ia
ingin bebas, sehingga bisa berfoya-foya dan mencari kesenangan sesuka hatinya.
Penerapan:
Apakah kita juga tidak ingin dikuasai / diatur oleh Allah?
B. AKIBAT PEMBOROSAN
(15:14-16)
Akibat dosa anak bungsu (ay 14-16).
a) Ia menghabiskan harta
miliknya.
b) Pada waktu ada bencana
kelaparan, ia menjadi melarat / miskin. Tidak bisa membeli makanan.
c) Ia terpaksa
menjadi penjaga babi.
Perlu diingat bahwa babi adalah binatang haram bagi orang Yahudi, sehingga
ini jelas adalah pekerjaan yang hina.
d) Pada waktu ia lapar
dan ingin mengisi perutnya dengan makanan babi, tidak seorangpun mau
memberikannya kepadanya.
Dosa memang mula-mula menawarkan / menjanjikan dan bahkan memberikan
kesenangan, tetapi pada akhirnya pasti membawa penderitaan dan kehinaan.
Penderitaan dan kehinaan akibat dosa itu bisa terjadi dalam dunia ini,
misalnya:
Orang mencuri lalu masuk penjara.
orang
yang mempunyai PIL / WIL lalu keluarganya berantakan.
orang
yang mengkonsumsi obat terlarang, lalu kecanduan, sehingga menghabiskan uangnya, dsb.
Pertobatan anak bungsu (ay 17-21).
a) Ia merenung (ay 17), dan lalu sadar akan dosanya (ay 18-19).
Untuk bisa bertobat dari dosa, kita perlu menggunakan pikiran. Keduniawian
dan dosa sering membuat kita ‘lupa diri’.
b) Kemudian ia mengambil keputusan (ay 18-19).
Tidak ada gunanya kita sadar dosa, kalau kita tidak mau mengambil keputusan
untuk meninggalkan dosa itu dan kembali kepada Tuhan!
c) Selanjutnya ia melakukan keputusannya, dan kembali kepada
bapanya (ay 20).
Ia melakukan keputusannya. Ada tindakan yang harus dilakukan. Kitab Suci
jelas mengatakan bahwa kalau kita adalah orang berdosa yang mau kembali kepada
Tuhan, kita harus datang kepada Yesus, yang adalah satu-satunya Penebus,
Pengantara, dan jalan kepada Bapa (Yoh 14:6 1Tim 2:5).
d) Pada akhirnya ia mengakui dosanya (ay 21).
Ia tidak mencari kambing hitam, seperti Adam yang menyalahkan Hawa, dan
Hawa yang menyalahkan ular (Kej 3:12-13). Sebaliknya ia mengakui bahwa dirinya
telah berdosa.
Maz 51:19 - “Korban
sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak
akan Kaupandang hina, ya Allah”.
C. BAPANYA MASIH
MENERIMANYA KEMBALI (15:21-24)
Penekanan utama dari perumpamaan ini adalah untuk menunjukkan sikap Allah
kepada orang berdosa yang bertobat. Karena itu mari kita sekarang menyoroti
sikap bapa ini.
1) Bapa ini menunggu-nunggu.
Dari mana kita bisa melihat hal itu? Dari ay 20 yang mengatakan: “Ketika
ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya. ... Ayahnya itu berlari mendapatkan
dia”.
Tidak jarang orang tua marah karena kelakuan anaknya yang tidak dapat
diatur, bahkan membenci anaknya, tetapi bapa dalam perumpamaan ini tidaklah
demikian. Bahkan mungkin sekali sejak kepergian anak bungsunya itu, bapa ini
sering melihat ke arah jalanan, sambil mengharap kembalinya anak bungsunya ini.
Karena itu pada waktu anak bungsu itu masih jauh, bapa itu telah melihatnya,
dan lalu lari mendapatkannya.
Ingatlah bahwa Bapa yang mencintai kita
itu menunggu-nunggu kedatangan / pertobatan kita! Ia ingin kita datang / kembali
kepada Dia. Maukah kita mengecewakan Dia, atau maukah kita datang / kembali
kepada Dia?
2) Bapa ini tergerak oleh belas kasihan (ay 20a).
Ia melihat keadaan anaknya, yang mungkin sekali kurus, kotor, berpakaian
compang camping, dan hatinya tergerak oleh belas kasihan. Kita bersyukur karena
Allah itu mempunyai belas kasihan kepada manusia berdosa. Ini menyebabkan Ia
memberikan kasih karunia, yaitu hal baik yang sama sekali tidak layak kita
dapatkan, kepada kita yang adalah manusia berdosa. Maz 103:8-9 - “TUHAN
adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak
selalu Ia menuntut, dan tidak selama-lamanya Ia mendendam. Tidak
dilakukanNya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalasNya kepada
kita setimpal dengan kesalahan kita”.
3) Bapa itu lari mendapatkan anaknya,
merangkul dan mencium dia (ay 20b).
a) Lari. Ia tidak berjalan perlahan-lahan
atau menunggu anaknya yang datang kepadanya, tetapi ia lari kepada anaknya. Ini
menunjukkan kerinduan yang luar biasa kepada anaknya.
b) Merangkul dan mencium
anaknya.
padahal
anaknya mungkin sekali berbau babi.
kata
Yunani yang diterjemahkan ‘mencium’mencium dengan keras /
sunguh-sungguh). Jadi bapa itu tidak
mencium asal-asalan, tetapi mencium dengan sungguh-sungguh, dengan hati yang
penuh kasih.
Dari semua ini jelas terlihat bahwa bapa itu:
a. Tidak jual mahal dalam menerima anaknya kembali.
b. Tidak memberikan
persyaratan-persyaratan lebih dahulu sebelum menerima kembali anaknya.
c. Melainkan ia menerima kembali anaknya
dengan tangan terbuka, padahal anaknya ragu-ragu apakah bapanya mau menerimanya
kembali atau tidak (ia minta diterima sebagai hamba, karena merasa tidak layak
menjadi anak - ay 19,21).
Penerapan:
Kalau kita ragu-ragu apakah Allah mau
menerima kita atau tidak, maka sadarilah bahwa semua keraguan itu datang dari
Si Jahat (Iblis)! Allah pasti mau menerima semua orang yang bertobat / datang
kepadaNya melalui Kristus!
Yoh 6:37 - “Semua yang diberikan Bapa kepadaKu akan datang
kepadaKu, dan barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan Kubuang”.
4) Bapa itu tidak lagi mengingat-ingat dosa anak bungsu itu.
Dalam ay 21 anak bungsu itu mengakui dosa, tetapi jawaban bapa dalam ay 22
sama sekali tidak menyinggung-nyinggung dosa anak bungsu itu. Di sinilah
terletak keindahan kasih Allah! Kalau kita manusia mengampuni seseorang, kita
masih mengingat kesalahan orang itu. Tetapi kalau Bapa mengampuni kesalahan
kita, Ia tidak mengingat-ingatnya lagi!
Yes 43:25 - “Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu
oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu”.
5) Bapa itu menerima anak bungsu itu sebagai anak.
Ini terlihat dari:
a) Dalam ay 18b-19 anak itu merencanakan untuk
berkata: “Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap
bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai
salah seorang upahan bapa”, tetapi dalam ay 21 ia baru
mengucapkan “Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap
bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa”. Sebelum ia
mengucapkan kata-kata“jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa”,
bapanya sudah memotong kata-katanya! Bapanya tidak mau mendengarkan kata-kata
yang berhubungan dengan ketidaklayakan anak itu menjadi anak! Mengapa? Jelas
karena ia mau menerimanya sebagai anak!
Bdk. Yoh 1:12 - “Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya
kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya”.
b) Bapa itu memerintahkan supaya anak itu
diberi jubah, cincin dan sepatu (ay 22).
1. Bapa itu
menyuruh memberi jubah yang adalah tanda kehormatan (Ester 6:8-9).
2. Bapa itu
menyuruh memberi cincin, yang merupakan pemberian otoritas (Ester 3:10 8:2).
3. Bapa itu
menyuruh memberi sepatu. Perlu diketahui bahwa seorang hamba selalu telanjang
kaki!
Semua pemberian ini menunjukkan secara jelas bahwa Bapa itu menerima anak
itu sebagai anak!
6) Bapa itu mengadakan pesta (ay 23-24 bdk. Luk 15:7,10).
Kalau kita adalah orang berdosa yang belum pernah datang kepada Kristus,
datanglah sekarang juga kepada Bapa melalui Yesus Kristus yang adalah
satu-satunya Penebus, Juruselamat dan Pengantara antara Allah dan manusia! Dia
pasti menerima kita!
Kalau kita adalah orang kristen yang sudah menjauh dari Tuhan, bertobatlah
dan kembalilah kepadaNya. Ia pasti mau menerima kita!
D. ANAK SULUNG TIDAK SENANG
ADIKNYA KEMBALI (Ay 26-30)
Cerita / perumpamaan ini belum selesai.
Ada anak sulung yang belum dibahas. Apa yang terjadi dengan anak sulung pada
waktu ia tahu bahwa bapanya mengadakan pesta untuk menyambut adiknya yang
kembali?
1) Ia menjadi marah dan tidak mau ikut pesta (ay 28).
Anak sulung ini merupakan gambaran orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat
yang bersungut-sungut melihat para pemungut cukai dan orang berdosa datang
kepada Yesus dan mendengarkan Dia (ay 1-2). Ingat bahwa untuk menangani
orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat inilah Yesus lalu memberikan 3
perumpamaan berturut-turut dalam Luk 15:3-32 ini.
Penerapan:
Apakah kita adalah orang kristen seperti itu? Kalau ada seorang pelacur
bertobat dan datang kepada Tuhan, apakah kita senang atau jengkel?
2) Ia iri hati (ay 29-30).
Anak sulung berkata: untuk anak bungsu bapanya menyembelih anak lembu
tambun, sedangkan untuknya bapanya tidak pernah menyembelih seekor anak kambing
sekalipun. Adalah biasa orang merasa dirinya tidak diberkati pada waktu iri
hati melihat orang lain diberkati!
3) Ia meninggikan dirinya sendiri dan
menjelek-jelekkan adiknya (ay 29-30). Tindakan seperti ini memang ciri khas
orang Farisi (bdk. Luk 18:11-12).
a) Ia meninggikan dirinya sendiri (ay 29).
Ia
mengaku bertahun-tahun melayani bapanya (ay 29a).
Jadi anak sulung ini tidak melayani dengan kasih / sukacita, karena ia
melayani sebagai budak / hamba!
Ia
mengaku tidak pernah melanggar perintah bapanya (ay 29b).
Orang yang bersifat orang yang merasa diri sendiri benar selalu
berpikir demikian (Luk 18:11-12 Luk 18:21).
b) Ia menjelek-jelekkan adiknya (ay 30).
ia
berkata bahwa adiknya ‘memboroskan harta kekayaan bapa’, padahal adiknya
memboroskan kekayaannya sendiri.
‘bersama-sama
dengan pelacur-pelacur’.
Sekalipun ini mungkin saja benar, tetapi juga belum tentu benar. Dari mana
ia tahu bahwa adiknya melakukan itu?
4) Ia tidak mengakui adiknya sebagai saudara / adik (ay 30).
Dalam ay 30 ia menyebut adiknya bukan dengan sebutan ‘saudaraku’ atau
‘adikku’ tetapi ‘anak bapa’!
D. Bapanya memberi pengertian kepada anak sulungnya (15:31-32)
Pertobatan membawa manusia kepada
keselamatan, karena Allah menerima setiap manusia yang sungguh-sungguh bertobat
dan datang kepada-Nya. Allah senantiasa menunggu anaknya untuk bertobat dan
kembali kerumahnya. Seharusnya kita bersukacita ketika ada saudara kita
bertobat dan kembali kepada Bapa. Sikap tidak bersukacita menunjukkan bahwa
kita tidak bisa menerima saudara kita sendiri dan menolak kasih Allah. Anak
sulung itu senantiasa memiliki relasi erat dengan bapa. Ia tetaplah pewaris
utama. Seseorang yang relasinya dekat dengan Bapa, tak selayaknya menyimpan
rasa iri, dengki, dan tak memiliki hati yang penuh kasih. Ia seharusnya meniru
perilaku Bapanya yang maha pengampun dan ikut bersukacita atas kebahagiaan
bapanya.
Epilog:
Bapak ibu yg dikasihi Tuhan pada malam
ini kita sudah mendengarkan perumpamaantentang Anak yg Hilang. Semoga pelajaran
melalui perumpamaan ini dapat mendorong kita utk lebih dekat kepada Tuhan. Amin
. Tuhan memberkati.